14

1.2K 194 13
                                    

"Itu salah dia sendiri kan, bila tidak bisa menyeimbangi kekuatanku"

"Ototou, dia masih anak-anak"

"Anak-anak?! Apa maksudmu? Dia lebih tua dariku kan? Memangnya apa yang dia lakukan selama ini?"

"Ugh Kashi, aku benar-benar tidak ingin bertengkar denganmu"

"Tidak ada yang mengajakmu bertengkar, aku hanya tidak tau kenapa kau membelanya Nii-san"

"Aku sama sekali tidak membela Megumi. Aku hanya mengatakan kau terlalu keras padanya"

"'Terlalu keras padanya'? Aku bahkan tidak menggunakan jutsu apapun pada Megumi. Dan kau bilang aku terlalu keras padanya?"

"Kakash–"

"Kau tahu kan, aku telah di kirim ke medan perang saat aku jauh lebih muda dari Megumi–" Satoru menatap Kakashi tidak percaya bahwa adiknya itu membandingkan kedua hidupnya saat mereka berdebat tentang Megumi.

"–lagi pula siapa itu Megumi? Kenapa aku tidak pernah mendengar tentang dirinya dari ceritamu selama ini? Apa dia penggantiku saat kau mengirimku ke luar negeri?"

Satoru benar-benar dibuat bingung sekarang. Selama dirinya bersama Kakashi, dia tidak pernah melihat adiknya itu kehilangan kendali akan emosinya. Kakashi yang bersamanya selama ini selalu tenang, jadi tidak salah bila Satoru sekarang mulai panik. Menerka-nerka apa yang ada di pikiran adiknya itu.

"Yah, aku pikir juga begitu" ujar Kakashi lirih saat tidak mendapatkan jawaban apapun dari kakaknya. Kakashi berjalan meninggalkan Satoru dan tidak menyahut panggilan dari kakaknya.

"Sial, perasaan apa ini sebenarnya? Kenapa rasanya sakit? Aku tidak sedang iri dengan Megumi kan?... Dasar kakak bodoh" pikir Kakashi sambil menendang kerikil kecil yang menghalangi jalannya.

Kakashi berjalan tanpa arah kemana kakinya itu menuntunnya. Dirinya akhirnya memutuskan duduk di salah satu bangku di sekitar taman. Taman bermain anak-anak yang saat itu cukup sepi dari pengunjung.

Mata Kakashi terpaku pada ayunan yang bergerak karena tiupan angin, kemudian dia alihkan pandangan itu pada lonceng yang ada di atas telapak tangannya.

"Minato-sensei... Aku tidak mengerti. Sepertinya aku memang bukan guru yang baik" Kakashi menghela nafas panjang, dia bahkan ingat bila tidak memberikan batasan apapun pada Megumi untuk mendapatkan lonceng tersebut. Tetapi Kakashi benar-benar kecewa saat Megumi tidak memanggil kedua shikigami miliknya itu untuk membantunya. Sekarang malah seolah dirinya adalah orang yang jahat di mata Satoru. Dan di mata Megumi dia yakin jika dirinya sudah mendapatkan julukan 'Pembuli', meskipun Kakashi tidak peduli tentang itu.

"Ugh!! sejak kapan aku jadi idiot yang suka emosi seperti ini. Ini kan pekerjaan Naruto" Mengacak rambutnya menjadi lebih berantakan, Kakashi merasa sangat kesal. Bahkan tes yang dia lakukan pada Naruto, Sasuke, dan Sakura jauh lebih buruk lagi dari ini dan perlu catatan bahwa saat itu Kakashi dengan senang hati mengerjai ketiga muridnya itu.

"Jarang sekali aku melihatmu sendiri dengan wajah seperti itu, Kakashi"

Tangan Kakashi dengan cepat menggenggam erat lonceng yang ada di telapak tangannya dan menutup matanya rapat-rapat mencoba merapikan kembali emosinya yang bergejolak. Tanpa berbalik badan menatap sumber suara itu, Kakashi sudah tau siapa lawan bicaranya.

"Geto Suguru"

Sumber suara itu tertawa. "Tajam seperti biasanya, kau ini. Walaupun kali ini aku melihat beberapa celah di pertahanan mu. Sedang ada masalah dengan Satoru?"

"Bukan urusanmu... Apa mau mu menemui ku seperti ini?" Kakashi masih enggan menatap Suguru meskipun sudah kembali membuka matanya.

"Aku anggap itu jawaban iya. Kalau untuk alasan menemui mu, ada banyak tapi aku tidak ingin mengatakannya... Dari sikapmu yang dingin seperti ini, aku tau Satoru bercerita banyak tentangku kan?" Suguru berhenti berjalan saat dia sudah berada di hadapannya Kakashi.

Red Blood Under The Blue Sky [Kakashi x Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang