7

1.9K 269 36
                                    

Kakashi yakin dirinya diculik oleh satu makhluk aneh dan dua pelayannya. Dirinya tiba-tiba teringat sinetron yang sering dilihat Ibunya dan ingin menangis, toh tidak akan ada yang menyalahkannya jika dia menangis. Kakashi masih 7 tahun.

Anak anjing kutukannya telah di ambil oleh salah satu pelayan beruang kutub dan dimasukkan pada bola kecil seperti kartun Pokemon yang Ibunya paksa untuk di tonton setiap pagi. Tangan dan kaki Kakashi terikat kuat dan makhluk mengerikan ini menggendongnya di pundak seperti kantung beras. Andai dirinya bisa ber-teleportasi dia pasti akan langsung berada di rumah mengunci rapat-rapat pintu dan jendelanya.

Kakashi benar-benar ingin menangis.

Dirinya belum sempat mengucapkan selamat tinggal pada ibunya dan nenek Koharu.

Mereka berjalan menuju markas persembunyian dengan perlahan, menikmati suasana setelah hujan mulai reda. Kakashi merasa sedikit pening karena posisi kepalanya lebih rendah dari badannya.

Sesampainya di markas, remaja berambut putih itu menurunkan Kakashi lalu memberinya handuk dan sepasang pakaian. Kakashi hanya memandangi pemberiannya dengan tatapan kosong, sebelum akhirnya laki-laki berambut hitam menggandengnya menuju kamar mandi.

Dengan cepat Kakashi mengeringkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya, saat akan keluar dirinya tersadar kalau mereka tidak memberinya masker. Jika Kakashi menggunakan masker basahnya hidungnya akan terasa dingin dan mungkin keesokan harinya dia akan terkena flu.

Kakashi akhirnya keluar dari kamar mandi tanpa menggunakan maskernya dan ketiga penculik itu membuat dirinya duduk di sofa. Rona merah nampak di kedua pipi beruang kutub, pandangannya tak lepas dari Kakashi. Pelayanan perempuan tersenyum bahagia dan pelayanan laki-laki melihatnya dengan dingin.

"Kau manis sekali!" Seru beruang kutub. Kakashi berusaha untuk tidak menggeliat di tempat duduknya karena tidak nyaman dengan perlakuan mereka. Hidungnya mulai terasa gatal dengan berbagai aroma makanan yang masuk secara bersamaan. Terutama bau makanan manis yang sangat tidak ia sukai.

"Namaku Gojo Satoru, otouto" mendengarnya membuat tubuh Kakashi menegang. Dia tidak menyangka jika laki-laki yang ditemuinya di hutan lebih dari setengah tahun lalu tidak berbohong padanya. Dilihatnya remaja itu dari atas ke bawah, karena dirinya masih tidak percaya jika memiliki seorang kakak.

"Siapa namamu?"

"Sukea" wajah laki-laki di hadapannya langsung kusut. Tangannya dia silangkan di depan dada.

"Kau berbohong padaku~"

"Kau pikir aku akan jujur pada orang yang menculikku" ujar Kakashi menantang. Alisnya sedikit berkedut karena kelakuan remaja dengan sifat kekanak-kanakannya itu.

"Tapi kau kan adikku" balas Satoru tak mau kalah.

"Kau mengaku kakakku tapi tidak tahu namaku, lagi pula kita sama sekali tidak mirip!" pernyataannya yang terakhir membuat semua pandangan tertuju pada Kakashi.

"Baiklah bocah sekarang aku yang bertanya siapa namamu? Ngomong-ngomong aku bukan kakakmu jadi aku tak tau siapa kau" Shoko mencoba menyelesaikan masalah.

"Aku bahkan tidak tau namamu, lagi pula aku tidak memaksamu untuk memberitahuku" perempuan itu menghela nafasnya.

"Ieiri Shoko, sekarang giliranmu bocah"

"... Kembali ke jawaban yang kuberikan sebelumnya 'Kau pikir aku akan jujur pada orang yang menculikku'" Shoko mengerang

"Satoru, bocah sok pintar ini bukan adikmu" ujar baggy pants dengan singgungan senyumnya.

"Ahh jangan berkata begitu Suguru~"

Kakashi memutar bola matanya bosan dengan kelakuan remaja-remaja di hadapannya.

Red Blood Under The Blue Sky [Kakashi x Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang