8

1.9K 238 49
                                    

"S-semua... Semua orang yang bilang dia akan selalu bersamaku, berbohong padaku. Apa aku bisa mempercayaimu Nii-san?"

Satoru menggandeng erat tangan Kakashi untuk menenangkan dirinya dan juga memberi rasa aman pada adiknya. Pertanyaan itu terngiang dan Satoru sangat bersyukur dia bisa hidup kembali setelah ditikam jantungnya oleh Toji. Sekarang Satoru tidak ingin mencoba mengetes kemampuannya untuk bisa hidup kembali.

Kedua kakak beradik itu akhirnya tiba di ujung hutan dimana lahan pertanian nampak membentang luas.

"Bagaimana aku akan menjelaskan semuanya pada ibu?"

"Ah benar juga, kau kabur dari rumah"

"Hmm"

Mereka berdua terdiam sambil menatap rumah Kakashi yang sudah berjarak kurang dari 100 meter.

"Kau gugup, tanganmu berkeringat dan cengkraman mu lebih kuat. Detak jantungmu meningkat per-menit nya" Satoru membuka mulutnya namun Kakashi lebih dulu melanjutkan kata-katanya. "Jangan coba menyangkalnya dengan mengatakan 'aku yang terkuat' atau semacamnya. Aku juga tahu rahasiamu dan beban yang kau tanggung karena ekspektasi mereka yang besar terhadapmu" Mulut Satoru tertutup rapat kembali.

"Mouu~ aku yang seharusnya menjadi kakakmu, kenapa kau malah menasehati ku"

"Maa, untuk pengalaman mungkin aku masih unggul darimu. Dunia ini terlalu tenang dibandingkan milikku dulu, yang selalu berperang..."

"Ne, aku ada permen coklat!" Seru Satoru yang melihat Kakashi mulai hanyut kembali dalam kesedihannya.

Kakashi lalu menatap Satoru dan senyum tipis terukir di balik maskernya. "Kau masih ingatkan aku tidak suka makanan manis"

"Kau bercanda?! Bahkan coklat sekalipun?" Satoru berteriak tidak percaya pada adiknya dengan tatapan ketakutan.

"Nope"

"Ah benar-benar menyedihkan kau ini" Kakashi memutar bola matanya dengan komentar kakaknya.

"... Setiap kali menjalankan misi, aku tak pernah berharap bisa kembali ke rumah" gumam Kakashi yang di tangkap oleh telinga tajam Satoru. "Heh, tapi lihatlah aku yang terakhir berdiri, pulang ke rumah sendiri—"

"Bersamaku" ujar Satoru tegas, sambil menunjukkan tangan mereka berdua yang saling bertaut di depan Kakashi dengan perilaku hiperaktif-nya. Satoru yang sudah lebih mengerti Kakashi akan diam jika adiknya berbicara tentang masa lalunya tapi dia akan memotong jika perkataan dan ceritanya mulai absurd. Satoru akan mendengarkan setiap cerita Kakashi tapi bila itu sudah menyangkut sifat self hate adiknya, dirinya langsung berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Hmm" Senyum lagi-lagi muncul di bibir Kakashi yang tertutup masker. "...Menurutku, kau kakak yang lumayan"

"Hanya LUMAYAN?!! Kau bandingkan aku dengan siapa hah?!" Satoru berteriak protes dan di tinggal oleh adiknya yang berjalan semakin dekat ke rumahnya.

"Minato-sensei"  batin Kakashi teringat dengan figur ayah dan kakak yang ideal yang selalu menjaganya agar tidak mati dalam misinya saat berada di ANBU. Kalau teringat tentang Yondaime Hokage, Kakashi sungguh menyesal menolak surat adopsi darinya dan Kushina-nee. Dengan segera di hapus lah pemikirannya itu.

Sekarang Kakashi seperti mendapat hobi baru yaitu mengusap ego Satoru yang berlebih. "AKU AKAN MENJADI YANG TERBAIK! Dengarkan itu, Ototou"

"Namaku Maito Gai! Aku akan menjadi yang terkuat dari yang lainnya!"

Senyum semakin mengembang. Kakashi tidak akan mencoba memungkirinya kalau Satoru akan berhasil suatu saat nanti, seperti sahabatnya yang selalu memakai spandek hijau dengan potongan rambut seperti mangkuk— Maito Gai.

Red Blood Under The Blue Sky [Kakashi x Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang