Red Blood Under The Blue Sky [Kakashi x Jujutsu Kaisen]

22

Peringatan: Jangan di tiru adegan yang ada di sini! (Pembunuhan, Takhayul, Mabuk, Manipulasi, dsb) Sayangilah jiwa-raga kalian dan percayalah pada Tuhan YME. Aku kasih rate M chapter ini!

Flashback (sekitar 13 tahun lalu)

Gemerlap malam kota Tokyo mampu menutupi rahasia gelap yang di sembunyikan rapat-rapat oleh beberapa petinggi sihir di Jepang. Sinar terang dari gedung-gedung bertingkat sekalipun tidak mampu mengapai sudut kota yang keberadaannya mulai terabaikan. Gojo Kazuhiro seorang laki-laki yang memiliki tubuh jangkung dan badannya yang besar itu sedang menikmati malam jauh dari keluarga yang dimilikinya.

"Kazo, berhentilah minum racun itu" ujar suara itu saat dirinya menemukan teman sekaligus seniornya sedang mabuk di sebuah bar. Tempat itu bukanlah tempat yang mewah, sehingga tidak ada orang yang menduga jika laki-laki yang dipanggil Kazo itu sedang berada di sana.

Alunan musik jazz yang dibawakan oleh empat orang pemusik di panggung kecil pojok bar menghiasi suasana malam para penggunjungnya, walaupun kebanyakan dari mereka tidak mempedulikan para pemusik itu. Kazo salah satunya, pikiran laki-laki itu dipenuhi oleh hal-hal yang membuatnya kesal hari ini.

"Ah ternyata kau, Jin. Tak biasanya kau meninggalkan putramu malam-malam begini hanya untuk menceramahi ku" suara itu menjawab sambil mengangkat gelas minumannya ke arah Itadori Jin. Rona merah di pipinya telah menyebar hingga telinganya yang menandakan bahwa Kazo telah mabuk berat.

Jin menggelengkan kepalanya dan duduk di samping Kazuhiko Gojo atau yang sering ia panggil dengan Kazo itu. Kazuhiko adalah kepala klan Gojo yang cukup di hormati di kalangan para penyihir Tokyo. Statusnya semakin naik dengan kelahiran putranya Satoru yang memiliki kekuatan unik Six Eyes dan Limitless miliknya.

"Aku tidak suka mabuk Kazo"

Mereka berdua duduk terdiam selama beberapa saat sebelum Kazo memutuskan untuk memecah keheningan itu.

"Kau yakin akan melakukannya Jin?"

"Aku sudah memutuskannya Kazo. Permintaan Master Tengen untuk memimpin upacara itu"

"Heh. Kau bahkan tidak tau apa-apa tentang upacaranya" singgung Kazo pada Jin yang duduk tenang disampingnya.

"Hm. Aku akan tetap melakukannya"

"Sialan kau Jin!" Kazuhiro berteriak lalu meneguk cairan yang ada pada gelas minuman di tangannya dengan kasar. "Ingin sekali kau cepat-cepat mati, hanya karena menuruti perintah Tengen!"

Jin Itadori menghela nafas melihat seniornya berteriak kepadanya. Seorang Bartender datang menawarkan minuman kepada laki-laki itu dan Jin menolaknya.

"...Kau punya seorang putra, Jin"

"Kau pun juga Kazo"

Kazuhiro tertawa keras. "Maksudmu Satoru? Anak itu bisa menjaga dirinya sendiri"

Jin memalingkan pandangannya ke samping. "Bagaimana dengan yang satunya lagi"

"Hah? Maksudmu yang belum lahir itu. Aku membuatnya hanya karena keinginan Tengen. Kau tau kan aku tidak menyukai Yui, yang aku sukai itu adalah saudarinya yang telah mereka bunuh! Kasihan sekali si manis Yae, hanya karena tubuhnya lemah mereka melakukan hal gila padanya dan memberiku Yui"

"Jaga bicaramu pada Yui, dia itu wanita yang baik kalau kau mau melihatnya sedikit saja" Belanya, karena Jin cukup mengenal Yui dan wanita itu merupakan teman dari istri pertamanya.

Tomori Yui yang sekarang menyanding marga Gojo dulunya adalah seorang penyihir Jujutsu yang cukup terkenal di Jepang. Suara indah wanita itu mampu membuat kutukan yang dia lawan menjadi tenang seperti terhipnotis, dan setelah itu Yui akan mendekati kutukan itu dan membunuhnya. Pantas saja bila dirinya mendapatkan julukan siren dikalangan penyihir. Sayangnya wanita itu memutuskan untuk berhenti menjadi seorang penyihir ketika saudari kembarnya yang tubuhnya lemah itu menghembuskan nafas terakhirnya. Keluarga Tomori yang telah memegang kontrak pernikahan dengan garis keturunan Gojo mau tidak mau harus merelakan Yui untuk menggantikan posisi Yae (perempuan yang di awal perjanjian telah dipilih oleh keluarga Gojo). Pernikahan yang terjadi tiga hari setelah kematian Yae tentu bukan pernikahan yang indah.