11

1.5K 215 25
                                    

*Timeskip*
(+/- 5 tahun setelah Satoru mengirim Kakashi belajar ke luar negeri)

Satoru duduk di kursi kayu dan melamun melihat kelas yang telah kosong. Teringat akan hari-hari dimana dirinya, Suguru, dan juga Shoko duduk di bangku murid di hadapannya sambil bercengkrama satu sama lain.

"Mereka yang langgar aturan adalah sampah, tetapi orang yang meninggalkan temannya lebih buruk dari pada sampah"

Kakashi tiba-tiba mengatakan sesuatu seperti itu pada Satoru saat bercerita tentang temannya bernama Uchiha Obito. Satoru baru mengetahui berapa berartinya kata-kata itu, setelah dia kehilangan Suguru. Bahkan Satoru tidak memiliki muka untuk menemui adiknya secara langsung selama dua tahun lebih (mereka berdua tetap berkomunikasi tapi hanya dengan handphone). Berkali-kali Kakashi bilang padanya untuk mengawasi Suguru apapun yang terjadi, tapi Satoru yang tidak mengerti rasa sakitnya kegagalan untuk membuat seorang teman tetap berada di jalan yang benar, membuat dirinya mengabaikan peringatan adiknya.

Pantas saja beberapa jam setelahnya, saat dirinya menjemput Kakashi di bandara, anak yang menginjak usia 12 tahun itu melayangkan tinju padanya. Entah bagaimana Kakashi juga mengetahui space time Jutsu. Dan dengan tiga tomoe yang berubah bentuk menjadi mirip shuriken, dia berhasil menembus Infinity yang menjadi kebanggan Satoru. Dimensi Kamui, (yang sekarang) eksklusif hanya milik Kakashi seorang.

Satoru menemui Kakashi untuk menyambutnya pulang dari negara Belanda setelah mengirimnya untuk belajar selama lima tahun. Membawa pulang Bachelor Degree di bidang Pertanian karena Kakashi bilang ingin meneruskan keluarganya sebagai seorang petani.

Walaupun menurut pendapat Satoru alasan Kakashi memilih Pertanian, itu karena adiknya hanya iseng membuat lelucon dengan namanya saja.

Pernah sekali Satoru datang ke asrama sekolahnya untuk melarang Kakashi menggunakan Sharingan dan ingatan fotografinya saat sedang membaca buku, tapi adiknya malah mengusir dirinya dari kamar asramanya.

Tak hanya itu, Satoru juga mengalami trauma oleh Sharingan milik Kakashi. Hal tersebut terjadi karena dia penasaran apa yang akan terjadi jika dirinya memasuki dunia genjutsu. Seorang pepatah mengatakan 'Guru terbaikmu adalah pengalaman' dan benar saja bagi Satoru, dirinya belajar banyak dari kejadian itu. Satoru menghadapi ketakutan terbesarnya yaitu saat lidahnya tidak bisa merasakan rasa manis lagi.

Satoru yang merasa sangat bersalah begitu melihat tubuh Kakashi yang berdiri di hadapannya menjadi sedikit kurus. Beruntunglah tinggi badan Kakashi masih termasuk normal meskipun dia yakin saat adiknya besar nanti Satoru masih lebih tinggi darinya.

"Kemana saja kau, Nii-san? Ku kira kau sudah mati dimakan salah satu kutukan" Sharingan menyala terang menatap Satoru yang mengelus-elus perutnya karena terkena tinjuan dari sang adik.

"Mouu~ kau terlalu berfikir rendah tentangku. Mana mungkin ada kutukan yang mampu melawanku. Aku kan yang terkuat" ujar Satoru dengan bangga. Kakashi hanya mengerang, lelah dengan sifat kakaknya yang kembali membanggakan diri.

Satoru tersenyum dan merangkul pundak Kakashi lalu menuntun adiknya untuk memasuki mobil miliknya. Mobil sport hitam dengan warna yang masih berkilau. Kakashi yang melihatnya menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap Satoru bosan.

"Jangan bilang kau membelinya hanya untuk pamer padaku"

Satoru berpura-pura tidak mendengar kicauan komentar dari adiknya dan melenggang masuk ke dalam mobil.

"Nii-san, kau tau kan kita tidak butuh benda ini. Kita bisa berlari, naik kereta, atau bahkan teleportasi!"

"Jangan begitu~ Aku kan sekali-kali juga ingin naik mobil sendiri. Lagi pula kalau aku sudah bosan akan ku jual lagi"

Red Blood Under The Blue Sky [Kakashi x Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang