6

1.9K 278 19
                                    

Aku gak tau harus bilang apa selain "Selamat membaca" 😊

.
.
.
.
.

"Berita cuaca hari ini, untuk Prefektur Ibaraki. Waspadai lah bagi anda yang akan keluar rumah dan melakukan perjalanan jauh, dikarenakan akan adanya potensi hujan deras disertai dengan adanya petir...."

"Kakashi, jangan pergi ke mana-mana hari, ini akan ada hujan lebat!" Teriak ibunya dari ruang tamu di depan televisi baru keluarga mereka.

Kakashi masih merebahkan diri di kamarnya sambil berfikir tentang mimpinya kali ini yaitu saat dirinya bermandikan darah seseorang yang tergeletak di tanah dengan tanto menusuk perutnya. Mimpi itu hanya separuh dan Kakashi sama sekali tidak tahu menahu siapa orang tersebut. Jujur saja, semua mimpi tersebut mulai mengganggunya.

"Siapa sebenarnya aku?" Pertanyaan itu muncul di otak cemerlangnya yang telah lama berusaha menyusun kepingan puzzle yang didapatkannya melalui mimpi.

Pandangan Kakashi beralih ke jendelanya yang terbuka. Langit mendung terlihat dari kejauhan. Di lihatnya kembali ke sekeliling kamarnya dan Kakashi menghela nafas panjang karena kamarnya mulai dipenuhi barang berwarna kuning, biru, dan pink.

"Kakashi-sensei ajari aku menjadi lebih kuat agar bisa mengalahkan Naruto"

Kakashi termenung mendengar kata-kata itu berputar di dalam pikirannya. Dirinya lalu beranjak bangun.

"Iya, baiklah Sasuke" ujarnya pada anak yang tidak ada di sampingnya, tapi dalam bayangan Kakashi dia bisa melihat dengan jelas anak Uchiha tersebut tersenyum tipis. Dan Kakashi pergi keluar rumah melewati jendela —seperti kebiasaannya yang telah dilupakannya— setelah meninggalkan kagebunshin di kamarnya.

"Sasuke?" Di tengoknya ke kanan dan ke kiri. Kakashi tersadar kalau Sasuke tidak benar-benar ada bersamanya dan sekarang dirinya tidak tahu menahu tempatnya berdiri. Pepohonan tinggi menjulang mengelilingi dirinya yang berdiri di atas batu di ujung tebing.

"Kenapa kau membawaku kesini Sasuke?" Pertanyaan itu muncul dibenaknya saat tetes air hujan pertama mulai turun ke bumi dan jatuh tepat di keningnya. Kakashi menutup matanya hingga hujan menjadi lebat dan air membasahi seluruh tubuhnya.

Nafasnya tenang menyambut butiran air hujan yang turun membasahi dirinya. Perlahan perasaan sedih menghanyutkan dirinya. Matanya yang tertutup kembali melihat gambaran-gambaran yang biasanya hanya dia temui di dalam mimpinya.

"Hatake Sakumo, kudengar dia gagal menjalankan misi dan membuat desa kita harus menghadapi perang dunia Shinobi ke-3"

"Benar, apa-apaan julukan White Fang yang diberikan padanya. Benar-benar taring tumpul"

"Memilih menyelamatkan teman dan sekarang karena kegagalan misi, kita menjadi berperang dengan Kirigakure. Berapa banyak yang akan mati kali ini yang bukan 'temannya'"

"Benar-benar tidak tahu malu, memang seharusnya klan Hatake berakhir saja di masa orang tuanya"

"Eh... Kudengar dia punya putra Kakashi atau siapa begitu namanya. Kalau diberikan kepada Kirigakure apa kita akan tetap berperang?"

"Sttt.. kalau anak itu mendengar mu bisa gawat kita. Mati di dalam desa sebelum berperang"

"Benar-benar menjijikkan mereka itu, sekarang mungkin adalah kali terakhirnya aku melihat putraku yang berada di ANBU karena dia akan dikirim ke medan perang. Malangnya putraku. Ini semua salahmu Hatake!!"

Beribu hujatan datang kepadanya dan juga Hatake Sakumo—ayahnya. Tatapan sinis selalu diberikan pada mereka terutama laki-laki berambut putih panjang itu. Sakumo sesekali mencoba tersenyum pada putranya sambil menghalangi pandangan Kakashi dari orang-orang disekitarnya.

Red Blood Under The Blue Sky [Kakashi x Jujutsu Kaisen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang