_Go on a Date

1.1K 107 7
                                    

_hanya.penumpang©_

...

Jam pelajaran terakhir Jisung telah usai beberapa menit yang lalu. Ia pergi ke tempat dimana Jaemin berada, ia berlari-lari kecil menuju mobil Jaemin.

Jisung mengetuk kaca hitam mobil milik Jaemin, lalu tak lama jaemin menurunkan kaca mobil.

"Ayook! Masuk jie!"

Dibalas anggukan dari yang lebih muda. Ia membuka pintu mobil dan masuk, tidak lupa ia memakai sealt bet lalu mendongak ke arah Jaemin.


"Om, kita langsung pulangkah? Atau pergi suatu tempat?" Tanyanya.

"Ah, iya kita akan pergi ke suatu tempat, kau mau?"

"Mauuu!"senangnya.


Jaemin mengusap lembut rambut Jisung gemas, lalu ia menyalakan mobilnya dan mulai meninggalkan area sekolah. Ya, karena Jaemin yang minta jadi, Jisung tak bisa membantahnya.

Sepanjang perjalanan mulut Jisung sibuk berkicau dan Jaemin hanya mendengarkan apa yang Jisung bicarakan meski, dirinya tak mengerti apa yang dibahas oleh anak ayam disebelahnya.


"Om, tahu tidak. akan ada konser beberapa hari lagi Aahh! Aku ingin pergi namun, uang tabunganku belum cukup" sendunya dengan menunduk.

"Hey, ada aku apa gunanya?" Dengan mengelus rambut Jisung gemas.

"Memangnya om mau membelikan tiket konser untukku? Om saja tidak paham apa yang aku bicarakan tadi?" Cemberutnya Menatap wajah Jaemin dengan puppy eyesnya.

"Jangankan membeli tiket konser, berkeliling dunia aku masih mampu Jisung!!" Ujarnya Mencubit pipi gembilnya Jisung.

"Tapi aku tak mau merepotkan om, aku bisa sendiri membeli tiket konser"

"Tidak, aku saja. Nanti aku suruh asisten ku untuk membelinya untukmu, sudah jangan menangis jie" mengusap-usap rambut Jisung.

"Bagaimana jika kau menjadi sugar baby saya, kau mau? Jadi, semua yang kamu mau akan saya penuh jie. Hmm.. bagaimana?" Ujarnya tiba-tiba.

Jisung terbelalak mendengar ucapan dari Jaemin. "A-ahh, Eehmm. A-apa tidak keberatan jika aku menghabiskan uangmu? Aku tidak mau jadi sugar baby!" Dengan terbata-bata saat mata Jisung bertemu mata hazel Jaemin yang pekat.

"Memangnya kenapa? Aku tak masalah soal uang ku yang akan habis, itu mustahil untuk ku. Lagipula aku bosan dengan tumbukan uang di rekening-rekening ku" dengan menghela nafas.

Jisung hanya menelan ludahnya karena ucapan Jaemin barusan.


"Engga mau jadi sugar baby saya, ya sudah, kalau gitu jadi pendamping hidup saya mau?" dengan senyuman seorang Na Jaemin.

"Eh- hahh! A-apa, apa!?" Bingungnya dengan situasi sekarang.

"Ini kuping gua kaga salah kan! Masa iya, diajak nikah gini amat. Mana tiba-tiba ngomong gitu, kan bikin jantungan aja:'( " gumamnya, beruntung Jaemin tak mendengar gumamannya.

"Bagaimana Schat?" Ia menepikan mobilnya dan menoleh ke Jisung sepenuhnya.

"A- aku tidak tahu. tanyakan saja pada ayahku" jawabnya bingung.

"Baiklah, ayo kita lanjutkan perjalanannya" dengan mengusap lembut rambut Jisung lalu menyalakan mobilnya kembali.

Hingga perjalanan mereka serasa cepat sekali sampai tujuan karena hanya ada keheningan di dalam mobil.


--oOo--


Perusahaan Na Group's sedang sibuk-sibuknya mengerjakan berkas-berkas yang ditinggalkan oleh Jaemin.

Dan mereka kewalahan menghadapi klien yang meminta pertemuan mereka di percepat namun, sang CEO sedang sibuk berduaan dengan pujaan hatinya diluar sana.

Mark hanya berdecak kesal dan frustasi sekarang, dan ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangannya.

Lalu ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi ke meja sekertaris Jaemin -lee Jeno.


"Jen!" Panggilnya tiba-tiba membuat si samoyed itu terkejut.

"Astaga! Hyung, tidak bisakah kau ketuk pintunya terlebih dulu" rada kesal meski ia tahu didepannya ini adalah manajernya.

"Ehehe, kita keluar kuy. Tinggalkan saja dulu kita tak akan lama ini, toh yang punya perusahaannya saja sedang pergi berkencan" ujarnya mengejek, dan Jeno hanya tersenyum simpul lalu menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Mark.

"Sudah, kita ke cafe dekat sini saja. Katanya cafe itu baru dibuka dan masih baru semua, yaa siapa tahu Jen ketemu jodoh awokawk" dengan bercanda gurau dan tertawa.

Jeno hanya bisa menunduk malu karena menjadi pusat perhatian pegawai di lantai dasar. Ia pun buru-buru membawa Mark dari sana.

Sesampainya di cafe mereka mengambil tempat duduk di ujung cafe, dan Mark memanggil salah satu pelayan disana.

Sementara itu, Renjun dan Haechan baru sampai di cafe tersebut dan masuk kedalam cafe dengan duduk dekat dengan seorang berjas.

Haechan yang duduk berhadapan dengan Renjun namun, atensinya ke belakang Renjun karena ada dua manusia tampan sedang berbincang-bincang sepertinya mereka membahas tentang bisnis.


"Kenapa Chan?" Dengan ikutan menoleh ke belakangnya.

"Kau melihatnya bukan!!" Dengan senyuman yang tidak bisa diartikan.

"Iyaa, tapi inget Chan. Kita harus menyelesaikan tugas dari ketos gila itu!" Dengan mendengus melihat daftar yang harus diurus Minggu depan.

"Baiklah, aku pergi pesan dulu. Seperti biasa kan njun?" Tanyanya.

"Iyaa, tapi banyakin es krimnya!" Dengan membuka laptopnya.

Dua pemuda berjas itu pun menoleh karena ada suara gaduhan di sebelahnya, dan Jeno yang duduk dekat sebelah menoleh sekilas ke kursi dibelakangnya ada seorang pemuda manis yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu. Manis!

--oo0O0oo--


To be continued...

Si Bandel | JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang