_hanya.penumpang©_
...
Jisung kewalahan menghadapi arus pembuangan air ini yang semakin deras arusnya.
Saat sedang kewalahan karena arus air, tiba-tiba telinga Jisung menangkap suara samar-samar dari ujung sana.
entah suara rintihan atau geraman, Jisung langsung melotot karena menyadari jika keluar dari markas yang menyeramkan itu ternyata jauh lebih menantang ketimbang melawan penjaga tadi.
Jisung menyiapkan mental dan fisiknya dari sekarang, karena dia tak tahu apa yang akan dihadapinya sekarang ini.
Namun, Jisung sekarang merasakan arus air pembuangan mulai tak sederas tadi dan hanya keheningan yang ada di lorong pembuangan yang cukup membuat mual siapapun yang memandang dan menyium bau busuk yang menyengat.
Tanpa sadar, sesuatu dari belakang Jisung berenang pelan ke papan kayu. Namun, insting Jisung menangkap bahwa sesuatu sedang mendekati papan kayunya. Ia mengeratkan genggaman tangannya pada pisau yang diberikan oleh Kangmin.
Jisung mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh air pembuangan itu, ia merasa ada sesuatu yang sedang mengintinya.
Terlihat dari kejauhan ada gelombang air yang menuju padanya, dengan cepat Jisung melompat ke tepian karena papan kayunya dan tepian itu tak begitu jauh.
Benar saja, 'sesuatu' itu menghantam papan kayu yang sekarang terbang ke atas dan menghantam dinding membuat papan tersebut terbelah dua.
Jisung sudah siap dengan ancang-ancang untuk menghadapi makhluk itu yang bisa kapan saja muncul ke permukaan.
Air pembuangan itu kembali tenang, meski begitu membuat Jisung waspada terhadap keheningan ini.
Tiba-tiba muncul tangan dengan selaput di sekitar tangannya, tidak-tidak dua tangannya muncul keatas permukaan.
Lalu tak lama kepalanya pun terlihat dengan rambut panjangnya yang menutupi wajahnya, Jisung menggerakkan kakinya untuk menjauh dari sosok itu.
Setelahnya, sosok itu sepenuhnya di hadapannya Jisung dengan berwujud manusia ikan setengah kadal.
Cukup menggelikan dan mengerikan jika di bayangkan, lalu makhluk itu terseok-seok ke hadapan Jisung yang tengah gemetaran mengetahui makhluk itu mendekati dirinya.
Dan Jisung melihat mata merah makhluk itu yang seperti ingin memakannya hidup-hidup. Ia semakin mengambil langkah mundur, menjauhi makhluk itu yang semakin mendekat.
Tiba-tiba...
"Siapa kau?" Ujar makhluk itu tiba-tiba.
Jisung membelalak mendengar suara makhluk itu yang sedikit geraman, ia tak menyangka bisa bertemu makhluk yang bisa berbicara selain yang dia tonton di laptopnya.
"Maaf jika aku membuatmu takut, aku tak memakan daging manusia. Aku masih memakan daging ayam atau babi yang masih mentah, itupun dari mereka yang masih sudi melempar daging-daging itu ke air pembuangan." Ujarnya menjelaskan.
Ketakutan Jisung mereda mendengar tuturan dari makhluk itu, ya meski terlihat sangat menyeramkan.
"Aku ini manusia, namun dijadikan tikus percobaan oleh dokter Song menjadi manusia ikan setengah kadal. Aah- maaf, jadi menceritakan tentang kehidupan ku ahahaha, kau salah satu yang diculik oleh dia kan?" Sahutnya lagi.
Jisung hanya manggut-manggut mendengar ucapan makhluk itu.
"Mereka memanggilku lizard fish tapi aku tetap manusia, panggil Liz saja tak apa daripada nama manusia sangat tak cocok dengan penampilan ku yang seperti ini" ucapnya dengan pandangan kosong ke bawah.
Dengan berani, Jisung mendekati Liz lalu Jisung melemparkan pertanyaan pada Liz.
"Ehmm, kalau boleh tahu siapa nama aslimu?" Ucap Jisung berhati-hati.
Liz langsung mendongak dan menatap wajah Jisung, lalu ia menjawab pertanyaan Jisung tanpa menunggu lama lagi.
"Ah, nama asli ku Yoo.. "
Tiba-tiba saja ada dentuman dari ujung lorong air yang tak begitu besar.
Liz yang mengetahui sesuatu ia langsung mendorong tubuh Jisung ke belakangnya, dan Liz mengeluarkan kuku besinya yang tajam, setajam silet.
Jisung sendiri, berpikir apakah teman-temannya mencarinya sampai kesini dan lagi ia bertemu makhluk yang menyeramkan tapi tak seagresif makhluk yang Jisung tonton di laptopnya.
"Kau punya senjata kan?" Ujarnya dengan mata yang tetap waspada.
"Iyaa, aku punya senjata. meski ini bukan milikku" balas Jisung sendu.
Liz hanya mengangguk kecil membalas ucapan Jisung, tak lama dentuman itu sudah tak terdengar lagi dan dinding yang retak itu tidak berjatuhan lagi.
***
meanwhile..
"SERAAANG!!"
"LAGII!"
Mereka menyerang Similis dengan berbagai cara untuk sedikit menumbangkannya.
"Kita mundur sebentar!" Ujar Minho.
"Q, kau dibagian kepalanya bersama kevin. Mengerti!" Dibalasan anggukan dari keduanya. "Lalu, aku dan Bangchan dijantungnyn, kalian serang bagian yang bisa kalian serang dan bisa menyerang bagian vital lainnya." Pinta Minho.
Yang lain mengangguk mengerti perintah Minho yang dimaksud, mereka pun berdiri dengan siap-siap untuk menyerang kembali.
Namun, Similis memberikan senyuman remeh pada mereka. Belum tahu jika kematiannya di menit-menit kedepannya.
"Semuanya! Kita serang kembali!" Ucapnya tegas dengan menekan kalimat.
"Ayoo, anak-anak ingusan! Serang aku dengan belati mainan kalian ahahahaha!" Gelak tawanya yang meremehkan para pemuda yang sekarang menatap Similis dengan tatapan membunuh mereka.
--oo0O0oo--
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bandel | Jaemsung
Fanfiction[Completed] Pertemuan tak terduga membawa mereka ke sebuah ruang labirin cinta yang begitu rumit dengan seorang CEO muda tak sengaja bertemu si pemuda manis yang nakal. Namun, berujung dengan banyak pertumpahan darah yang tak diduga... (𝑫𝒊 𝒅𝒆𝒔...