_hanya.penumpang©_
...
Penyerangan yang Bangchan rencanakan pun dimulai dengan melumpuhkan semua para penjaga yang ada di sekitar markas mereka.
Bangchan pun menyuruh yang lain segera masuk ke dalam untuk melakukan tugas mereka, Bangchan dan Liz ingin melumpuhkan lawan terlebih dulu di luar markas.
"Kalian berdua bantu mereka menyelamatkan anak-anak yang lain." Ucap Liz pada ke dua temannya itu.
"Tidak, biar dia saja yang masuk menemani mereka. Aku harus disini membantumu!" Ia menolak pinta dari Liz, membuat Liz menghela nafas kasar dan membiarkan temannya yang keras kepala ini membantunya.
"Baiklah, kami pergi." Ucap Buzz. Rekan Liz satunya.
Sepeninggalan Buzz dan yang lain ke dalam markas. Serang di luar ternyata masih ada, mungkin si dalang ini sudah mengetahui bahwa mereka menyerang balik ke markas.
Di satu sisi, Jaemin dengan yang lain menyelusuri lorong dan berusaha mencari pintu untuk keluar. Ia harusnya sudah menemukan pintu yang ia sendiri bobol sebelum masuk ke dalam markas.
Namun mereka dihadang oleh anak buah sosok dalang itu, mungkin. Tanpa memberi waktu pada mereka, para musuh pun langsung menyerang mereka dengan brutal.
Suara benda tajam saling bertabrakan itu bergema di lorong itu dan kebetulan Buzz sudah masuk ke dalam markas dengan disambut oleh para sekelompok orang yang terlihat berandal dengan wajah khas negeri matahari terbit, Buzz yang berada paling depan langsung saja maju menyerang dan di susul oleh Kevin dan duo curut.
Malam ini terasa sangat panjang, membuat Jaemin terus saja memberikan serangan balik.
Ia mengincar katana yang ada di belakang punggung musuhnya itu, dengan menyudutkan musuh yang kewalahan menghadapi Jaemin.
Jlebb
Jaemin menusuk perut musuhnya dengan belati yang ia punya, ia terus mendorong belati itu untuk menusuk lebih dalam perut musuhnya.
"Kau pantas mati, karena berpihak pada bos bajinganmu itu!" Bisiknya di telinga musuh dengan menarik belatinya dan Jaemin pun mengambil katana yang ia incar tadi.
Tangan Jaemin sekarang sudah kotor oleh darah musuhnya dan ia mengeluarkan katana itu untuk menyingkirkan kuman-kuman yang menghadangnya.
Dengan cepat Jaemin mengibaskan katana pada kuman yang sedang menyerang Joo Chan, sekali kibas katana itu mampu membuat kepala musuh hampir putus. Beruntung Joo Chan kuat dengan melihat pemandangan yang sangat begitu sadis.
"Tuan, kau jangan memenggal kepala mereka di depan anak-anak yang lain. khawatir mental mereka akan terganggu." Joo Chan memberikan peringatan pada Jaemin, Jaemin hanya mengangguk saja dan melanjutkan menghempas kuman.
Karena Jaemin telah mendengar peringatan dari Joo Chan, ia hanya mengibas katana pada punggung para kuman itu.
Joo Chan menghampiri Haknyeon, ia menepuk pelan pundak Haknyeon. "Kau tidak takut dengan darah?" Tanya Joo Chan.
"Tidak, hanya saja melihat Jaemin Hyung memenggal kepala musuh tadi aku sedikit syok." Ucapnya dengan menatap mayat yang ada di hadapannya terbujur kaku di lantai.
"Ternyata Haknyeon melihat!"
Sedang khawatir Joo Chan bertanya kembali. "Apa kau baik-baik saja?" Dengan menatap khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si Bandel | Jaemsung
Fiksi Penggemar[Completed] Pertemuan tak terduga membawa mereka ke sebuah ruang labirin cinta yang begitu rumit dengan seorang CEO muda tak sengaja bertemu si pemuda manis yang nakal. Namun, berujung dengan banyak pertumpahan darah yang tak diduga... (𝑫𝒊 𝒅𝒆𝒔...