"gue mimpi gue gendong anak kecil, mana mukanya mirip banget sama Lo lagi" Alvaro tertawa tipis ketika mengingat mimpinya tadi
"Ngadi Ngadi yang bikin Lo sama desicha kenapa bisa mirip sama gue"
"Gatau, tapi yang gue lihat dia mirip banget kaya Lo, dia nangis dan bilang sakit terus terusan El, gue peluk dia lama banget tapi dia minta pergi gue cegah dia gamau gue peluk sampai dia tidur nyenyak banget. Gue cium dia berkali kali gue ngerasa Lo jadi bayi lagi El" Alvaro menceritakan mimpinya dengan posisi mata yang tertutup
"Bayinya bisa ngomong?" tanya elvaira bingung
"Bisa"
"Aneh"
"Maklum kan mimpi"
"Pas dia minta pergi Lo izinin?" elvaira kembali bertanya pada Alvaro
"Engga, karena pas gue peluk dia rasanya nyaman, damai banget jadi gue ga ngebolehin dia kemana mana"
"Bang Lo bakalan jadi ayah, Lo bakalan jadi laki laki sempurna kalo Lo mau tanggung jawab sama desicha" Ucap elvaira dengan suara serak menahan tangisnya, Alvaro membuka mata
"Maksudnya?"
"Laki laki mana yang gamau jadi ayah bang? Laki laki mana yang gak bangga jadi ayah? Laki laki mana yang gak seneng pas dinyatakan bakal punya anak?"
"Liat bang, liat om Hendro yang gabisa punya anak, lihat Tante Airin yang tiap hari nangisin nasibnya karena gabisa punya anak"
"Dan Lo sebagai laki laki sempurna yang dihadiahi wanita baik + calon anak Lo, seharusnya Lo bersyukur. Dibawah Lo masih banyak orang yang pengen banget punya anak kandung bang"
"Liat perjuangan om Hendro bolak balik luar negeri cuma buat apa? Tapi Lo dengan kesempurnaan Lo, Lo bisa sekali jadi tanpa harus berusaha keras kaya om hendro, kalo Lo sia siain anak Lo, mungkin Lo adalah orang terjahat dikisah om Hendro"
"Secara om hendro berusaha dapetin Lo berusaha nyingkirin"
"Lo tega anak kandung dari yang jelas jelas darah Lo harus hidup tanpa orang tua yang lengkap? Apa Lo mau anak Lo ngerasain apa yang Lo rasain? Lo tau kan sakitnya besar tanpa arahan orang tua?"
"Atau Lo rela lihat dia diasuh sama laki laki lain? Pikirin bang itu karya Lo yakali mau diadopsi sama orang lain kalau gue sih pasti gak bakal rela" elvaira berucap panjang lebar, Alvaro kali ini benar benar mendengar kan ucapan elvaira
"Pikirin lagi, gue tau Abang gue itu orangnya dewasa pasti bisa ambil keputusan yang pas"
"Sudah sampai nona, tuan" Tegur supir alka
"Makasih ya pak"
***
Hari ini hari Minggu, hari yang biasanya digunakan sebagaian orang untuk bersantai tapi berbeda dengan desicha yang sedari kemarin ketakutan karena hari ini paman nya akan mendatangi rumah Alvaro, walau desicha tidak tau rumah Alvaro tapi deischa tapi rumah elvaira bukankah mereka bersaudara?
Sedari tadi fikiran desicha mengambang bagaimana kalau elvaira belum membicarakan hal ini kepada Alvaro? Bagaimana jika Alvaro menolak lagi? Bagaimana kalau Alvaro akan membunuhnya lagi? Kilatan kilatan kejahatan Alvaro benar benar menghantui desicha, sampai suara pintu terbuka keras hal itu membuyarkan lamunan desicha
"Ayo siap siap sekarang juga kita kesana" ujar paman Desicha dengan tatapan datar
"15 menit lagi Acha turun"
Tak berbeda dengan desicha, sejak kemarin malam Alvaro memikirkan ucapan ucapan elvaira, kata kata elvaira malam itu benar benar menusuk membuatnya hampir gila karena memikirkannya terus menerus.
"Lo tega anak kandung dari yang jelas jelas darah Lo harus hidup tanpa orang tua yang lengkap? Apa Lo mau anak Lo ngerasain apa yang Lo rasain? Lo tau kan sakitnya besar tanpa arahan orang tua?"
"Atau Lo rela lihat dia diasuh sama laki laki lain? Pikirin bang itu karya Lo yakali mau diadopsi sama orang lain kalau gue sih pasti gak bakal rela"
Alvaro dibuat gila dengan ucapan elvaira, benar kata adiknya apa nanti ia rela melihat buah hatinya hasil karyanya dirawat laki laki lain? Tidak tidak Alvaro tidak akan ikhlas. Alvaro mengacak rambutnya sampai suara elvaira dibawah sana terdengar
"Bang, sarapan dulu"teriak elvaira
"Iya otw" Alvaro bergegas kekamar mandi untuk membenarkan dirinya sebentar setidaknya tidak seacak acakan sekarang
"Lama banget kaya perawan aja"
"Bacot, ayo makan" Alvaro duduk diikuti elvaira mereka berdua mulai makan hanya ada suara detingan sendok dan piring
Sampai selesai keduanya makan Alvaro menatap ragu pada elvaira, elvaira yang merasa ditatap pun menoleh dan mengangkat alisnya bingung
"Kenapa bang?"
"Kalau gue nikah Lo gimana?"
Bagai tersenget petir disiang bolong, elvaira kaget dengan ucapan Abangnya akhirnya Alvaro mempunyai pemikiran untuk menikah
"Ya, ya gue tetep jadi elvaira nya bang Al lah" jawab elvaira dengan sedikit ragu tapi ia tak lupa tersenyum
"Gue sayang sama Lo, dan gue gak rela karya gue diadopsi sama orang lain. Gue bakal nikah sama desicha" Alvaro mengucapkan hal itu dengan mata yang terpejam serta tangan yang menggenggam tangan elvaira
"Bang Lo serius? Gue bakalan seneng banget kalo punya Abang yang penuh tanggung jawab"
"Ya gue yakin, gue gamau terlalu jauh, gue gamau kejahatan gue nantinya berbalik ke lo" Alvaro memeluk elvaira dan elvaira menangis didekapan Alvaro
"Maaf ya dek, Abang janji setelah nikah Abang bakal jaga desicha sama anak Abang, Abang janji sebagai laki laki" ucap Alvaro dengan mengelus surai elvaira
"Gue percaya sama bang varo"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUMPANG
Teen FictionElvaira sangat mencintai Galang, tapi entah mengapa Galang enggan menerima cintanya. Banyak penolakan, banyak olokan. Tapi Elvaira tidak menggubris hal hal itu, tapi di lain sisi Galang suka pada desicha. Apapun akan lakukan untuk melindungi desicha...