Chapter 41: One hundred days

1.5K 188 11
                                    

Vote sebelum membaca!!
⌐╦╦═─

     Hari semakin malam, Seulgi jalan tertatih memasuki apartemen nya. Kakinya tadi baik-baik saja tapi sekarang malah terasa sakit. Sepertinya karena ia menendang meja sangat keras.

"Seulgi-ah!"
Irene berlari dan memeluk kekasihnya.

"Wae? Apa kau masih teringat kejadian itu?" tanya Seulgi khawatir.

"Anniya.. Aku hanya merindukan mu."

Seulgi terkekeh dan mereka berjalan kesofa.

"Ada apa dengan kaki mu?" Irene merasakan cara jalan Seulgi seperti menahan rasa sakit.

"Aku tadi tidak sengaja terjatuh." bohong Seulgi.

Irene lalu berjongkok dan melihat kaki Seulgi lebih jelas. Dia tahu kekasihnya itu berbohong.

"Memar. Aku akan mengambil kompresan."

Seulgi membiarkan Irene pergi kedapur. Ia menatap punggung itu dengan sendu. Seulgi merasa bersalah sudah membuat kekasihnya khawatir.

"Kenapa?" tanya Irene yang berjalan kembali dengan membawa sebuah wadah.
Seulgi membuyarkan pikirannya, "Aku saja." ucapnya ingin merebut wadah itu tapi Irene segera menolaknya.

"Biar aku saja." ucap Irene lalu mulai mengompres.

Seulgi memperhatikan wajah Irene yang sangat telaten mengurusnya.

"Apa sakit?" tanya wanita itu mendongak.

Seulgi tidak menjawab dan malah meraih tengkuknya. Bibir mereka bertemu dengan waktu yang lama.

Irene sudah lepas dari kain yang tadi ia genggam dan mengalungkan tangannya keleher Seulgi. Ia bahkan kini duduk dipangkuan sang kekasih.

Merasa pasukan udaranya mulai menipis, Seulgi memutuskan lumatan mereka.

"Gomawo.. Aku sudah sembuh."

Irene tersenyum dan mengecup bibir Seulgi sekilas.

"I love you..." ucap Irene dengan nada lembutnya.

"I know."

Irene memajukan bibirnya cemberut, "Jawab dengan benar." kesalnya memukul dada Seulgi.

Seulgi terkekeh, "I love you more, Bae Joohyun." ucapnya kembali menempelkan bibir mereka berdua.

Irene mendorong tubuh Seulgi sampai punggungnya menempel pada sofa. Ia hendak memperdalam ciuman tapi Seulgi malah memutusnya dengan cepat. Irene mnatapnya bingung.

"Kau tidak ingin milikku bangun kan?" tanya Seulgi dengan senyumannya.

"Ingin, aku ingin melihatnya."

Seulgi membulatkan matanya, "Jangan lagi berbicara seperti itu."

"Wae? Apa kau sudah mulai tergoda?" tanya Irene dengan alis yang ia naik turunkan.

Seulgi berdehem, "Jangan membuat beruang buas ini menerkam mu." ucapnya dengan wajah memerah sampai telinga.

Irene tertawa, ia mendekatkan wajahnya pada telinga Seulgi. "Aku ingin beruang ini menerkam ku." ucapnya sensual.

MY BO$$ || SEULRENE ✔COMPLETE ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang