1

288 28 0
                                    

"Gue denger-denger bakal ada anak baru di sekolah ini." Jeongwoo

"Sok tau lo." balas Haruto berakhir mendapat tatapan tajam dari sahabatnya itu.

"Yeh anoa, gue serius."

"Iya sih gue juga denger rumor itu." ucap laki-laki dari arah belakang dengan setelan almet OSIS.

"Wih ada kakak OSIS nih." ucap Jeongwoo menggoda Yedam.

Yedam yang digoda seperti itu refleks melempar tisu yang habis ia gunakan untuk mengelap meja ke arah wajah Jeongwoo. Laki-laki bermata serigala itu mendengus sebal.

"Sialan lo!"

Menghiraukan umpatan Jeongwoo, Yedam menarik salah satu kursi di sana lalu duduk bergabung dengan mereka.

"Cewek cowok?" tanya Yedam setelah mendudukkan dirinya di sebelah Haruto.

"Kurang tau gue." ucap Jeongwoo acuh.

"Kalo cewek bisalah gue gebet."

Mendengar itu Haruto memukul kepala Yedam pelan, "cewek aja pikiran lo."

"Suka-suka gue lah, yang penting pelajaran tetep seratus."

"Iya deh yang juara 1 paralel." balas Haruto sambil memutar bola matanya malas.

Yedam yang disindir seperti itu tertawa senang karena berhasil membuat kedua temannya kesal.

"Permainan yang kita mainin waktu itu gimana kabarnya?" tanya Jeongwoo mengubah topik pembicaraan.

Yedam dan Haruto menatap satu sama lain tanda tidak tahu, memang sejak hari itu mereka semua sepakat untuk tidak membahasnya lagi dikarenakan beberapa dari mereka masih trauma.

"Gue gatau, tapi kata Hyunsuk pas pagi dia ke kelas, pensil sama kertasnya udah hilang. Kayanya di buang sama petugas kebersihan." Haruto

"Berarti permainannya udah selesai?" tanya Yedam.

"Mungkin udah." kata Jeongwoo ragu.

"Huft yaudah lah, gue mau ke ruang OSIS dulu. Bel bunyi langsung ke kelas, jangan bolos mulu." Yedam

"Bawel lo, udah sana pergi hus hus." ucap Jeongwoo dengan gestur tangan seperti mengusir.

Setelah kepergian Yedam, hening beberapa menit di antara mereka. Namun itu tidak berlangsung lama karena perkataan Haruto yang membuat Jeongwoo jadi kepikiran.

"Kalo permainannya belum selesai gimana?"



















Di kelas.

"Oy tumben gak ke kantin."

"Males gue."

"Dih kenapa lo?" tanya Jihoon mendudukkan dirinya di sebelah Hyunsuk.

"Gapapa."

"Kaya cewek aja, ditanya kenapa jawabnya gapapa."

Hyunsuk diam, dengan tatapan menerawang ke depan. Entah kenapa akhir-akhir ini ia merasa sangat gelisah. Bahkan ada satu hari dimana ia tidak bisa tidur karena rasa gelisah yang ia rasakan.

"Masih kepikiran soal permainan itu?" tanya Jihoon.

Hyunsuk tersentak kaget, kemudian mengangguk sebagai jawaban.

"Sebenarnya apa sih yang masih lo pikirin?" Jihoon

Hyunsuk menghela napasnya pelan, kemudian menjawab pertanyaan Jihoon, "gue mikirin kemana hilangnya pensil sama kertas itu."

Jihoon mengerutkan alisnya, "bukannya udah dibersihin sama petugas kebersihan?"

Menggelengkan kepalanya pelan, Hyunsuk berucap lesu, "gue gak tau."

"Mungkin udah diberesin kali, waktu itu kan kita ninggalin kelas keadaannya emang berantakan banget. Lagian gak mungkin juga kan dia hilang sendiri." jawab Jihoon berusaha menenangkan sahabatnya itu.

Hyunsuk menegakkan dirinya kemudian menatap Jihoon serius.

"Kalau permainan itu belum selesai gimana?"

Jihoon diam, bingung ingin menjawab apa. Jujur ia pun sempat berpikiran seperti itu, tapi langsung cepat-cepat ia tepis.

"Gak mungkin."

"Mungkin aja, pas main kemarin pensilnya gerak ke arah kata 'YES' yang berarti hantu itu emang ada disini." balas Hyunsuk yakin.

"Bisa aja itu angin, inget kan pas kita main angin di luar emang lagi kenceng banget, ditambah lagi jendela gak kita tutup." ucap Jihoon masih berusaha berpikir positif.

Hyunsuk diam, semakin memikirkan hal ini semakin membuat kepalanya sakit.

"Gue mau ke UKS."

Jihoon meletakkan tangannya di dahi Hyunsuk, "kenapa? Lo sakit?"

"Pusing dikit, nanti kalo guru masuk tolong bilangin gue izin ke UKS." Hyunsuk bangkit dari duduknya, lalu berjalan keluar kelas.

"Mau gue temenin gak?" Jihoon

Hyunsuk mengibaskan tangannya tanda tidak mau. Melihat itu Jihoon menghembuskan napas kasar, ia jadi khawatir akan kesehatan Hyunsuk yang secara tiba-tiba drop seperti ini.

"Semoga mimpi itu gak terjadi beneran." batin Jihoon.













– tbc –

Mysterious Class | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang