"Mau nyari dari mana?"
Yoonbin diam, berpikir kemungkinan tempat yang biasa Haruto pakai untuk membolos.
"Kalian biasa bolos ke kantin kan?" celetuk Asahi tiba-tiba.
"Oh iya! Yaudah cus kesana." Jeongwoo hendak melangkah namun tidak jadi karena tangannya dicekal oleh Yoonbin.
"Kayanya gak mungkin deh, ruang guru lagi rame sedangkan kantin posisinya di belakang ruang guru. Itu sama aja cari mati kalo bolos kesana." jelas Yoonbin.
"Gak ada salahnya kita ke sana buat mastiin." –Asahi
"Tapi waktu kita gak banyak, gue ngerasa ada hal buruk yang terjadi sama Ruto." –Yoonbin
Asahi mengangkat sebelah alisnya curiga, "atas dasar apa lo ngomong gitu?"
Yoonbin menatap Asahi kesal, "firasat. Gue punya firasat yang kuat."
Jeongwoo menatap Asahi dan Yoonbin bergantian, kenapa mereka berdua jadi berdebat. Kesal karena tak kunjung dapat keputusan, Jeongwoo mengambil alih pembicaraan.
"Udah, kalian semua ikut gue. Kita bakal ke kantin, tapi sebelum itu anterin gue ke kamar mandi dulu karena ini udah di ujung."
Jeongwoo menarik tangan Yoonbin dan Asahi, tentu ada penolakan tapi ia abaikan karena keperluannya saat ini harus segera dituntaskan.
Sambil berjalan masih dengan Yoonbin dan Asahi yang ditarik Jeongwoo, mereka saling diam tidak ada yang membuka suara. Saat ingin berbelok ke kanan, samar-samar mereka mendengar suara teriakan minta tolong.
"Kalian denger gak?" –Jeongwoo
Yoonbin mengangguk, "arahnya dari kamar mandi."
"Kita kesana." Asahi melepas genggaman Jeongwoo lalu berlari mendahului.
"Et dah nih bocah, kecil-kecil gesit banget." –Jeongwoo
"Ayo." ajak Yoonbin setelahnya berlari menyusul Asahi yang sudah jauh di depan.
Sesampainya di depan kamar mandi tanpa menunggu yang lain Asahi memutar kenop pintu, namun pintu tidak bisa terbuka.
"Arghh sialan!" Asahi menatap pintu di depannya, suara samar-samar itu kembali terdengar.
"Siapapun tolongin gue."
Asahi berusaha menajamkan pendengarannya, hingga akhirnya ia sadar kalau orang di dalam adalah....
"HARUTO!" Asahi dengan sekuat tenaga menendang pintu itu, namun tidak kunjung terbuka.
"Awas!" Yoonbin menggeser tubuh Asahi lalu beralih mendobrak pintu tersebut.
"Ben di dalam ada Ruto." ucap Asahi panik.
"Berarti suara minta tolong itu dari Haruto?!" –Jeongwoo
"Ini pintu terbuat dari kayu apa beton sih, susah banget kebuka." –Yoonbin
"LIHAT AKU!"
Deg
Yoonbin menegang di tempat, suara itu ia kenal dengan suara itu. Sedikit menjauhkan tubuhnya ke belakang, dengan amarah yang sudah diujung tanduk Yoonbin menendang pintu itu dan berhasil. Namun sedetik setelah pintu terbuka.
Prang
Kaca wastafel pecah membuat mereka yang ingin masuk memundurkan langkah menghindari serpihan kaca yang berterbangan.
Ketiganya kaget, keadaan di kamar mandi sangat kacau. Netra Asahi menangkap tubuh Haruto yang meringkuk di pojokkan dengan luka goresan yang memenuhi lengan serta wajahnya.
Asahi menerobos masuk dan berlari menghampiri Haruto.
"Ruto bangun!" ia menepuk pipi Haruto yang penuh darah dengan tangan gemetar.
"Ruto gue tau lo denger gue kan?!"
Tidak ada jawaban, mata Haruto tertutup rapat seakan sedang tertidur lelap.
"Lo mau gue ngomong sama lo? Ini gue udah ngomong, ayo bangun!" Asahi sedikit mengguncang bahu Haruto namun tidak ada respon apa-apa darinya.
"Haruto.....gue terlambat ya?"
"HEH GAK USAH SOK AKTING DEH, GUE TAU LO DENGER KITA, CEPET BUKA MATA LO!" teriak Jeongwoo dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya.
Tubuh Haruto tidak bergeming membuat air mata Jeongwoo semakin deras.
Yoonbin mengambil alih tubuh Haruto untuk ia gendong, "kita ke rumah sakit." ucapnya lalu membawa Haruto ke luar.
Namun sebelum benar-benar keluar, sudut matanya tidak sengaja menangkap siluet seseorang dari bilik paling pojok. Yoonbin sempat berhenti sebentar untuk memastikan, tapi setelah dilihat dengan jelas siluet itu tidak ada.
"Hampir aja." –unknown
Mashiho
Ke rs mawar
Gue jlsin di sna
ReadAsahi menutup ponselnya, ia tidak bisa duduk tenang, sedari tadi ia jalan mondar mandir di depan ruangan Haruto sedang ditangani.
Berbeda dengan Jeongwoo, pemuda itu dari awal sampai di rumah sakit hingga sekarang hanya diam dengan pandangan kosong.
Yoonbin tidak bisa melihat teman-temannya seperti ini, tapi ia juga tidak bisa berbuat banyak selain berdoa. Kakinya melangkah menghampiri Jeongwoo lalu duduk di sebelahnya.
"Jangan bengong, nanti kesurupan setan rumah sakit."
Jeongwoo melirik tajam orang di sebelahnya, "mulut lo minta di cabein."
"Muka lo kaya bekantan kalo nangis."
"Anjing."
Yoonbin terkekeh, matanya melirik Asahi, jujur ia lelah melihat temannya itu mondar mandir terus layaknya setrikaan. Sudah berulang kali ia menyuruh Asahi untuk duduk namun tidak di dengarkan.
"Sahi!"
Asahi tersentak kaget lantas menoleh ke sumber suara. Bisa ia lihat teman-temannya berlari dengan raut wajah khawatir.
"Haruto kenapa?!" tanya Hyunsuk yang sampai lebih dulu.
"Atur dulu napas lo."
Hyunsuk membungkuk guna menetralkan napasnya, saat mendengar kabar Haruto, pemuda itu yang paling panik dan langsung berlari menuju parkiran tanpa menunggu yang lain.
"Jelasin." pinta Jihoon menuntut.
Asahi menghela napasnya lalu menceritakan kejadian dari awal sampai akhir tanpa ada yang terlewat sedikit pun.
"Ini udah keterlaluan, setan itu udah berani ngelukain kita." –Yedam
"Bisa jadi ini peringatan buat kita kalo dia gak main-main." –Junghwan
"Sekarang Haruto, bisa jadi satu atau dua minggu lagi salah satu dari kita disini yang kena." –Junkyu
"Kita harus bareng terus, kalo kita berpencar itu bakal ngemudahin dia untuk nyelakain kita." –Yoshi
"Bener, kita harus saling melindungi." –Mashiho
Mereka mengangguk setuju, setidaknya dengan cara ini mereka bisa mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Gue punya sesuatu buat kalian." ucap Hyunsuk tiba-tiba membuat atensi mereka beralih ke pemuda pendek itu.
Hyunsuk mengeluarkan kertas dari saku celananya lalu memberikan masing-masing satu pada mereka.
Mereka menatap bingung kertas tersebut, kalau dilihat dari jauh memang seperti kertas pada umumnya, hanya saja kertas tersebut berwarna kuning. Namun jika dilihat dari dekat terdapat tulisan berwarna merah entah apa artinya karena tulisan tersebut ditulis menggunakan huruf kuno.
"Ini apa?"
– tbc –
KAMU SEDANG MEMBACA
Mysterious Class | Treasure
Horror"Kekacauan yang terjadi selama ini, itu semua karena lo!" . . . . . Treasure member as main cast