10

141 17 0
                                    

Suasana di luar sangat sepi, mungkin karena cuaca yang sangat dingin menjadi faktor pendukung orang-orang tidak mau keluar rumah.

Jeongwoo dan Yoonbin berjalan beriringan menuju toserba depan asrama. Toserbanya tidak terlalu jauh, hanya butuh 15 menit untuk sampai disana.

Yoonbin menatap rumah-rumah yang ia lewati, sebagian besar gelap seperti tidak berpenghuni. Mungkin karena tanggal merah semua orang memutuskan untuk pergi berlibur.

"Ben."

Yoonbin menoleh ke sumber suara dengan alis yang diangkat seolah bertanya.

"Alasan lo pindah apa?" Jeongwoo

Yoonbin kembali menghadap depan, sedetik kemudian mengangkat wajahnya untuk melihat langit malam yang tidak dihiasi bintang satu pun.

"Gue dulu home schooling. Karena gak punya temen gue memutuskan untuk sekolah biasa aja."

Jeongwoo menoleh guna menatap wajah Yoonbin, alisnya mengerut melihat raut wajah teman barunya itu.

"Lo kenapa?"

Yoonbin tersentak lantas menatap wajah Jeongwoo, "gapapa."

"Ada masalah?" Jeongwoo

"Gak." Yoonbin

"Lo kurang nyaman sekamar sama gue dan Ruto karena berisik ya?" Jeongwoo

Yoonbin terkekeh, terdengar lucu menurutnya, "apa sih? Gue justru seneng sekamar sama kalian, gak sepi."

Jeongwoo mengangguk, "terus kenapa muka lo suram banget?"

Yoonbin menatap datar Jeongwoo, "lo ngeledek gue?"

"Engga, gue kan nanya." jawab Jeongwoo cepat.

"Muka gue emang gini, minim ekspresi." Yoonbin

"Sama kaya Asahi, cocok kalian." –Jeongwoo

"Gue normal." Yoonbin

Pletak

Jeongwoo menjitak kening Yoonbin kesal, "bukan itu maksud gue babi."

Tangan Yoonbin bergerak mengusap keningnya yang ia yakini memerah karena jitakan Jeongwoo yang tidak main-main.

"Kalian pas kalo temenan." lanjut Jeongwoo meluruskan.

"Gitu dong, yang jelas kalo ngomong." Yoonbin

Jeongwoo mendengus sebal, lelah juga berbicara lama dengan orang seperti Yoonbin.

"Permainan kalian gimana?" tanya Yoonbin setelah lama diam.

"Gatau, gak urus." jawab Jeongwoo acuh.

"Bukannya lo ikut main?" Yoonbin

"Ya emang, terus gue harus apa?" Jeongwoo

"Gak mau coba nyari tau gitu?" Yoonbin

"Ogah ngapain setan dicari." Jeongwoo

Yoonbin menatap depan, tatapannya seakan menerawang entah tentang apa. Ia merasa ada yang janggal dari permainan yang dimainkan oleh teman-temannya. Tapi ia belum yakin dengan dugaannya.

"Woo."

"Yo?"

Yoonbin berhenti membuat Jeongwoo yang berada di sampingnya otomatis berhenti.

"Apapun yang akan gue katakan nantinya apa lo bakal tetap percaya sama gue?"




















"Lama banget." Haruto

"Heh ketek kuda, lo pikir toserba nya lima langkah sampe." Jeongwoo melempar plastik isi belanjaan yang ia bawa lalu menjatuhkan dirinya ke kasur.

"Lima langkah? Kaya judul lagu." ucap Haruto bernada.

"Bodo To bodo, gue capek banget lagi gak mau ribut." Jeongwoo memejamkan matanya, tidak perlu waktu lama ia sudah terlelap.

Asahi yang melihat itu menggeleng kepala pelan, "dasar pelor."

"Nih punya lo." Yoonbin menyodorkan sebungkus ramen tepat ke depan wajah Asahi.

"Thank's." Asahi

"Lorong rame banget, ada yang ultah?" tanya Yoonbin setelahnya duduk di sebelah Asahi.

"Lo ngigo ya? Mana boleh murid disini ngerayain ultah di kamar asrama." sahut Haruto sambil sesekali menyeruput susu pisang kesukaannya.

Yoonbin diam, berusaha mencerna ucapan Haruto.

"Lagipula kamar disini kedap suara, jadi mau seberisik apapun kita gabakal kedengeran sampe luar."

Wajah Yoonbin menegang, Asahi yang berada di sebelahnya dapat menangkap perubahan itu. Ia yakin pasti ada sesuatu yang terjadi.

"Kenapa?" tanya Asahi pelan.

Yoonbin melirik Asahi dan Haruto bergantian, "g-gue denger suara ketawa rame banget di luar, gue pikir ada yang lagi ultah."

Asahi dan Haruto kompak melotot mendengar penuturan Yoonbin.

"D-dan itu bukan gue doang yang denger, Jeongwoo juga denger." lanjut Yoonbin sambil menunjuk Jeongwoo yang sedang terlelap di kasur.

"Gawat." Asahi

"G-gawat kenapa? Gak usah nakut-nakutin." ucap Haruto terbata, ia tidak berbohong kalau ia sangat ketakutan sekarang.

Entah kenapa hawa di asrama berubah jadi mencekam setelah ucapan Yoonbin tadi. Mereka merasa seperti diawasi sekarang.

Asahi menatap celah dari bawah pintu, jelas ia melihat ada bayangan disana. Ia bangkit menuju saklar lampu lalu menekannya membuat kamar menjadi gelap gulita.

"HUWA ASAHI GOBLOK KENAPA DIMATIIN?!" jerit Haruto refleks melompat memeluk Yoonbin.

"NYALAIN GAK ANJING NYA-"

Yoonbin membekap mulut Haruto lalu melotot kearahnya walaupun sebenarnya tidak akan terlihat.

"Sstt berisik nanti Jeongwoo bangun." Yoonbin

"Masa bodo gak peduli gue, Asahi cepet nya-" lagi-lagi ucapan Haruto terpotong.

"Kita tidur." Asahi menarik tangan Haruto menuntunnya ke tempat tidur.

"Gue gak mau di kasur sendiri." Haruto

"Sama gue." tawar Yoonbin yang langsung diangguki Haruto.

"Jangan nyalain lampu tidur dan gak usah banyak tanya." final Asahi saat melihat pergerakan Haruto membuat pemuda itu menekuk wajahnya kesal.














– tbc –

Mysterious Class | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang