4

166 21 0
                                    

"Permainan apa?" tanya Yoonbin yang sedari tadi diam, membuat yang lain menengok ke arahnya.

Hyunsuk mengernyit, "bukannya lo yang tadi tabrakan sama gue?"

Yoonbin mengangguk lantas jalan mendekat ke arah Hyunsuk, "gue Yoonbin."

"Hyunsuk." Hyunsuk membalas jabatan tangan Yoonbin.

"Lo anak baru?" Hyunsuk

"Iya, kita sekelas." Yoonbin

Yang lain menatap bergantian Yoonbin dan Hyunsuk dengan tatapan bingung. Apa yang mereka bicarakan? Tabrakan?

"Kalian saling kenal?" tanya Junkyu yang sudah sangat penasaran.

Hyunsuk menoleh, "gak, tadi gak sengaja tabrakan pas gue mau ke UKS."

"Oohh." all member

Seakan teringat sesuatu, Yoonbin mengambil tempat duduk di samping kasur Hyunsuk.

"Tadi belum di jawab, permainan apa yang kalian maksud?" tanya Yoonbin sekali lagi.

Melihat Hyunsuk kembali gelisah, Jihoon mengambil alih untuk menjawab karena ia tahu Hyunsuk masih sedikit trauma.

"Jadi waktu itu kita main permainan pemanggil arwah di kelas, terus pensilnya bergerak ke arah 'YES'. Karena pada panik jadi kita lari keluar kelas ninggalin kertas sama pensil itu, terus kita juga lupa buat selesain permainannya. Pas paginya Hyunsuk ke kelas, itu kertas sama pensil udah hilang entah kemana." jelas Jihoon.

"Tapi kita juga gak yakin sih itu permainan berhasil apa gak, soalnya waktu kita main angin di luar emang lagi kenceng banget, jadi bisa aja itu karena angin. Dan bisa juga pensil sama kertas itu hilang karena udah dibersihin sama petugas kebersihan." tambah Jaehyuk.

Yoonbin diam, tatapan matanya seolah menyiratkan sesuatu, dan itu ditangkap oleh Asahi.

"Oh iya emang cara selesain permainannya harus gimana?" Junghwan

"Pensilnya harus dipatahin terus dibakar bareng sama kertasnya." Hyunsuk

"Yaudah nanti kita minta aja sama petugas kebersihan." Jeongwoo

Haruto menjitak kepala Jeongwoo, "lo mau ngubek-ngubek bank sampah? Gue sih ogah ya."

Jeongwoo membalas menjitak kepala Haruto, "minta petugasnya lah."

Sekarang gantian Asahi yang menjitak kepala mereka berdua, "gak sopan, kalian yang butuh masa nyuruh petugasnya."

Jeongwoo dan Haruto mengusap kepala masing-masing sambil menatap Asahi sinis.

"Apa?!" tanya Asahi galak.

"ENGGAK." Hajeongwoo

Yang lain tertawa melihat tingkah mereka. Sudah biasa melihat pemandangan seperti ini. Maka dari itu senjata paling ampuh untuk menghentikan kelakuan Haruto dan Jeongwoo yang sudah di luar nalar adalah menyerahkan mereka pada Asahi.

"Gue rasa permainan kalian berhasil." tawa mereka terhenti karena ucapan Yoonbin barusan.

"Darimana lo tau?" tanya Yedam heran.

"Logikanya kalau emang angin di luar sekencang itu, pasti pensilnya bakal berputar lebih dari satu kali putaran, dan bahkan bisa sampai jatuh. Tapi disini kalian bilang kalo pensilnya cuman bergerak sedikit kan?" jelas Yoonbin.

Mereka mengangguk setuju, namun ada satu orang yang merasa kurang yakin akan pendapat Yoonbin.

"Tapi mungkin aja, karena ketutupan gorden makanya angin yang kena ke pensil cuman sedikit." Jihoon

"Tapi kemarin gordennya kebuka setengah Ji." Yoshi

Haruto mengusak rambutnya kasar, "argh udahlah, gak penting tau bahas ginian. Nambah beban pikiran aja."

"Ho'oh kita kan udah pusing karena tugas sekolah." Jeongwoo

"Cara satu-satunya ya kita harus cek ke bank sampah dan tanya sama petugas kebersihan." Doyoung

"Bener, biar gak asal nebak kaya gini." Mashiho

"Gue setuju, kita bagi tugas." ucap Jihoon yang sedari tadi diam menyimak.

"Hyunsuk, gue, Junkyu, Jaehyuk Mashiho, Doyoung, dan Yedam nanya petugas kebersihan. Sisanya cek bank sampah."

Haruto dan Jeongwoo melotot tidak setuju, "apa-apaan masa kita bagian yang begitu!"

"Tau gak adil nih!" Haruto

"Mau enak sendiri kalian." Jeongwoo

Jihoon memijit pangkal hidungnya pening, suara mereka sangat menggelegar di ruangan ini.

"Kita–" protesan Haruto terpotong karena ucapan Jihoon.

"Diem. Bukan tanpa alasan gue tugasin kalian buat cek bank sampah. Gue tau di tim kalian isinya orang-orang yang teliti. Makanya gue tugasin kalian disini biar cepet ketemu."

"Lo bayangin kalo yang gue suruh spesies Doyoung sama Junkyu yang lemot." yang disebut namanya melotot tidak terima.

"Apa–" ucapan Junkyu terpotong karena bekapan tangan Yoshi.

"Lanjut." Yoshi

"Pasti ketemunya bisa 1 bulan kemudian." lanjut Jihoon.

Walaupun sudah dijelaskan, memang dasar anaknya saja keras kepala, mereka masih menggerutu.

"Kalo kalian gak mau yaudah." ucap Asahi membuat kedua bocah itu panik.

"MAU KOK KITA MAU, IYA KAN TO!" kata Jeongwoo menyenggol lengan Haruto.

"IYA BENER KITA MAU." balas Haruto mengangguk berusaha meyakinkan Asahi.

"Oke, kita mulai besok." kata Yoonbin.

"Kenapa gak sekarang aja? Lebih cepat lebih baik." Junghwan

"Kita pikirin keadaan Hyunsuk juga. Dia masih butuh banyak istirahat." Yoonbin

"Sip gue setuju. Buat tim bank sampah jangan ada yang kabur." ancam Jihoon dengan tatapan mengarah ke Haruto dan Jeongwoo.

Yang ditatap memutar bola mata malas, "iyaaa."












"Permainan siap dimulai hihihi." –unknown













– tbc –

Mysterious Class | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang