Episode 2

189 50 7
                                    

Halo halo everybodeh!

---○▪︎●▪︎○---

Suara riuh mengelilingi Dita, semua orang berkerumun untuk melihat apa yang terjadi. Suara tangis dari Mina membuat Dita semakin tidak nyaman. Napasnya tersengal-sengal, mungkin karena di sekitarnya terlalu banyak orang

"AMBULANCE! SIAPAPUN PANGGILKAN AMBULANCE!" Teriak Jin sambil berusaha membuat mereka memberi jarak

"Sayang, bertahanlah. Aku pastikan kalian selamat." Jin segera menenangkan Dita, sedangkan Mina semakin histeris setelah melihat darah yang mengalir di bagian kaki dari mamanya itu.

Suara ambulance yang memekakan telinga terdengar dari kejauhan. Jin berusaha tenang tapi ia tak bisa mempertahankan akal sehatnya.

"MENJAUHLAH! BERI JALAN UNTUK AMBULANCE!" Pekiknya agar kerumunan warga itu menyingkir dari sisi jalan.

"Mamaaaa huaaa" tangis Mina semakin keras, membuat kepala Jin rasanya hampir pecah. Jin mengalihkan perhatiannya ke hal yang jauh lebih penting sekarang

Jin segera menggendong Dita dan membawanya menuju bagian belakang ambulance itu. "Sayang, pertahankan kesadaranmu. Ambulance nya sudah datang" Jin sudah tak bisa mengatur ekspresinya lagi, wajahnya sangat kacau

Dita mengelus pipi Jin, terdapat bercak darah tertinggal disana. "Maafkan aku..." ucapnya pelan sebelum menutup matanya.

Dita mendengar suara banyak orang mengkhawatirkannya. Tapi matanya sangat berat, ia tak memiliki tenaga untuk mempertahankan kesadarannya. Saat itu petugas kesehatan yang ada di ambulance segera memberikan pertolongan pertama, mereka memakaikan oksigen untuk Dita dan memakaikan infus. Lalu satu petugas lain menelepon ke rumah sakit terdekat untuk memberitahu kondisi pasien.

Dita merasa tangan kecil terus memeganginya, kali ini nafasnya jadi lebih nyaman. Dita membuka sedikit matanya menoleh pada orang-orang yang ada di sebelahnya. Mina dan Jin terlihat mengkhawatirkannya, "mama.. baik... baik.. saja.." ucapnya pelan

Meskipun Dita mengatakan seperti itu, Jin sama sekali tidak menganggap ini semua 'baik-baik saja'.

.
.
.

Jin bergerak kesana-kemari menanti Dita di depan ruang bersalin, hatinya sangat sakit. Jin bahkan tidak paham apa yang sebenarnya terjadi, ia terlalu takut untuk bertanya pada Mina. Jin melirik Mina sekilas yang sudah berhenti menangis sejak beberapa waktu lalu.

Jin menghela napasnya panjang, memberanikan diri mendekati Mina. "Mina.. sayang"

Mina menunduk, tak berani menatapnya walau Jin sudah berlutut untuk mensejajarkan pandangannya. "Maafkan papa karena tadi sempat meninggalkan kalian sebentar" ucapnya pelan

Mina masih diam, tak lama Mina menoleh ke arah ruang bersalin.

"Mi..Mina.." Jin berusaha mengontrol ekspresinya, ia berusaha menyentuh pipi dari anaknya tapi Mina menahannya.

"Mina takut pa.." Ucapnya pelan, segera menekuk kakinya dan memeluk dirinya sendiri.

Seketika itu juga Jin tersadar kalau Mina pasti jauh lebih ketakutan sekarang, Jin bahkan tidak tahu dunia seperti apa yang dilihat oleh Mina. Anak yang begitu kecil ini harus 'melihat' dunia dengan cara yang berbeda, atau bahkan dunia yang sama sekali tak dapat dibayangkan.

Jin segera memeluk Mina dengan erat. "Maafkan papa.. Maafkan papa" ucapnya terus memohon pengampunan pada anaknya itu.

Mina menangis dalam pelukan itu, dan mereka berada dalam posisi itu cukup lama.

*BRAKK!* (Suara pintu terbuka dengan keras)

"Hyung! Mina! Kalian baik-baik saja?"

"Paman Minnie! Huhuhu" Mina langsung melepaskan pelukan papanya dan berlari kecil menuju paman minnie-nya itu.

Eternal Love Part 2✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang