"Rumah itu..." ucapan Yoga terdengar samar-samar, entah karena Mina yang tidak mengerti atau ada sesuatu yang membuatnya tak bisa mendengarkan penjelasan Yoga.
Telinganya berdenging, Mina menyentuh telinganya sambil sedikit membungkuk
"Se... ma.." suara berbisik itu membuat Mina semakin sulit mendiferensiasi dan lagi denging itu semakin menyakiti telinganya
"Selamat.." suara itu kembali beradu dengan denging, Mina merasa ada cairan hangat yang mengalir di telinganya.
"Selamatkan dirimu" setelah berhasil mendengar keseluruhan kalimat itu Mina merasa tetesan hangat tadi menjalar turun melalui pipinya dan terlihat tetesan merah di tangannya.
"Da.. darah..?" Mina yang terkejut seketika kehilangan kesadaran.
"Apa kau baik-baik saja? Hei Mina!" Yoga langsung memapah tubuh Mina yang menurutnya sangat ringan itu untuk menuju ke bagian halaman rumah.
Yoga berusaha mengetuk pintu depan namun sama sekali tidak ada respon apapun, ia melihat seorang anak laki-laki berlari ke arah bagian belakang. Ia segera memapah Mina menuju ke arah anak tadi berlari.
Dari arah halaman belakang di saat yang sama Mina dan Yoga sampai, Jin berlari sangat kencang entah dari mana.
Yoga yang melihat kemiripan antara Mina dan Jin langsung menyapanya dengan hormat "Om" sambil tersenyum canggung
Jin yang tersengal-sengal hanya bisa mengangguk, "Mi.. na.. ke.. na.. pa?" Sambil memeriksa tubuh anaknya itu.
"Yoga juga gak tau" jawab anak laki-laki itu, ia berusaha menjelaskan semuanya dengan terburu-buru dan terlihat sekali ia sangat takut dicurigai kalau penyebab Mina tak sadarkan diri adalah dirinya.
Jin menghela napas panjang, mengangguk singkat dan segera menggendong Mina. "Ayo kita masuk dulu" ajaknya pada Yoga
Jin masuk lebih dulu, keadaan di dalam benar-benar 'kacau'. Dita menatap kosong ke arah penggorengan yang entah sejak kapan sudah berasap karena gosong. Dita seolah terhipnotis pemandangan itu, Jin segera mendorong Dita menjauh-masih dengan Mina di pelukannya. "AWAS!" Teriak Jin yang kini menyadarkan Dita.
Mina kini berada di pelukan Dita, sedangkan Jin sibuk memadamkan api yang hampir saja menjalar keluar dari sisi penggorengan. Jika tak cepat mungkin akan terjadi kebakaran.
Yoga yang melihat pemandangan itu menghela napas dalam dan masuk ke dalam rumah setelah mengucap salam.
Suasana di dalam rumah itu terasa mencekam, Yoga sudah merinding namun ia memberanikan diri. Entah atas dorongan apa tapi dia ingin menyelamatkan keluarga ini.
Dita menangis setelah menyadari kondisi Mina, ditambah kebakaran yang hampir disebabkannya. Jin mengusap kepalanya dengan lembut dan memeluknya. "Tidak apa, sekarang aku ada disini.. maaf.." ucapnya berusaha menenangkan Dita
.
.
.Yoga kini duduk di meja makan bersama Dita dan Jin. Mereka tampak berbicara dengan serius, sedangkan Mina berada di kamarnya setelah mendapatkan penanganan di puskesmas tadi.
"Om.. tante.. siapa yang menyewakan rumah ini pada kalian?" Tanya Yoga langsung to the point karena sejak tadi hal ini membuatnya bertanya-tanya
"Kamu nanyea?"*
(*maaf daku kena sindrom dilan kw wkwkwk, engga lah gada percakapan kek gini oke skip.)"Itu.. apa ada masalah?" Tanya Jin dengan waspada
"Um.." Yoga tampak ragu untuk menyampaikan sesuatu
"Bicaralah" Dita mengangguk dan mempersilakan Yoga untuk melanjutkan kalimatnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love Part 2✅️
FanfictionCerita ini adalah sekuel dari Eternal Love, melanjutkan kisah 'perjalanan' keluarga kecil Jin dan Dita setelah resmi memiliki anak kedua. Ada satu rahasia lagi yang menyelimuti keluarga ini. Bagaimanakah kehidupan baru mereka bersama Mina dan anak k...