---○▪︎●▪︎○---
"Kim.."
"Min..."
"Mina..."
"Kim Mina"
Suara lembut itu terus terdengar diantara heningnya malam.
Mina yang masih berusia tiga tahun terbangun karena mendengar namanya terus dipanggil. Gadis cantik dengan kulit putih dan wajah yang sangat mirip dengan papa Jin itu mulai mengusap matanya
"Eung??" Mina berusaha membuka matanya yang berat, melihat sekeliling untuk mencari sumber suara yang memanggilnya
Ada seorang anak kecil yang terlihat sebaya dengannya berdiri di sisi ranjang memperhatikannya dalam diam. Dia memakai pakaian musim panas dengan wajah yang sangat pucat.
Mina memilih berbalik, dan anak kecil itu sudah berada di sisi yang lain.
"Mina mengantuk, tidak ingin main" ucapnya pelan lalu kembali terlelap.
.
.Mina merasa ada yang menciumnya lembut. Mina membuka matanya sedikit, untuk melihat sosok yang menciumnya. Mina menggeliat ke arahnya
"Mina sayang"
Saat mendengar itu Mina membuka kedua matanya dengan sempurna, dan melihat mama Dita tersenyum hangat padanya. "Mina sayang" ucapnya lembut sekali lagi sambil mengusap kepala Mina
"Mamaaa~" Mina langsung minta dipeluk dengan manja
Mama Dita segera memeluknya dengan perut buncit berisi bayi yang sedikit mengganggu pelukan itu.
"Sayang, mama harus segera berangkat ke rumah sakit"
Mina cemberut, ia menatap ke arah perut buncit mamanya. "Gom cepatlah keluar dari sana! Kasihan mama kesulitan jalan karena kamu!" Pekiknya memarahi bagian perut Dita dengan menggemaskan. Gom itu berarti beruang, dan merupakan panggilan sayangnya untuk si adik. Menurut Mina, bentuk perut mama Dita menjadi mirip seperti beruang di serial kartun yang ditontonnya sejak mengandung adik keduanya ini.
"Tapi mama masih cantik kok" Mina khawatir mama Dita merasa sedih karena ia sering memanggilnya mama Gom.
Dita tertawa kecil. "Mina sayang, paman minnie dan paman yang lain akan segera datang untuk menemanimu disini. Dengarkan mereka dan jangan nakal ya!"
Mina tersenyum, "siap bu bos! Mina akan mendengarkan paman minnie, dan oppa-oppa tampan"
"Oppa tampan?" Mama Dita menahan senyumnya, "siapa saja oppa tampan yang dimaksud Mina?"
"Siapa lagi selain anggota Bangtan?" jawab papa Jin yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu dengan satu ransel besar yang di simpannya di dekat sana.
"Oh, papa udah ga main game lagi? Apa sekarang papa udah menyerah?" Tanya Mina dengan mata yang melebar
Mendengar Mina mengatakan itu, mama Dita melirik tajam pada papa Jin. Bahkan mama Dita sudah berdiri seolah bersiap untuk marah.
"Apa yang kau bicarakan? Papa sama sekali tidak bermain game sejak kemarin!" Jawab papa Jin dengan ekspresi yang seperti memberi kode pada Mina
"Ha? Jelas-jelas saat jam itu masih 00.00 papa masih--" Mina menunjuk jam digital yang sekarang menunjukan pukul 4 dini hari.
Papa Jin segera membungkam bibir Mina agar tak membeberkan rahasianya setiap malam, "sayang, nanti papa belikan es krim yang banyak dan papa akan minta oppa kodok untuk terus tinggal disini lebih lama" bisiknya pada Mina
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love Part 2✅️
FanfictionCerita ini adalah sekuel dari Eternal Love, melanjutkan kisah 'perjalanan' keluarga kecil Jin dan Dita setelah resmi memiliki anak kedua. Ada satu rahasia lagi yang menyelimuti keluarga ini. Bagaimanakah kehidupan baru mereka bersama Mina dan anak k...