Gelap.
Tidak ada yang bisa dilihat selain kegelapan. Dan juga tak ada siapapun di sisiku, bahkan James juga tidak ada.
Dengan tenang aku melihat sekeliling, tangan yang kecil ini mencoba menggapai apapun di sekitar, aku memperhatikan lagi jari-jari yang kecil ini.
Anehnya aku merasa seperti bukan diriku.
Meskipun tempat itu sangat gelap, aku bisa merasakan sentuhan daun dan tanah ketika berjongkok.
"Minjae bukan penakut" ucapku dengan sangat tegas lalu tiba-tiba terdengar langkah kaki mendekat.
Aku tak dapat melihat apapun, itu membuatku jadi ketakutan. Aku menutup mataku dan meringkuk, berharap tak ditemukan.
Aku mendengar suara seperti seorang menyeret sebuah benda. Dengan takut-takut aku membuka mata sekali lagi. Kali ini aku sudah dapat menyesuaikan di kegelapan ini.
Aku berada di antara semak-semak, aku mengintip sedikit ke arah suara tadi terdengar. Aku menutup bibir dengan tangan, berusaha tak mengeluarkan suara sedikitpun.
Sosok yang ku lihat itu sangat tinggi, dia menyeret sesuatu yang berwarna hitam dan mengeluarkan bau menyengat. Sosok itu memiliki tangan yang sangat panjang, jalannya sedikit bungkuk.
Aku membelalakan mataku, dan menutup mulut sekuat tenaga. Aku sangat takut. Papa dan mama tolong selamatkan aku.
Tiba-tiba ada sesuatu yang lembut menyentuh mataku, dengan suara yang pelan berbisik di telingaku "sekarang sudah tidak apa-apa, buka matamu" suaranya juga lembut tapi perasaan apa ini, kenapa perasaan ini begitu familiar?
Aku membuka mataku pelan, dan banyak cahaya membludak masuk ke mataku. Aneh sekali. Jelas-jelas tadi semuanya gelap tapi sekarang sangat terang?
"Nak?" Suara itu lagi, kali ini dari arah belakangku. Aku menoleh untuk menatapnya.
"Mama?" Aku benar-benar tidak yakin, tapi penampilan mama sangat berbeda. Dengan mahkota dan pakaian panjang itu mama terlihat sangat cantik. Aku tanpa sadar sudah menarik pakaiannya dan meminta padanya untuk berjongkok di depanku.
"Mama" panggilku lagi karena tidak kunjung mendapat respon apa-apa.
"Bukan mama, tapi.. um panggil saja putri atau.. aunty??" jawabnya lembut, senyuman indah dan tawa ringan lalu menghiasi wajahnya.
Aku mengedipkan mata beberapa kali. Aku tidak paham.
"Nak, kamu tersesat ya?" Tanyanya lagi. "Melihat dari penampilanmu, ini belum waktunya bagimu.."
Aku hanya dapat menggeleng. "Minjae tidak tahu" jawabku singkat dan menatapnya lurus
Wanita yang mirip dengan mama itu lalu berjongkok, mendekatkan wajahnya. "Sebaiknya Minjae cepat pulang, mama dan papamu pasti sangat khawatir"
"Bagaimana caranya pulang?"
🤫🤫🤫
Dita menatap kosong ke arah cermin itu, ia tersentak saat merasakan sentuhan di sekitar kakinya.
"Ah!"
"Mama" panggil anak perempuan itu lagi sambil mengusap matanya.
"Ya nak.."
Mina yang baru saja terbangun itu langsung menanyakan kabar adiknya "Minjae baik-baik saja kan?"
Dita benar-benar tak dapat menjawab apapun. Sosok anak kecil blasteran tadi tampak di pantulan cermin, dia duduk di atas lemari. Tersenyum sambil menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Dan tak lama menghilang
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love Part 2✅️
FanfictionCerita ini adalah sekuel dari Eternal Love, melanjutkan kisah 'perjalanan' keluarga kecil Jin dan Dita setelah resmi memiliki anak kedua. Ada satu rahasia lagi yang menyelimuti keluarga ini. Bagaimanakah kehidupan baru mereka bersama Mina dan anak k...