Episode 5

130 40 10
                                    

Have a nice day!

---○▪︎●▪︎○---

Dita tiba-tiba terbangun karena mendengar suara guntur yang menggelegar. Langsung membangunkan pria yang memeluknya dari belakang. "Sayang.. oppa!!"

Jin mengerjap "hm?" Tanyanya pelan sambil berusaha membuat Dita kembali dalam pelukannya.

"Aku merasa firasat buruk" ucap Dita dalam pelukan itu

Jin mengecup keningnya. "Seharusnya sekarang sudah pergi firasat buruknya hehe"

Dita cemberut, ia mencubit dada Jin pelan. "Ih dengerin dulu!!"

"Aw aw.. oke oke.. apa?" Tanya Jin memberikan senyuman cerah masih menutup rapat matanya

"Oppa ga mau dengerin nih?"

Jin membuka salah satu matanya dan melihat Dita sudah cemberut. Dengan gerakan cepat ia menecup bibirnya. "Aku mendengarkanmu dengan telingaku. Katakanlah sayang~" ucapnya sambil menyentuh hidung Dita dengan hidungnya.

"Oke, dengarkan baik-baik ya" Dita kini menyentuh pipi Jin dengan telapak tangannya

Jin mengangguk, ia kini menatap mata Dita dari jarak sedekat itu

"Aku tidak yakin ini sebuah pertanda atau apa.. tapi aku sama sekali tidak bisa mengabaikan ini, hatiku sangat tidak tenang.."

"Ada aku disini" jawab Jin sambil memainkan rambut Dita

Dita menghela napasnya cukup panjang. "Beberapa hari lalu aku memimpikan hal yang aneh. Aku tidak tau sejak kapan ini dimulai tapi ku rasa aku harus menceritakan semuanya dari awal"
.
.

Dita terbangun di tempat yang tidak asing. Pondok kayu dengan pemandangan asri, dan hamparan padang bunga matahari di sisi lain pondok. Tapi kali ini suasana di dalam pondok itu sangat berbeda, terakhir kali Dita berada di sana sangat dingin dan mengerikan.

Jauh berbeda sekali dengan sekarang, hangat dan menyenangkan. Dua kata itu dapat menggambarkan perasaan Dita kali ini. Dita tersenyum mengingat kembali kenangan manis perpisahannya dengan pemilik pondok ini.

Dita merasa seperti ada yang menggelitik di perutnya. Rindukah? Dita tidak yakin dengan apa yang dirasakannya terhadap suasana yang tidak asing baginya ini.

"Aku? Kenapa disini lagi?" Dita mengucapkan hal itu pelan, matanya mengerjap berkali-kali dan berusaha menggerakkan tangannya. 'Ah, ini mimpi' batinnya dan berdiri dari ranjang tempatnya berbaring tadi

Dita melihat sekeliling, perabotan kayu yang masih tertata sama persis. Tapi kini hanya ada satu yang berbeda, lukisan bunga mawar sudah tak ada di kamar utama. Melainkan potret lukisan Putri Adya dan Tuan Kim yang sedang tersenyum disana. Wajah keduanya sangat cerah berseri.

Potret Tuan Kim terlihat sangat tampan meskipun ada kumis tipis, rambut sebahunya diikat setengah dan menggunakan pakaian tradisional hanbok berwarna putih. Sedangkan potret Putri Adya.. "apa mataku salah?" Dita mengusap matanya untuk melihat potret lukisan itu dengan lebih jelas. Tapi ternyata bukan matanya yang salah, di bagian wajah Putri Adya memang sangat bercahaya. Seolah-olah Putri Adya memang cahaya itu sendiri.

Dita tersenyum, "Kalian sudah bahagia disana" Dita memandangi potret lukisan itu sedikit lebih lama sebelum akhirnya memilih bergerak keluar dari pondok untuk mencari petunjuk apapun itu, melewati hamparan padang bunga matahari dan kini mencapai air terjun. "Semuanya masih sama persis"

Dita terus mengikuti kemanapun kakinya melangkah, pasar, istana, semua yang dulu pernah dijelajahinya dalam ingatan Putri Adya. Dita tidak yakin apa yang harus dilakukannya, jadi ia menuju ke arah yang belum pernah dilaluinya.

Eternal Love Part 2✅️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang