13. Kerinduan fajri

184 29 6
                                    


~fajri

Setelah berpapasan dengan bang shandy. Kini aku melanjutkan berjalan menuju tenda. Sesampainya disana , aku masuk ke tenda dan langsung merebahkan tubuhku dan memejamkan mata.

Ntah baru berapa menit aku tertidur, kini aku terbangun karna mendengar suara langkah kaki yang memasuki tenda .

" Si fajri udah tidur tuh fik ".

" Iya kayaknya ".

Aku mendengar percakapan mereka dan aku tau mereka siapa. yahh.. siapa lagi kalau bukan fiki dan zweitson.

" Gue juga mau tidur, geseran fik ". ucap zweitson

" Gak mau gue disini aja, lo tidur di samping fajri, biar gue disamping fenly ". ucap fiki yang tak mau menggeser tubuhnya.

" Gitu banget sihh ".

" Biarin ".

~

Aku membuka mata . Dadaku terasa sesak ketika mendengar ucapan fiki tadi yang tak mau tidur di sampingku, dia malah ingin sekali tidur di samping fenly.

Aku mencoba memejamkan mata lagi dan mencoba untuk tidur kembali. Namun kali ini aku tak bisa tertidur. Aku merubah posisiku menjadi duduk, aku melihat zweitson disampingku sudah tertidur begitu juga dengan fiki.

Karna rasa ngantuk tak kunjung datang, aku pun pergi keluar tenda. Dan aku menatap sekeliling mencari sosok fenly namun tak ada pun fenly diluar, Ah sudahlah itu tak penting.

                           🧡

Malam terasa sepi, karna semuanya sudah tertidur. Aku pun berjalan , terus berjalan dan berjalan, sampai akhirnya langkah ku terhenti di suatu tempat yang menurutku cocok untuk meratapi kekesalan ku.

Aku pun mendudukan tubuhku di atas batu. Tempat ini sunyi, sepi , gelap, Sama seperti hidupku. Aku menatap langit dan melihat bulan yang sangat indah, ditambah bintang-bintang yang menghiasi langit. Membuatku teringat pada seseorang yang sangat ku cintai.

Aku membuka layar handphone ku dan menampilkan wajah seorang wanita cantik.

" Bulan..
disana apa sama purnama? adakah bintang temani malamnya, seperti malamku.

Bulan...
apa dia rasa rindu yang sama ?".

Aku menangis ketika mengingatnya.

" Umi.. aji kangen ".

Yah wanita yang ku sebut cantik adalah umi, wanita yang telah melahirkan, merawat dan membesarkanku. Ia telah lama meninggalkan aku.

Jauh di atas sana. Atau mungkin sekarang di atas sana umi sedang melihatku menangis .

" Sakit ya.. bila rindu seseorang tapi tak bisa bertemu ". ucapku

Setelah kepergian umi, aku dan fiki menjadi jarang akur. Fiki seolah - olah trus menghindar dariku ntah karna apa.

Jujur aku merindukan fiki yang dulu. Bahkan benakku selalu berkata , kapan ya aku sama fiki bisa kaya dulu lagi.

                           🌹

Setelah dari toilet, fenly bergegas menuju tenda. Namun langkahnya terhenti ketika melihat fajri keluar dari tenda.

" Fajri..? mau kemana dia, malem - malem gini ". Ucapnya dalam batin.

Fenly pun lantas mengikuti fajri yang ntah akan kemana. Fenly masih terus mengikuti fajri, sampai ia tak sadar gelang yang fenly pakai terlepas dari tangannya.

Hingga akhirnya fajri terhenti di tempat yang tak fenly ketahui, namun ia sadar kalau fajri sudah terlalu jauh berjalan. Sampai akhirnya fenly melihat fajri terduduk memandang langit dan kemudian menangis. Fenly yang melihatnya merasa iba. Fenly bahkan mendengar semua ungkapan isi hati fajri yang merindukan orang tuanya.

Tenang tuk esok senang // Un1tyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang