~ 12 ~

442 45 8
                                    

Selamat membaca

Satu minggu kemudian.....

Arya selalu dibuat terpesona oleh calon istrinya. Kali ini ia sungguh terpana dan hanyut saat melihat penampilan Marina berbalut gaun pengantin, tengah berjalan bersama papanya menuju ke tempat dimana Arya berada. Arya sedari tadi sudah menunggu di depan altar dengan seorang pastor yang sudah siap untuk menikah kan mereka berdua.

Seketika air mata haru dan bahagia menetes dari sudut matanya. Kini Arya tau kenapa Dika juga terharu saat melihat Sita dihari pernikahan mereka. Devon adalah teman sekaligus rekan bisnis Arya kini menjadi pendamping pria di acara pernikahan Arya dan Marina, tampak mengulurkan tissue kepada Arya. Sambil tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada Devon, Arya mengusap pipinya dan sudut matanya yang basah.

Arya semakin mengembangkan senyumnya ketika Marina sudah berdiri di hadapannya. Baratha meraih telapak tangan kanan Arya dan menyatukan dengan telapak tangan  kiri Marina. 

"Aku berikan anak bungsuku kepadamu Arya untuk kau cintai sepenuh hati seumur hidupnya. Jika kamu membuatnya terluka, maka aku akan datang untuk menghajarmu, meskipun aku harus bangkit dari kuburku." ucap Baratha dengan tegas.

"Papa bisa percayakan Marina pada saya. Saya akan berusaha membahagiakannya."

"Dan satu lagi Arya. Kamu harus selalu bahagia jika ingin membuat Marina bahagia." ucap Baratha kemudian berbalik dan menuju ke tempat duduk.

Arya tidak pernah menduga kini ia memiliki mertua yang baik dan bijaksana. Dalam hati Arya merindukan ayahnya. Kini Arya dan Marina telah duduk berdampingan menghadap ke altar dan seorang pastor memulai pemberkatan pernikahan mereka.

Marina dan Arya saling menatap penuh cinta saat mengucapkan janji setia. Arya menggenggam erat tangan Marina, seolah tidak akan pernah melepaskan.

"Marina, terimalah dan kenakanlah cincin ini selalu di jari manismu, sebagai tanda cinta tulus dan setiaku kepadamu." ucap Arya sambil tersenyum, kemudian menyematkan cincin itu di jari manis Marina.

"Mas Arya, terimalah dan kenakanlah cincin ini di jari manismu, sebagai tanda cinta tulus dan setiaku kepadamu." ucap Marina sambil menyematkan cincin di jari manis Arya.

Arya mencium kening Marina, kemudian mengecup singkat bibir Marina. Seluruh hadirin yang hadir bertepuk tangan sebagai tanda restu dan turut berbahagia dengan pernikahan mereka. Marina tersenyum bahagia menatap lelaki yang kini telah sah menjadi suaminya.

Pada sore harinya, sebuah perayaan digelar begitu mewah disebuah ballroom hotel Dharmawiratha milik keluarga Wiratha. Dari 7 anak Baratha, hanya Marina yang belum menikah. sebagai ungkapan syukur karena anak bungsunya menikah, Baratha memberikan acara pernikahan yang luar biasa. Karena selama ini ia menyadari bahwa ia tidak pernah memberikan kasih sayang sedikitpun pada putri bungsunya itu. Ia ingin menebus semua tahun tahun yang terlewat karena kekerasan hatinya.

Para tamu undangan dari pemimpin negara dan juga rekan bisnis Baratha dari segala penjuru dunia turut memenuhi undangan pernikahan Marina dan Arya. Untuk menjamu  para tamu undangan, Baratha telah menyiapkan berbagai masakan dari seluruh nusantara. Sebanyak 100 koki ternama, ia kerahkan untuk membuat hidangan. Dan sebagai hiburan, Baratha telah menyewa banyak penyanyi terkenal, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Para tamu undangan sangat takjub dan senang dengan jamuan makan dan hiburan yang disediakan tuan rumah untuk mereka. Seolah sedang makan direstoran top dunia, dan menonton sebuah konser. 

Sita dan Dika hadir sebagai bagian dari keluarga Arya, ikut duduk di tempat duduk yang seharusnya diperuntukkan bagi orang tua kedua mempelai. Mereka berduapun ikut menerima ucapan selamat dari para tamu undangan atas pernikahan Arya dan Marina. Hingga beberapa kali Sita tidak fokus saat melihat penyanyi asal korea yang menjadi idolanya juga ikut tampil membawakan lagu kesukaan Sita dan Nala. Sita iri dengan Nala yang duduk di salah satu undangan VIP, karena bisa dengan santai menikmati suasana pesta yang meriah, dan jangan lupakan Devon yang dengan posesif merangkul bahu Nala. Mareka tampak asik ikut bernyanyi dan sesekali berdansa saat lagu favorit Nala dibawakan.

Langit berubah gelap namun pesta pernikahan Arya dan Marina belum kunjung usai. Para tamu undangan masih enggan meninggalkan ballroom karena terlalu menikmati suasana pesta. Bahkan dalam acara pesta pernikahan tersebut, mereka memanfaatkan untuk bertemu dengan orang - orang penting hanya sekedar berbicara santai hingga membicarakan hal bisnis. 

Sita menghampiri meja Marina dan kemudian memeluk Marina erat. Mbak, aku nitip mas Arya ya." ucap Sita pada Marina. Tentu saja Marina terkejut dengan sapaan hormat yang ditujukan Sita padanya. 

"Kenapa panggil mbak? kan aku lebih muda darimu." bisik Marina yang balas memeluk Sita.

"Kan kamu sekarang kakak iparku. Aku panggil kamu dengan sebutan mbak itu hanya kalau aku ada maunya dan kamu harus menuruti kemauanku." ucap Sita sambil terkekeh.

"Iya Sita. Aku dan mas Arya akan selalu menjaga, kamu jangan kuatir ya." ucap Marina.

Sita melepas pelukannya dan tersenyum menatap Marina. Ia kemudian beralih menatap Arya, kakaknya. Sita mendekati Arya dan kemudian memeluk kakaknya itu. "Mas Arya harus bahagia dan lebih kuat. Udah ada Marina dan calon ponakanku yang harus dijaga." bisik Sita.

Arya membalas pelukan adiknya itu."Iya itu pasti. Dan walaupun kita sudah punya keluarga masing - masing, kita tetap harus saling menjaga. aku tetap bisa jadi kakakmu yang selalu ada buat adikku" ucap Arya sambil menepuk nepuk punggung Sita.

 .....

Setelah acara pernikahan selesai, Arya dan Marina bergegas kembali ke kamar untuk berganti baju. Mereka tidak akan tinggal di hotel itu, karena Marina telah menyiapkan sebuah tempat istimewa bagi mereka berdua. Arya dan Marina menaiki pesawat pribadi milik keluarga Wiratha, menuju ke sebuah pulau yang dekat dengan benua Australia. Pulau itu telah dimiliki oleh keluarga Wiratha. Disana telah dibangun sebuah Resort mewah. Marina sendiri yang memilih pulau itu sebagai lokasi bulan madu mereka. Marina ingin menghabiskan waktu berdua dengan Arya ditempat itu. Karena Resort itu dulu dirancang oleh mamanya Marina yang pernah bekerja sebagai arsitek sebelum menikah dengan papanya. 

"Kamu suka tempat ini mas?" tanya Marina sesudah mereka mendarat.

"Iya. Tempat ini seperti masih alami walaupun sudah dibangun Resort." ucap Arya sambil merangkul bahu Marina.

"Ya memang. Kata nenek. Mamaku sengaja merancangnya sedemikian rupa sehingga tidak banyak melakukan perusakan alam. Malahan ada area yang ditanami lagi dengan pepohonan supaya mencegah longsor." ucap Marina dengan semangat.

"Selamat datang Nyonya dan Tuan." ucap Ruben, kepala pelayan.

"Halo Ruben, lama tidak bertemu. Oya Ruben perkenalkan ini tuanmu juga, dia suamiku." sahut Marina.

"Halo tuan Arya. saya Ruben Harjanata, saya generasi ke 18, kepala pelayan keluarga Wiratha." ucap Ruben. "Silakan nikmati waktu anda berdua. Jika anda membutuhkan sesuatu silakan panggil saya." ucap Ruben.

Marina dan Arya kemudian diantar menuju ke kamar utama mereka. Para pelayan meninggalkan kamar setelah merapikan barang bawaan Marina dan Arya ke dalam ruang kabinet. Arya kemudian menghempaskan diri di atas ranjang yang empuk. Tubuhnya terasa lelah karena padatnya jadwal mereka. Mulai dari pemberkatan, resepsi hingga perjalanan ke pulau ini. Marina tersenyum, kemudian berbaring di sebelah Arya. Marina melepaskan dasi yang masih terikat dileher Arya. Kemudian Marina membuka beberapa kancing kemeja Arya.

"Marina jangan mancing - mancing deh." ucap Arya sambil menahan gerakan tangan Marina yang mulai beranjak turun hendak melepaskan ikat pinggang Arya.

Marina hanya tersenyum simpul mendengar teguran Arya. "Kamu gak ganti baju mas? Gak gerah gitu masih pake baju rapi banget." ucap Marina yang masih menggoda Arya.

"Duh sayang, kamu kenapa gak peka banget sih." ucapnya, Arya kemudian merengkuh tubuh Marina dan mengecup singkat bibir Marina yang menggemaskan. "Kamu harus istirahat, ibu hamil jangan terlalu capek. Aku tau dan aku juga pengen banget, tapi aku ga mau kamu tambah capek. Demi keamanan masa depan kita, oke sayang?" Arya dengan lembut membujuk Marina.

"Oke boss." sahut Marina kemudian mengecup singkat bibir Arya. Mereka berdua tersenyum lebar dan penuh kebahagiaan.

..... BERSAMBUNG .....

PUBLISH : 27 10 2022



Never Let Go [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang