Selamat membaca
Suara deburan ombak dan kicauan burung mengusik Marina dari tidur lelapnya. Iapun tersenyum dengan mata masih terpejam, saat merasakan belaian lembut dipuncak kepalanya. Marina menikmati setiap ujung jemari yang menyisir rambut kepalanya. Rasanya ia ingin terus bertahan dan tenggelam dalam kenyamanan yang selalu ia rindukan. Marina bahagia karena dirinya dipenuhi dengan cinta dari suaminya.
"Mas.. " gumam Marina dengan suara parau.
"Hem.. Tidurlah, hari masih gelap." ucap Arya dengan lembut.
"Masa sih? Kayaknya kita tidurnya udah lama deh." ucap Marina yang masih enggan membuka matanya.
"Sst.. Dah tidur lagi aja." ucap Arya yang kembali menenangkan Marina supaya kembali terlelap. Arya memeluk Marina dan menepuk punggung istrinya itu. Arya ingin Marina banyak istirahat.
"Mas.." gumam Marina lagi.
"Hem.." sahut Arya.
"Ini jam berapa sih?" Marina mulai tidak sabar dan mengerjapkan matanya.
"Masih jam 5 pagi. Memangnya kamu mau ngapain? Udah laper?" tanya Arya yang kemudian menatap istrinya.
"Iya mas aku laper." ucap Marina sambil membalas tatapan suaminya.
"Ok. kamu panggil Ruben untuk menyiapkan sarapan."
"Bukan Ruben, tapi kamu mas yang harus menyiapkan." ucap Marina dengan tersenyum.
"Ok. Aku akan ke dapur." ucap Arya kemudian hendak beranjak tetapi di tahan oleh Marina.
"Mas Arya, kamu yang harus menyiapkan diri." Bisik Marina yang kemudian duduk dengan manja di pangkuan Arya. Marina mencium bibir Arya kemudian melumatnya. Ia mengelus rahang Arya yang keras. Arya merengkuh tubuh Marina kemudian membalas lumatan istrinya itu.
"Marina.." Arya hendak melepaskan rengkuhannya ditubuh Marina, Namun Marina menahan tengkuk Arya dengan tangan kirinya.
"Ssstt..." Marina menekan telunjuk kananya di depan bibir Arya, kemudian ia kembali melumat bibir Arya dengan agresif. Marina mengaitkan kakinya dipinggang Arya, hingga tubuh mereka semakin menempel.
Arya tersenyum disela sela ciuman mereka. Ia kemudian mulai memberikan kebebasan bagi istrinya untuk melakukan apapun pada dirinya. Marina mulai membuka piyama Arya kemudian ia beranjak melepaskan gaun tidur dari tubuhnya. Arya terpukau dengan lingerie yang dipakai Marina, istrinya tampak begitu seksi. Dengan perutnya yang mulai membuncit dan dada yang lebih berisi. Arya memeluk pinggang Marina, sambil mereka saling melumat. Arya tidak bisa menahan tangannya untuk meremas lembut dada Marina, dan Arya juga memainkan pucuk payudara Marina dengan ibu jarinya.
"Emh.." Marina terus melumat bibir Arya dan meremas bahu Arya sambil menikmati sentuhan jemari Arya. Begitu lama mereka asik bercumbu. Arya menurunkan tali lingerie Marina, ia kemudian meraup payudara Marina dan menghisapnya dengan rakus.
"Aaahh.." lenguhan Marina terdengar merdu ditelinga Arya, semakin membangkitkan gairahnya. Arya menikmati payudara kiri dan kanan milik Marina. Ia sangat suka mendengar desahan manja yang mengalun dari mulut istrinya.
Marina mencengkram bahu Arya semakin kencang saat kenikmatan menyerangnya. Marina menggigit bibirnya dan menatap suaminya yang mulai membelai bagian sensitifnya. Dengan nyaman Marina masih menempelkan tubuhnya di atas Arya. Ia bisa merasakan kejantanan suaminya yang telah berdiri tegak. Marina mulai menggerakkan pinggulnya untuk menggesekkkan celah miliknya dengan milik suaminya.
"Marina." Arya menggeram saat merasakan gesekan lembut di permukaan kejantanannya.
Setelah melepas semua kain yang masih menutupi tubuh mereka, Marina kembali duduk di atas Arya. Ia meraih kejantanan Arya kemudian memasukkan ke dalam liang kewanitaannya. Marina mulai bergerak maju dan mundur, kedua tangan Arya meremas pantat Marina dan membantu Marina bergerak lebih cepat. Desahan mereka berdua saling bersahut sahutan seperti alunan lagu yang mengiringi percintaan panas mereka pagi itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Let Go [Completed]
Roman d'amourArya menjalin hubungan asmara dengan Marina personal asistennya. Namun ada hal yang tidak ia ketahui dari kekasihnya. Arya mengira selama ini Marina berasal dari keluarga biasa saja. Namun saat Marina menghilang, Arya mulai mengetahui latar bekakang...