22. Menantu Ideal Mrs Arwin 💜

1.1K 160 3
                                    

Type: Spoiler

Words: 400

♥︎♥︎♥︎

                                  

Entah bagaimana harus bersikap, Arsa terlalu canggung apalagi tatapan Mr Arwin nampak mengintimidasi. Mengingat dirinya adalah kekasih Jun, entah kenapa ia tiba-tiba merasa takut akan tanggapan mereka terhadap dirinya.

"Apa kau mengenal Junku?"

Arsa sedikit terkejut ketika wanita yang duduk tak jauh darinya itu tiba-tiba bertanya kepada dirinya. Arsa refleks mengangguk.

"Apa kau tahu kenapa Junku tidak datang hari ini?" Ia bertanya lagi. Nada bicaranya terdengar sangat polos.

"Jun sedang pergi ke Parksville untuk mengunjungi pekerjaannya di sana, Mrs." Arsa menjawab sejujurnya.

"Apakah dia akan pergi dalam waktu yang lama?" Tanyanya lagi.

"Siang ini dia sudah akan pulang." Arsa menjawab dengan nada lembut.

"Apakah besok kau bisa membawanya ke sini lagi?" Mrs Arwin bertanya lagi.

Arsa tersentuh, seorang ibu bahkan mengiba hanya karena ingin bertemu dengan anaknya. Maka ia mengangguk, "ya, aku akan membawanya padamu, besok." Janjinya.

Mrs Arwin tersenyum manis sekali, Arsa ikut tersenyum.

"Papa! lihat itu!" Lucy berseru sembari berlari menuju ke arah yang ditunjuknya barusan.

"Lucy, tunggu Papa!" Arsa berseru sambil berlari mengejar Lucy yang berlari ke arah pinggiran kolam. Rupanya ia mengejar dua ekor anak anjing pudel yang berlarian di sana.

"Papa?" Mrs Arwin bergumam.



♥︎♥︎♥︎



Jonathan Arwin baru saja keluar dari kamarnya di lantai dasar rumah besar ini. Ia baru saja menerima telepon dari salah satu kerabatnya, setelah berbincang cukup lama ia memutuskan untuk segera kembali ke halaman belakang di mana istrinya ia tinggalkan tadi. Mr Arwin mempercepat langkahnya karena ia ingat jika istrinya tidak sendiri tapi bersama cucunya dan seorang pemuda yang disebut adalah guru sang cucu.

Mr Arwin hanya sedikit khawatir karena kondisi kesehatan mental sang istri tidak stabil. Ibu dari Jun itu terkadang akan terlihat sangat diam, berhari-hari akan terlihat seperti berada di dunia yang lain, berbulan-bulan hanya dihabiskan dengan berbaring di tempat tidur atau ia akan mengamuk dan menangis berhari-hari sembari menimang boneka yang dianggapnya adalah bayi Jason, putera mereka yang sudah meninggal. Namun ada kalanya ia akan terlihat sehat dan normal seperti hari ini, sejak pagi ia sudah mengatakan kepada sang suami jika ia sangat merindukan Jun dan Lucy.

Mr Arwin tiba di halaman belakang namun tak menemukan siapa pun di sana. Ia kembali masuk ke dalam rumah, bertemu Anna, pelayan di rumah mereka. Wanita berusia empat puluh tahun itu menunjuk ke arah dapur, "Nyonya ingin  memasak sendiri makan siang untuk cucunya, Tuan." Beri tahu wanita itu.

Mr Arwin mengangguk lalu berjalan cepat menuju dapur, keningnya berkerut ketika mendengar tawa riang dari arah dapur. Ketika tiba di sana ia menemukan Lucy sedang duduk di balik meja makan, sedang memakan kentang goreng dengan cocolan saus sambal sedangkan istrinya bersama pemuda yang datang membawa Lucy itu berada di balik meja counter, nampak sibuk dengan bahan masakan.

"Ah, suamiku, kemarilah!" Mrs Arwin memanggil suaminya yang segera dituruti oleh pria berusia 56 tahun itu.

"Kau lihat menantu kita sangat pandai membuat kari daging kentang!" Wanita itu berseru.

Menantu?


TBC



Kalteng, 03 Oktober 2022

Love

❤️ Treseluf4ntasy ❤️







Wife MaterialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang