Type: Spoiler
Words: 520
♥︎♥︎♥︎
"Jun, aku datang bersama Arsa. Karena aku tidak punya partner maka kuajak saja dia." Olivia berkata dengan nada riang.
Kini Olivia beralih kepada Chris tanpa memedulikan wajah syok Jun. Ia menatap Chris dengan wajah riang dan penuh kepolosan, "Chris, lihat aku bersama mantan kekasihmu. Dunia begitu sempit, bukan?" Gadis itu berseru riang.
Wajah Chris memucat, ekspresinya benar-benar syok. Ia tahu jika Arsa dikabarkan berada di Canada bahkan ia merasa seperti sempat melihatnya beberapa waktu lalu, tapi Chris tidak mengira jika akan bertemu Arsa dalam keadaan seperti ini.
"Mantan?"
Olivia menoleh ke arah suara itu. Jun menatapnya dengan tatapan heran. Olivia tersenyum manis, ia kini melepaskan lengan Arsa dari pelukannya tapi beralih memegang kedua pundak pemuda yang memiliki tinggi badan nyaris sama dengannya itu.
"Kau belum tahu, Jun? Arsa adalah mantan kekasih Chris sewaktu di Indonesia. Sebelum dia memutuskan bersama Rei, tentu saja." Olivia berkata sembari memegang kedua pundak Arsa dari belakang.
Wajah Jun menegang, entah apa arti dari reaksinya itu. Kedua tangannya mengepal diam-diam dan rahangnya mengatup erat.
"Lucu ya? Jun dan Chris selalu terlibat dengan orang yang sama sejak dulu." Olivia berkata lagi.
"Apa maksudmu?" Kali ini Chris yang bertanya.
"Maksudku, kau dan Jun sama-sama adalah mantan kekasih Arsa, tapi sekarang Arsa single, jadi tidak apa-apa jika aku pergi dengannya."
♥︎♥︎♥︎
Arsa POV
"Aku Darren, sahabat Jun," ia menyebut namanya dan nama seseorang itu.
Ah, aku baru mengingatnya. Aku mengangguk pelan, "oh, maaf aku sedikit lupa." Ucapku.
"Kau sendirian?" Ia bertanya lagi. Aku mengangguk.
"Aku melihatmu datang ke pesta Luna hanya saja saat itu aku bertemu teman-teman lama jadi tidak punya kesempatan untuk menyapamu." Ucapnya memberi tahu yang semestinya aku tak begitu peduli.
"Aku hanya menemani Olivia." Jawabku seadanya, sesuai dengan kenyataanya.
Darren mengangguk, kulihat ia memesan minuman kepada bartender, tanpa terasa kami mulai membuka pembicaraan, perlahan pembicaraan mulai sedikit akrab. Aku masih menambah minumanku, kepalaku sedikit pusing namun aku masih sepenuhnya sadar.
"Jun bilang kau memutuskannya karena ia menelantarkanmu di restoran?" Tiba-tiba ia bertanya padaku.
Aku merasa geli sendiri, entah karena efek alkohol atau memang kalimat itu memang terdengar lucu. Aku menggeleng, "Jun bilang begitu?" tanyaku sedikit penasaran.
"Sampai saat ini Jun tak mengerti jika akan sefatal itu akibat dari keterlambatannya?" Ia menatapku dengan tatapan penasaran.
"Kkkk!" Kali ini aku tak bisa menutupi tawaku, aku terkikik beberapa saat lalu kembali menenggak minumanku. "Baiklah jika Jun berpikir seperti itu." Ucapku dengan perasaan kesal dan angkuh.
"Tak kusangka wajah semanis dirimu memiliki karakter yang kejam." Darren berkata setengah bercanda.
"Hhhh!" Aku hanya menghela napas untuk menanggapi candaan garing itu.
"Kau membuatnya seperti mayat hidup!" Darren berkata lagi, kali ini menuangkan minuman dan menenggaknya.
Aku sedikit terkejut. Sungguhkah sampai sefatal itu?
Bukankah Jun dan dia nampak sangat serasi?
Bukankah mereka saling menyukai?
"Kau tahu kenapa aku memutuskan hubunganku dengannya?" Aku bertanya, kepalaku semakin berat tapi mulutku terasa ringan untuk bercerita, kulihat Darren kini menghadap ke arahku dengan tatapan menatap padaku sepenuhnya, "ya, aku ingin tahu, kenapa?" Ia balik bertanya.
"Malam itu aku melihat Jun berciuman dengan Rei."
TBC
Kalteng, 23 September 2022
Love
❤️ Treseluf4ntasy ❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
Wife Material
Ficción General[TAMAT] Arsa yang dibuang keluarganya sejak kecil dan hidupnya tidak pernah bahagia kemudian bertemu Jun, pria yang menjadi teman one night standnya. Hal terus berlanjut, merasa Arsa adalah tipe pasangan yang ideal untuknya, Jun terus mengejarnya. [...