9. Monster Yang Tampan ❤️

1K 188 15
                                    

Type: Spoiler

Words: 430


♥︎♥︎♥︎


Arsa baru keluar dari kamar mandi, mendapati Jun duduk di sisi tempat tidurnya. Arsa menaruh handuk di sudut kamarnya, menatap heran pada lelaki ini.

"Kau belum tidur?" tanyanya sambil melirik sofa di mana sebuah bantal dan selimut sudah disediakannya.

"Sofa itu terlalu kecil, kakiku akan menekuk jika aku tidur di sana." Jun menjawab sembari menatap Arsa dengan tatapan imutnya, Arsa tidak akan terkecoh dengan tatapan khas anak anjing tersesat itu.

"Kenapa kau rewel sekali? sudah menumpang tidur malah malah complain!" Arsa sedikit merasa sebal.

"Siapa yang mengkhawatirkanku mengemudi dalam hujan?" Ia menatap Arsa dengan tatapan polosnya.

"Aku mengkhawatirkan Lucy, bukan kau!" Arsa merasa kesal, menganggap pria ini mempermainkan dirinya.

Srettt!

"Hey!" Arsa terkejut ketika tiba-tiba Jun telah berdiri di depannya, refleks ia berbalik membelakangi pria itu dan akan melangkah menjauh tapi pergelangan tangannya kini dipegang oleh lelaki itu.

"Kau tahu, Sa? aku terus memikirkanmu sejak malam itu di Calgary." Jun berkata dengan nada lembut di sisi telinganya.

"Kau gila!" Arsa berkata dengan ketus.

"Ya, kupikir aku sudah gila. Kau yang membuatku gila!" Jun mendengus.

"Bagaimana bisa aku?" Arsa tak terima dituduh.

Srettt!

Bulu kuduk Arsa merinding ketika Jun semakin maju, mendekap punggungnya dan ketika lelaki ini membungkuk, ia merasakan hembusan napas panasnya di leher belakang.

"Kau menggodaku malam itu, memaksaku untuk bercinta denganmu! Aku tidak pernah bersentuhan dengan pria mana pun sebelumnya!"

Arsa tersentak, ia tertegun mendengar ucapan lelaki ini. Benarkah jika ia tak pernah bercinta dengan lelaki? Tapi kenapa ia terlihat sangat lihai di percintaan mereka terakhir kali?

"A-aku tak percaya!" Arsa berkata dengan ketus meski tak mampu menyembunyikan nada gugupnya.

"Aku terlahir normal dan kau pria pertama yang menjerumuskanku!"



♥︎♥︎♥︎

Jun POV

"Aku akan mengantarkan kalian ke sekolah, kumohon bantulah aku sekali lagi, jagalah Lucy untukku karena aku harus bekerja full seharian hari ini." Aku berkata sembari menatapnya. Kulihat ia menatapku dengan mata memicing curiga. Aku memberikannya senyuman yang nyaris tak pernah kuberikan untuk siapa pun di dunia ini selain kepada ibuku. Lalu kulihat ia menghela napasnya dan mengangguk. Aku merasa senang, aku jadi memiliki alasan yang kuat untuk kembali menemuinya.

Pagi ini aku mengantarkan mereka ke sekolah, ketika Lucy sudah dibawa seorang guru wanita masuk ke sekolah, aku mendekati Arsa yang baru akan memasuki gerbang sekolah.

"Sa," panggilku pelan, ia menghentikan langkahnya dan berbalik, "lehermu banyak bercak merah," lanjutku.

Ia menatapku tajam, mengambil ponselnya untuk bercermin dan wajahnya berubah memerah, semerah bercak-bercak di leher dan pundak bahkan di seluruh dadanya yang kubuat. "Kau memang monster!" geramnya.

Aku tertawa kecil, sedikit maju mendekat, "tapi aku monster yang tampan, bukan?"



TBC











Wife MaterialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang