3. One Night Stand? ❤️

1.2K 191 11
                                    

Ini gak akan publish full di Wattpad ye guys, kalian bisa baca fullnya dengan cara order PDFnya 😘👌



Author POV

Srettt!

Jun sudah akan memasuki alam mimpi ketika merasakan beban di atas dirinya. Sejenak ia mengira jika itu mimpi tapi ketika ia membuka matanya, sosok asing yang ia bawa pulang itu telah mengungkung tubuhnya.

"Hey!" Jun berusaha mendorong tubuh itu tapi ia tidak mau, ia bersikeras dengan posisinya.

"Apa yang kau lakukan? aku bisa memanggil security!" Jun mengancam.

Kini ia menatap Jun dengan tatapan sayu, sepasang matanya sipit, jenis-jenis sipit seperti orang-orang dari Asia Tenggara, mungkin Vietnam atau Thailand? Entahlah Jun tak begitu yakin.

"Setelah mencampakkanku kini kau bahkan tega melaporkanku?"

Jun mengerutkan keningnya, ia berbahasa Indonesia? Apa mereka berasal dari negara yang sama?

"Chris, kau jahat!"

Entah apa yang dikatakannya Jun kurang mengerti. Mungkin karena ia sangat mabuk.

"Hey! Kau sangat mabuk!" Jun mendorong pundaknya dalam sekali sentak. Tubuh itu jatuh terlentang, Jun segera bangkit dari berbaringnya dan turun dari bed. Ia berjalan menjauhi tempat tidur. Meski memiliki banyak teman lelaki tapi Jun tidak pernah berinteraksi sedemikian intim dengan mereka, tak pernah terpikir juga jika ia akan menyentuh seorang lelaki dalam hal romantisme, Jun seorang lelaki normal.

Srettt!

Pergerakan Jun terhenti, tangannya yang sudah mencapai gagang pintu kini ditarik kembali. Tubuhnya dipeluk dari belakang, panas napas orang itu menerpa tengkuknya.

"Jangan abaikan aku lagi ... hiks ...."

Jun tertegun, orang ini menangis di balik punggungnya. Jun diam untuk sesaat, keterdiamannya dimanfaatkan oleh pria di belakangnya, ia mulai menciumi pundak Jun, mengendusi leher belakangnya, kedua tangannya mulai mengusap pinggang dan perut lelaki tampan itu.

"A-aku merindukanmu." Ia terus meraba-raba tubuh bagian depan Jun, kedua tangannya mengusap dada bidang milik pemuda berperawakan tinggi itu. Jun menangkap telapak tangan itu ketika sedang mempermainkan niplenya.

Jun tidak terbiasa dengan hal ini. Baginya seks bukanlah hal utama dalam hidup karena itulah hal tersebut sangat jarang ia lakukan. Terakhir ia bercinta dengan seseorang adalah setahun yang lalu, bersama mantan kekasih terakhirnya, seorang gadis yang dikencaninya selama beberapa bulan. Kini ia mendapati seorang lelaki yang sedang menggerayangi tubuhnya. Jun berbalik dan mendorong tubuh itu dengan mudah. Tapi sekali lagi, sosok di depannya ini adalah seorang lelaki sama seperti dirinya, meski tubuhnya sedikit lebih kecil tapi tetap saja tenaganya cukup besar.

Brukkk!

Ia mendorong tubuh Jun pada daun pintu, dengan cepat membenamkan wajahnya di ceruk leher lelaki muda itu, menciumi leher dan bahu Jun, mengecupi dan menggigit bahkan menghisap di sana. Jun menahan pergerakannya, sesuatu di dalam dirinya mulai bergejolak. Jun tak percaya jika ia bisa mengeras karena sentuhan seorang lelaki.

Apa selama ini ia memiliki potensi yang tersembunyi?

Potensi menjadi belok?

"Hey! Hentikan ini!" Jun kembali menahan pergerakan lelaki ini.

"Kumohon jangan menolakku ... hiks!" Tangisnya kini terdengar jelas, kedua tangannya mencengkeram kedua sisi depan kemeja Jun.

"A-apa aku kurang menarik? apa aku terlalu buruk?"

Srettt!

Ia membuka kancing kemejanya, membuat dadanya kini tereskpos. Ia juga membuka kancing celananya, menurunkan celana jeans itu sampai hanya menyisakan celana segitiganya saja. Jun tertegun. Untuk pertama kali di dalam hidupnya seorang pria melepaskan pakaiannya di depan dirinya. Untuk pertama kali dalam hidupnya seorang pria menggoda dirinya.

Pria itu kini menarik lengan Jun menuju sofa, mendorongnya sampai jatuh terlentang. Sejenak otak Jun terasa blank. Sejenak ia seperti tak mampu berpikir. Pria di atasnya kini sedang berusaha membuka pakaiannya, menarik lepas gesper celananya. Bagian bawah tubuh Jun kini polos tanpa penutup apa pun.

"Arggghh!" Jun menggeram ketika tangan itu meremas miliknya di bawah sana. Membuat dirinya seperti disengat aliran listrik, membuat bagian bawahnya tegang.

Jun tersadar. Tidak bisa! Ia tak akan membiarkan seseorang mendominasi dirinya, meski harus berakhir dengan sesama pria, ia pantang dimasuki seseorang!

Brukkk!

***


"Arrgghhh/Akhhhh!"

Geraman dan rintihan terdengar nyaris bersamaan ketika milik Jun terpendam sepenuhnya di dalam hole rapat milik lelaki itu.

Jun merasakan otaknya berkabut, ia merasakan denyutan itu sungguh menyiksa, maka ia harus segera menuntaskan ini. Ia menarik cepat pinggulnya lalu mendorong dengan kuat.

"Isshhh!" Mendesis ketika menyadari ini adalah sensasi yang berbeda. Bukan karena ia sudah lama tidak memasuki seseorang, tapi memang sensasi kali ini berbeda.

Apa karena ia memasuki tubuh orang asing?

Apa karena orang ini adalah seorang pria?

Sensasinya berbeda dari yang pernah ia rasakan sebelumnya. Jun menggila, ia menggenggam erat pinggang ramping orang yang sedang dihentaknya, mendorong dengan semakin keras dan cepat. Semakin cepat dan nyaris tak terkendali sampai lelaki di bawahnya menahan laju pergerakan pinggulnya.
Jun menghentikan gerakannya, ia dan pemuda di bawahnya saling tatap, pemuda itu menatap dengan sangat lekat, lalu, "kau bukan Chris?" tanyanya lirih.

Jun tertegun, rupanya ia sudah sadar tentang siapa orang yang terus dirayunya sejak tadi.

Jun menunduk, wajah mereka sangat dekat, "kau menyesal? tapi sudah terlambat. Aku tidak mungkin menghentikan ini!" ucapnya lalu melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

"Akhhhh! bisakah-kau lebih pelan sedikit?"

***








Wife MaterialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang