4. Guru Baru Lucy ❤️

1.3K 201 6
                                    

***

Jun bangun pagi ini dalam keheningan, udara sejuk musim gugur menyambutnya ketika ia membuka pintu kaca menuju balkon. Pemandangan Prince's island park nampak indah pagi ini. Jun menoleh ke arah kamar, menatap sisi tempat tidur di mana ia ingat dengan persis jika sosok itu terbaring tidur di sana setelah klimaks percintaan mereka.

"Apakah benar-benar hanya sebuah cinta satu malam?" Jun menggumam sendirian. Sejujurnya ia tak begitu banyak berharap akan keadaan pagi ini tapi ia juga tak menyangka jika pemuda itu benar-benar menghilang saat ia membuka matanya.

Hilang dan tidak meninggalkan jejak apa pun?

Ponsel Jun berbunyi, nama Jake muncul di layar, "Jake, kalian sudah siap?" Ia bertanya karena tahu apa tujuan sang sahabat menghubunginya.

"Ya, kami sudah menunggumu di lobby, kita sarapan di bandara saja, bagaimana apakah kau setuju?" Jake bertanya di seberang.

"Baiklah, aku turun sekarang." Jun menjawab lalu mematikan ponselnya dan masuk ke dalam kamar.

                                   

***

"Terjadi sesuatu?" Jake bertanya ketika kini mereka berempat sudah berada di cafetaria bandara. Ia menyadari jika Jun nampak seperti orang yang sedang memikirkan sesuatu atau kehilangan sesuatu?

Jun menggeleng, tidak mungkin ia memberi tahu mereka jika ia sedikit memikirkan teman one night standnya tadi malam yang menghilang pada pagi harinya, ya kan?

"Kau nampak aneh." Ryan ikut berbicara tapi Jun hanya diam, menyeruput kopinya tanpa berminat menjelaskan apa pun meski Jun tahu jika teman-temannya terutama Jake cukup peka terhadap dirinya. Jun menghela napas sembari menggeleng kecil, "lupakan saja! bukan hal penting!"

***

Arsa POV

Arrgghhhh!

Aku baru saja melakukan apa, sih?

Seumur hidup ini pertama kalinya aku bersikap agresif, ini sungguh memalukan. Meskipun mabuk tapi aku masih ingat apa saja yang kulakukan tadi malam. Aku merayunya dan berakhir mendesah bersama di atas ranjang. Bayangkan seorang Arsa Pratama mabuk dan merayu seorang pria di sebuah kamar hotel?

Beruntung aku bangun sebelum dia terbangun jadi aku sempat melarikan diri sebelum aku bertemu dengannya dalam keadaan normal. Tak terbayangkan betapa memalukannya jika itu terjadi!

Aku berjalan tergesa memasuki terminal keberangkatan sembari menyeret koperku. Annette mengatakan jika murid-muridku selalu menanyakan dan mencariku selama kutinggal ke Calgary. Aku menggelengkan kepalaku berkali-kali. Aku yakin jika aku sebenarnya masih bisa mengontrol diriku jika bukan karena berita sialan yang diberikan oleh David, salah satu teman Chris kemarin siang.

"Chris akhirnya memutuskan untuk serius dengan Rei, mereka akan bertunangan pertengahan musim gugur ini dan akan menikah di awal musim panas nanti di Kanada! salahmu kenapa menyerah atas Chris dan memberi kesempatan Rei terbuka lebar?"

David bahkan mengirimiku DM berisi foto desain undangan pertunangan mereka yang entah ia dapatkan dari mana, di sana tertulis nama Chris Daviant dan Rei Deiza Pratama. Ingin rasanya aku tertawa terbahak, Pratama? jadi ayahku sudah sedemikian benci denganku sehingga pernah mengutus salah satu orang kepercayaannya dan meminta agar aku tidak lagi menggunakan nama Pratama sedangkan anak tirinya kini dengan bangga memakai nama keluarga itu?

Aku baru meninggalkan Indonesia dua tahun dan Chris sudah akan menikah dengan saudara tiriku itu?
Tertawa dengan nasibku, dibuang dan dikucilkan oleh keluarga lalu dicampakkan oleh kekasih sendiri! Ah, tepatnya mantan kekasih. Kurang apa cobaan di dalam hidupku ini? Aku harus melarikan diri dari negeriku sendiri karena tak sanggup lagi menyaksikan semua itu.

Wife MaterialTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang