Krist mengatakan jika itu rumahnya tapi menurut singto bukan, karna krist tak pernah pulang ke rumahnya lagi setelah hari itu, hari dimana krist memberikan surat perjanjian untuknya.
Singto benar-benar merasa bosan berada di rumah besar itu sendirian, tak ada teman bicara dan lingkungannya juga benar-benar sepi, beruntung di dalam kulkas banyak bahan makanan jadi ia tak mungkin kelaparan walau beberapa bulan tak keluar rumah.
Saat ini singto tengah berjalan ke depan rumah mencoba keluar dan menatap ke sekeliling, benar-benar hanya ada keheningan, bahkan tetangganya saja sepertinya sangat jarang keluar.
Singto dapat melihat jika mereka berada di perumahaan elit, apa seperti itu caranya bertetangga? Tak pernah saling menyapa? Selama satu minggu singto tinggal di sana ia bahkan merasa belum pernah melihat tetangga di samping dan depan rumah mereka.
"Singto" ucap seseorang, membuat singto mengalihkan pandangannya, singto mencoba mengingat dan dia mengingat gun, teman krist.
"Gun?"
"Iya, masih ingat dengan ku?"
"Iya, dimana rumah mu?" Tanya singto.
"Di sana" tunjuk gun di salah satu rumah mewah.
"Jadi kita bertetangga?"
"Ya, apa kamu tak sadar?"
"Aku baru kali ini keluar dari rumah" ucap singto.
"Di depan rumah ku rumah newwie dan suaminya" ucap gun lagi.
"Apa aku boleh main nanti jika aku merasa bosan?" Tanya singto.
"Tentu saja" ucap gun.
"Kenapa sepi sekali disini?" Tanya singto sembari menatap jalanan, bahkan anak kecil berjalan saja tak ada. Benar-benar seperti komplek perumahan yang tak berpenghuni.
"Semua sibuk berkerja mungkin?"
"Ayo masuk ke rumah" ucap singto. Gun mengangguk dan mereka masuk ke dalam.
Gun berjalan menuju dapur dan hanya di ikuti oleh singto dari belakang. Gun membuka kulkas dan mengeluarkan isinya.
"Kamu sepertinya hapal dengan rumah ini" ucap singto.
"Tentu saja, aku sering main ke sini" ucap gun.
"Kamu tak berkerja?"
"Aku tak punya jadwal hari ini"
"Perkerjaan mu apa?"
"Aku dokter"
"Ku pikir sama seperti phi krist"
"Tidak, aku hanya dokter di sebuah rumah sakit. Mau masak bersama?"
Singto menghampiri gun dan membantu gun mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat kue.
"Jika kamu bosan kenapa tak berkerja?" Ucap gun sembari mengaduk adonan kue.
"Apa yang bisa ku kerjakan dengan pendidikan yang hanya tamat SMA?"
"Krist bisa melakukan apapun, minta saja padanya" ucap gun.
"Iya nanti"
Beberapa jam berlalu, kini kue yang mereka buat sudah matang, singto membuat minuman hangat untuk menemani mereka dan gun mengiris kue. Gun mengajak singto duduk di taman belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fetish ✓
Short StoryPerjodohan yang sudah terjadi bahkan sebelum dirinya hadir di perut mamanya malah membawa petaka untuknya. Bagaimana bisa ia bertahan dengan seorang iblis berwujud manusia. Hari-hari singto terasa berat melewati itu semua. Akankah dia bisa bertahan...