Setelah melepas rindu dengan fiat, singto mengajak fiat untuk pergi ke dapur dan memasak makan siang untuk anaknya.
"Om tadi siapa pa?" Tanya fiat.
"Memangnya kenapa?"
"Om itu tak pernah mau bicara dengan fiat"
"Om itu... D-daddy mu"
"Daddy?"
"Y-ya"
"Berarti fiat punya daddy sama seperti teman-teman fiat?"
"Iya"
"Fiat ingin menemui daddy" ucap fiat kemudian ia berlari mencari keberadaan krist membuat singto menyusulnya.
"Jangan temui daddy sekarang"
"Kenapa?"
"Daddy sedang sakit jadi tak bisa bertemu fiat dulu"
"Baiklah" ucap fiat.
Singto membawa fiat ke dapur lagi hingga beberapa menit masakannya sudah siap dan ia membawanya ke meja makan. Singto menemani fiat makan siang lebih dulu kemudian membawa fiat ke kamar tamu dan menidurkan fiat di sana. Setelahnya singto ke dapur dan mengambil beberapa makanan dan membawanya ke kamar krist.
Singto melihat krist tengah duduk di ranjang dengan tatapan kosongnya, ada sebotol minuman keras dan sepuntung rokok berada di celah bibirnya.
"Phi krist, makan siang dulu" ucap singto.
"Kenapa masih di sini? Bukankah anak mu sudah kembali pada mu"
"Maksud phi? Apa aku boleh pergi dari sini?"
Krist hanya menganggukan kepalanya, singto menyimpan makanan yang di bawanya tadi ke atas meja kemudian berjalan menuju pintu kamar, krist pikir singto akan keluar tapi ternyata singto mengunci pintu kamar tersebut kemudian berjalan lagi mendekat ke arah krist.
"Apa phi ingin memakan tubuh ku? Aku siap untuk itu"
Krist yang mendengar itu langsung menarik tangan singto sehingga membuat tubuh singto terjatuh di pangkuannya dan melumat bibir singto hingga menit demi menit berlalu, permainan semakin panas krist juga menggunakan berbagai macam toy seks, borgol dan seutas tali hingga membuat tubuh singto memerah karnanya, setiap desahan dan teriakan dari singto seakan menambah tenaga krist, sedangkan singto sudah benar-benar merelakan tubuhnya di siksa sekarang hingga dua jam berlalu keduanya mengeluarkan cairan mereka untuk kesekian kalinya.
"Setelah ini makan siang" gumam singto kemudian dia memejamkan matanya.
Krist beranjak dari ranjang dengan tubuh yang segar kemudian mandi, ia juga membersihkan tubuh singto, mengelap bekas cairan milik mereka tadi kemudian ikut merebahakan tubuhnya di samping singto. Sekeras apapun dia mencoba dia tak akan bisa bersikap lembut dengan seseorang apa lagi saat di ranjang.
Krist melihat leher singto memerah karna ia mencengkram leher singto dengan kuat tadi saat bermain, apa lagi pantat bulat singto benar-benar merah mungkin tersentuh sedikit saja akan terasa perih.
Krist mendengar suara tangisan anak kecil di luar kamarnya membuat krist langsung beranjak dari ranjang dan membuka pintu kamar, terlihat fiat menangis tersedu-sedu di depan kamarnya kemudian langsung memeluk tubuhnya.
"Daddy, papa dimana" ucap fiat dengan menangis sedangkan tubuh krist mematung mendengarnya, apa seperti ini rasanya memiliki keluarga kecil yang lengkap dengan seorang anak di tengah-tengahnya.
Krist berjongkok menyamakan posisi tubuh mereka kemudian memegang kedua tangan fiat.
"Papa sedang tidur" ucap krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fetish ✓
Short StoryPerjodohan yang sudah terjadi bahkan sebelum dirinya hadir di perut mamanya malah membawa petaka untuknya. Bagaimana bisa ia bertahan dengan seorang iblis berwujud manusia. Hari-hari singto terasa berat melewati itu semua. Akankah dia bisa bertahan...