Sekarang krist menjalani hari-harinya seperti biasa, saat pagi hari dia ke kantor, sebelum itu mengantar fiat ke sekolah lebih dulu sedangkan pulang sekolah fiat di jemput oleh singto. Krist merasa hidup kembali saat kehadiran singto dan fiat dalam hidupnya. Dia menyukai kehadiran keduanya hingga sekarang krist tak sekacau dulu saat singto pergi darinya.
Krist sudah tak pernah mengonsumsi obat-obatan lagi, ia juga tak merokok dan jarang minum alkohol. Kesehariannya di atur oleh singto, saat pagi wajib sarapan sebelum ke kantor dan saat siang hari singto selalu membawakan makan siang untuknya. Namun ia masih tak bisa mengendalikan dirinya untuk tak berbuat kasar jika di ranjang, tak jarang jika singto tak bisa berjalan setelah mereka melakukan itu.
Krist sudah mengikuti saran gun untuk bermain lembut dengan memulai dari hal kecil termasuk membuang semua toy seks miliknya, tapi tetap saja tangannya tak bisa di kendalikan untuk tidak menampar tubuh singto saat mereka melakukan seks.
Krist sudah mencoba untuk lembut tapi sepertinya ia tak bisa melakukan itu, jika dulu krist tak pernah merasa bersalah setelahnya tapi sekarang ia selalu meminta maaf kepada singto.
Krist juga sudah membawa fiat dan singto ke makam mamanya dan mengenalkan fiat pada mamanya, cucu yang bahkan tak sempat mamanya lihat, tapi krist yakin jika di sana mamanya pasti bahagia melihatnya.
Pintu ruangan terbuka membuat krist mengalihkan tatapannya dari secarik kertas yang di pegangnya, di sana singto baru saja masuk dengan membawa bekal makan siang untuk krist. Itu kemauan singto sendiri yang ingin membawakannya makan siang padahal krist sudah sering menolak karna takut merepotkan singto. Tapi singto mengatakan jika dia juga tak ada kegiatan lain, jadi singto senang bisa membawakan krist makan siang ke kantornya, terkadang singto pergi bersama fiat, entah kenapa sekarang krist melihat jika singto sendiri.
"Waktunya makan siang" ucap singto.
Krist menatap singto yang sedang menyiapkan makan siangnya itu, entahlah dia bingung dengan apa yang di rasanya sekarang tapi yang pasti setiap melihat singto jantungnya selalu berdetak kencang dari biasanya.
"Kenapa melamun?" Tanya singto yang saat ini sudah berada di sampingnya, entah sejak kapan.
"Tidak, di mana fiat?"
"Pulang bersama newwie dan ajun tadi, katanya nanti malam baru aku boleh menjemputnya"
Krist menarik tangan singto sehingga membuat singto mengerti dan duduk di pangkuan suaminya, keduanya saling menatap dalam diam, dengan tangan singto yang berada di bahu krist sedangkan tangan krist berada di pinggang singto.
"A-aku menginginkan mu" lirih krist.
Dia bahkan sudah memakan tubuh singto tadi pagi tapi sekarang rasanya ia ingin berada di dalam lubang singto lagi, jika dulu dia selalu melakukan itu sesuka hatinya dan bahkan tanpa ijin lebih dulu, tapi sekarang krist sering ijin untuk itu dan tak jarang jika singto menolak ia akan menahan semuanya dari pada harus memaksa singto dan berakhir menyakiti singto lagi.
"Baiklah, tapi biarkan aku yang bergerak sendiri" ucap singto.
Krist hanya mampu menganggukan kepalanya, perlahan wajah singto mendekat ke bibirnya dan keduanya memejamkan mata mereka saling melumat dengan lembut dan penuh perasaan, tangan krist mulai mencengkram pinggang singto membuat singto memegang tangan krist agar melepas cengkramannya, singto menggenggam satu tangan krist sedangkan satu tangannya berada di tengkuk leher krist dan memperdalam ciuman mereka.
Krist menggenggam kuat tangan singto yang memegang tangannya sehingga membuat singto kesakitan dan melepas tangannya.
"Bukankah sudah ku bilang, biarkan aku yang bergerak sendiri. Kendalikan diri phi atau kita tak jadi melakukan itu" ucap singto tepat berada di depan bibir krist.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fetish ✓
Cerita PendekPerjodohan yang sudah terjadi bahkan sebelum dirinya hadir di perut mamanya malah membawa petaka untuknya. Bagaimana bisa ia bertahan dengan seorang iblis berwujud manusia. Hari-hari singto terasa berat melewati itu semua. Akankah dia bisa bertahan...