Keesokan harinya, krist terbangun dari pingsannya dan melihat dirinya berada di rumah sakit bahkan tangannya juga di infus, krist melihat singto yang masih terlelap di sofa tak jauh dari ranjangnya. Apa singto menjaganya? Tapi mengingat jika fiat ada padanya membuat krist tersadar jika singto menunggunya hanya karna ingin tahu keberadaan anaknya.
Singto terbangun dari tidurnya kemudian melihat krist yang juga sudah bangun membuat singto menghampiri krist.
"Di mana fiat phi" tanya singto.
"Dia berada di tempat yang aman"
"Jika aman fiat tak mungkin berteriak bahkan menangis seperti semalam"
"......"
"Ku mohon pertemukan aku dan fiat"
Tubuh krist benar-benar lemah sekarang kepalanya juga sedikit pusing, jadi ia tak punya tenaga untuk sekedar berdebat dengan singto. Krist lebih memilih memejamkan matanya dan mengabaikan keberadaan singto, tak lama pintu terbuka, menampilkan seorang dokter dan juga suster yang masuk ke dalam ruangannya.
Sang dokter memeriksa keadaannya sedangkan suster tadi membawakan makanan untuknya.
"Setelah ini sarapan dulu, baru minum obat" ucap dokter tersebut.
Setelah memeriksa keadaan krist, dokter dan suster tadi keluar dari ruangan itu sedangkan makanan untuk krist di simpan di atas nakas di sampingnya.
Singto duduk di kursi samping ranjang krist kemudian mengambil makanan tadi.
"Biar ku suapi" ucap singto.
"Tidak"
"Phi jarang makan kan akhir-akhir ini, itu sebabnya bisa berakhir di sini"
"Bukan urusan mu"
"Ayo makan dulu, agar kuat jika melawan ku nanti, sekarang phi terlihat lemah aku bahkan bisa membunuh phi langsung sekarang" ucap singto membuat krist menatap ke arah singto.
Singto menyuapkan krist makanannya dan krist membuka mulutnya menerima suapan dari singto, hanya beberapa suap setelah itu krist merasa kenyang, singto juga memberikan obat padanya.
"Di mana fiat?" Tanya singto lagi.
"....."
Ingin rasanya singto membunuh krist saat ini, namun itu juga tak mungkin mengembalikan semuanya, jika krist terbunuh fiat juga tak akan dirinya temukan semudah itu.
Hingga satu minggu berlalu, krist benar-benar pulih sekarang dan bodohnya singto masih setia menjaga krist di sana. Di saat krist sakit krist tak bisa berbuat kasar dengannya bagaimana dengan sekarang? Kenapa singto masih menunggunya hingga sehat.
"Phi, dimana fiat. Sudah satu minggu dia jauh dari ku, fiat pasti ketakutan sekarang" ucap singto.
Lagi-lagi krist hanya diam jika ia menanyakan keberadaan fiat entah kenapa malah membuat singto semakin takut, apa fiat sudah di bunuh krist? Bisa saja kan.
"Phi!!" Teriak singto dengan menangis, dia benar-benar takut apa yang di ada di pikirannya menjadi kenyataan.
"Jika aku mempertemukan fiat dengan mu kamu akan pergi lagi kan? Aku tak sebodoh itu sing! Kamu tahu sesulit apa aku mencari mu selama 6 tahun ini, bahkan menghabiskan banyak uang untuk itu dan sekarang kamu ada di depan mata ku, kamu pikir aku akan melepas mu semudah itu?"
"A-aku berjanji tak akan pergi lagi, asal pertemukan aku dan fiat"
"Kita lihat nanti" ucap krist sembari berjalan keluar dari ruangannya di rawat selama satu minggu ini. Krist memang sudah di perbolehkan pulang hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fetish ✓
Short StoryPerjodohan yang sudah terjadi bahkan sebelum dirinya hadir di perut mamanya malah membawa petaka untuknya. Bagaimana bisa ia bertahan dengan seorang iblis berwujud manusia. Hari-hari singto terasa berat melewati itu semua. Akankah dia bisa bertahan...