Singto pikir semenjak kedatangan namtarn hidupnya akan lebih baik dari sebelumnya, namun ternyata salah. Krist masih terus menggunakan tubuhnya untuk kepuasan seksualnya, dia juga seperti pembantu di rumah itu, singto harus melayani namtarn, memasak untuk mereka makan bertiga, membersihkan rumah, mencuci pakaian, semua singto lakukan sendiri.
Jika di rumah itu hanya ada dia dan suaminya mungkin singto tak keberatan melakukan semuanya namun faktanya di rumahnya bertambah satu orang lagi. Singto benar-benar membenci namtarn sekarang.
Singto pernah tak mau mengerjakan semuanya tapi krist malah menyiksanya di atas ranjang. Singto juga pernah mengatakan kenapa tak menggunakan tubuh namtarn juga tapi krist malah mengatakan jika dia mencintai namtarn dan tak akan menyakiti namtarn lagi, jadi apa arti semuanya? Singto hanya seorang jalang pemuas nafsu di atas ranjang di tambah pembantu di rumah itu.
Akhir-akhir ini singto sering merasakan pusing dan mual, namun ia tak mengatakan itu kepada gun, singto hanya malas. Entah kenapa singto lebih suka menyiksa dirinya, singto lebih ingin dia sakit bahkan mati sekarang.
Krist menghentakan miliknya semakin dalam di lubang singto kemudian mengeluarkan cairannya, sedangkan singto sudah lemah tak berdaya karna sejak tiga jam yang lalu krist menggagahi tubuhnya.
Singto meraup banyak udara dan mengambil nafas sembari menetralkan detak jantungnya sedangkan krist mencabut miliknya dengan perlahan sehingga banyak cairan kental ikut keluar dari lubang singto.
Krist mengusap bibir singto yang membengkak kemudian mengecupnya sekilas, setelahnya krist beranjak dari ranjang pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sedangkan singto memegang perutnya yang terasa sangat sakit. Perutnya sudah terasa sakit sejak tadi sebenarnya, di saat krist menyiksa dan menyetubuhinya dengan brutal, hanya saja mulut singto seakan kelu untuk mengatakan itu.
Setelah memakai pakaian lengkap, krist keluar dari kamar tersebut dan membiarkan singto beristirahat.
Singto menatap ke arah seprei kasur sperma krist keluar di sertai dengan cairan berwarna merah seperti darah, singto ketakutan, ia langsung mengambil ponselnya dan menghubungi gun.
Gun yang kebetulan memang berada di rumah langsung mempersiapkan peralatan medisnya dan berjalan menuju rumah singto, rasanya ia sudah tak heran lagi jika di hubungi setiap hari oleh singto.
Saat gun masuk ke dalam rumah, ia melihat krist dan namtarn yang tengah bercanda di ruang tamu, namtarn menyapa gun dan di balas sapaan juga oleh gun kemudian gun berjalan menuju kamar singto.
Namtarn tak tahu apa yang di lakukan gun setiap hari menemui singto, yang namtarn tahu jika gun berteman baik dengan singto.
"Apa namtarn tak sadar jika kekasihnya selalu memakan tubuh mu setiap hari" ucap gun, saat ia masuk ke kamar singto.
"I-itu tak penting gun, darah apa yang keluar dari lubang ku sekarang" ucap singto ketakutan.
Gun memeriksa keadaan singto dan menyuruh singto menutup lubangnya agar darah tak keluar terlalu banyak. Hingga beberapa menit darah berhenti. Singto beranjak ke kamar mandi dengan tertatih dan membersihkan dirinya.
"Sing, aku tak yakin apa yang terjadi, tapi apa kamu kuat jika kita harus ke rumah sakit?" Ucap gun saat melihat singto keluar dari kamar mandi.
"Kenapa?"
"Ayo ke rumah sakit, kamu akan tahu sendiri nanti" ucap gun.
Singto hanya memakai celana pendek dan memakai kaos biasa di lapisi dengan jaket tebal.
Gun dan singto keluar dari kamar mereka dan berjalan menuju depan.
"Mau kemana kalian?" Tanya krist.
"Aku hanya ingin mengajaknya keluar, kasian singto pasti bosan di rumah setiap hari" ucap gun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fetish ✓
Short StoryPerjodohan yang sudah terjadi bahkan sebelum dirinya hadir di perut mamanya malah membawa petaka untuknya. Bagaimana bisa ia bertahan dengan seorang iblis berwujud manusia. Hari-hari singto terasa berat melewati itu semua. Akankah dia bisa bertahan...