Bagian Ketiga

11 0 0
                                    

Di titik tertentu, aku juga menangis tersedu memunguti puing-puing kehancuran yang kian bertambah setiap harinya.
Yang bisa ku lakukan hanyalan berjalan lurus, menerima semua kenyataan, karena iblispun tahu tidak ada pilihan lain selain itu.
-Varka zidan anugrah-



Tatapannya kosong, pikirannya berkecamuk varka terus berjalan menyusuri jalanan Ia akan pergi ke suatu tempat, Lebih tepatnya ke bascame THE BURDENS
Varka jika ada sesuatu dia akan pergi menghampiri teman-temannya untuk menghibur dirinya sendiri karena hanya dengan mereka pikiran varka bisa sedikit lebih tenang.

Varka sudah sampai di bascame nya, ia memarkirkan mobil miliknya agar sejajar dengan motor milik teman-temannya.

Dia berjalan masuk ke dalam bascame melihat Kenzo, Zelvin, Agung dan Nizar yang sudah berkumpul dan memakan cemilan yang tersedia di situu.

"Eh bang, lama banget lu dateng kemana aja abis godain janda yang di bojong gede ya." Tanya Zelvin dengan melemparkan minuman bersoda kepada Varka yang langsung siap di tangkap oleh varka.

Varka tidak menjawabnya, ia langsung duduk di sebelah Kenzo dan meneguk minuman yang di berikan oleh Zelvin.

"Emang janda mau ama varka?" Tanya Agung ragu pada Zelvin

"Jangankan janda, gw aja suka ama dia." celetuk Zelvin bercanda namun di anggap serius oleh teman-temannya

"Gila! Jadi ngeri gw ama lu anj, gak usah deket-deket gw lu vin sono pergi boti." ujar Nizar yang terus menyingkirkan badan zelvin agar tidak dekat dengan dirinya.

Kenzo menghela nafas kasar, dia tertekan dengan kelakuan minus teman-temannya itu apalagi kelakuan boti zelvin yang mampu membuat bulu kuduk miliknya Berdiri Seperti melihat hantu aja.

"Stres" satu kata yang terlontar dari mulut kenzo.

Varka menutup matanya, tidak menghiraukan mereka yang terus saja berbicara. Entahlah kini ia sedang tidak mood untuk berbicara apapun.

"Lu kenapa var?" tanya Agung

"Gw gak papa gung, lagi capek aja gw." ucapnya bohong padahal pikirannya sedang tidak baik baik saja akibat kejadian tadi siang yang ia alami di rumah.

"Palingan masalah di rumah." Ujar kenzo asal menebak
Namun memang benar.

"Dihh sok tau, emangnya eloo bapaknya?" Timpal nizar

"Tau tuh emang lu tuhan apa." Sambung zelvin yang kembali mengupas Kacang miliknya dan memakannya.

Kenzo hanya menatap keduanya bergantian dengan tatapan malas, dia hanya menebak apa salahnya?

"Terserah kalian bangsat" umpat kenzo datar

***

Matahari sudah terbit beberapa jam yang lalu, udara pagi menyeruak kemanapun, cuaca hari ini sangat mendukung aktivitas manusia, termasuk jihan.

Jihan pergi ke dapur untuk mengambil bekalnya yang di siapkan oleh Kinan ya, dia adalah ibu jihan. Mereka hanya tinggal berdua saja karena ayah jihan sudah meninggal beberapa tahun yang lalu.

VARKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang