Bagian Tiga Belas

4 0 0
                                        

Kini sudah sampai pada waktunya, dimana aku dan kamu memang sudah tidak bersama. Aku dengan jalanku dan kamu dengan jalanmu terimakasih sudah hadir Di hidupku, aku akan selalu mengingatmu.
-Jihan-


"Kamu kenapa ngelamun aja? Lagi mikirin apa? " Tanya aska

"Aku gpp. " singkat jihan

Aska mengangguk faham akan perasaannya, pasti dia masih syok atas kejadian tadi.

"Ngomong-ngomong aku kangen han sama kamu. " celetuk aska membuat jihan menoleh kepadanya

"Kamu kangen aku?. " Ucapnya tak percaya

"Iya, kamu gak kangen sama aku han? Kita udah lama gak ketemu loh" Ujar tian dengan entengnya dan tanpa dosa di wajahnya.

Tidak sadar diri, bisa-bisanya dia berani mengatakan kata seperti itu setelah pergi meninggalkan jihan.

Gadis itu terdiam, mencerna kembali ucapan laki-laki yang ada di sampingnya itu, ada perasaan kecewa mendengar bahwa tian merindukannya.
Jihan menundukan pandangannya, entah dia menangis atau hanya sedang memikirkan sesuatu?

Laki-laki itu menaikan alisnya sebelah melihat jihan yang tiba-tiba menundukan kepalanya.

Selang beberapa detik jihan mengangkat kepalanya kembali dan menatap datar jalanan di depan, Suasana menjadi hening dan canggung setelah aska melontarkan Perkataan nya.

"Kamu kenapa gak jawab han? Kamu gak kangen aku ya?. " ucapnya kecewa

Jihan tersenyum miring mendengar ucapannya itu, bibirnya tersenyum namun hatinya terluka.

"Kamu masih nanya aku Kangen atau enggak? Ucap jihan membuat tian kebingungan.

"Aku jelas kangen lah. " Lanjutnya "Tapi... " perkataanya tergantung ia menghentikannya sebentar untuk menghela nafas.

"Tapi apa?"

"Dulu kita cuman sahabat yakan tian? " Tanya jihan

"I-iyaa, memangnya kenapa? " jawab tian gugup

"Heh Ternyata aku salah ya tian, aku kira dulu kita lebih dari temen." ucapnya dan menatap nyalang laki-laki itu

"M-maksud kamu apa han? " Ujar tian tidak mengerti

Tian menepikan mobilnya, ia tidak ingin dirinya tidak fokus saat berkendara.

"Lupakan aja, kita emang teman dan gak lebih. " kata jihan " Aku turun disini aja, makasih tumpangannya. " Lanjut jihan

"Loh? Bentar dulu aku butuh penjelasan han.  Aku gak ngerti maksd kamu apa"

Tidak ada jawab sama kelai dari jihan, ia turun dari mobil tian dan berjalan di tepian jalan.
Aska yang masih Penasaran dengan yang di katakan oleh jihan dengan cepat menyusulnya.

"Jihan tunggu dulu, aku butuh penjelasan kamu. " Seru tian yang terus menyusul dari belakang, namun jihan tidak menggubrisnya sama sekali.

Jihan mempercepat langkahnya, ia menundukan kepala kini air matanya menetes begitu saja.
Ada sakit yang menggangu hatinya, ada goresan yang menyayat jiwanya.

Aska berhasil Menyusul jihan, ia meraih tangan gadis itu dari belakang namun dengan cepat di tepis oleh jihan.

"Kamu kenapa han, tolong jelasin ke aku. " Mohon aska

"AKU CINTA SAMA KAMU TIAN!" sentaknya
"AKU SAYANG SAMA KAMU, AKU SUKA SAMA KAMU! KAMU NGERTI GAK SIH? "

"TAPI KAMU CUMAN ANGGAP AKU ITU TEMAN! CUMAN TEMAN! " Tegasnya di akhir kalimat

"KAMU TAU GAK?! SETELAH KAMU PERGI NINGGALIN AKU KE AMERIKA, AKU GAK BISA BUKA HATI BUAT SIAPA SIAPA SELAIN KAMU! KARENA AKU CUMAN SAYANG SAMA KAMU SKA! KAMU DULU JANJI SAMA AKU GAK BAKAL BIKIN CEWEK LAIN SENYUM DI HADAPAN KAMU KECUALI AKU, TAPI APA? KAMU BOHONG SAMA AKU"

Tian hanya tercengang mendengar semua kejujuran jihan, ia tidak percaya bahwa selama ini jihan memiliki perasaan terhadap dirinya.

"Dan kamu janji sama aku kalo balik ke Indonesia kamu bakal kabarin aku, tapi apa? Gak ada sama sekali! Justru kamu malah sama cewek lain yang notabenenya itu calon istri kamu. "

"Maaf han, aku ganti hp makanya aku gak ngabarin kamu, aku lupa no hp kamu. " jelasnya

"Dan maaf aku dari dulu cuman anggap kamu temen gak lebih han. "

"Aku gak tau kamu punya perasaan sama aku, sama sekali gak tau han. "

Jihan tersenyum miring,  ia sudah cukup sakit untuk Berharap kembali pada aska.
Ternyata perhatian yang dulu aska kasih, kebersaan yang dulu mereka jalani hanya di anggap remeh oleh aska

"Kamu anggap aku temen? Terus maksud kamu apa kasih aku perhatian yang lebih? Semua perhatian yang kamu kasih ke aku itu apa tian?! " Desak jihan memukul dada tian satu kali

"Aku perhatian sama kamu, karena emang kamu temen terbaik aku dan aku gak mau kehilangan temen baik kaya kamu han. " Jelas tian

"Oke oke cukup!  Aku muak denger kata temen, ternyata sakit ya cinta bertepuk sebelah tangan. " Ucapnya pelan

"Sekarang aku pergi, dan mungkin aku gak bakal temuin kamu lagi, aku gak bisa jadi temen kamu lagi karena apa? Karena aku gak mau terjebak rasa lagi sama kamu yang cuman kamu anggap sebagai TEMAN! " tekannya di akhir kalimat.

Jihan melangkahkan kakinya meninggalkan tian, laki-laki itu hanya terpaku melihat punggung jihan yang semakin menjauh. Ternyata Selama ini teman terbaiknya menyimpan rasa terhadapnya.


Orang yang selalu memberikan perhatian lebih, bukan berarti dia memiliki rasa. Namun, dia hanya peduli terhadap kita yang menurut dia selalu ada.

Jihan kembali merenung melihat langit malam yang selalu menemaninya di malam hari.
Ada rasa penyesalan di hatinya karena sudah menaruh rasa kepada aska tiana dewa.

Ia telah salah mengartikan semua perhatian yang aska kasih kepada jihan, dia menganggap semua perhatian yang aska kasih adalah bentuk dari sebuah rasa yang suatu saat akan di ungkapkannya.

Dia merasa telah sia-sia menutup hati untuk orang lain demi aska yang hanya menganggapnya tak lebih dari seorang teman baik.

Otaknya berputar, pikiranya berkecamuk tidak karuan.
Apa sekarang aku buka hati aja buat pak varka? Itulah isi batin jihan.


VARKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang