Bagian pertama

19 3 1
                                    

"Jihan" triakan Nesya menggema di koridor ia berlari kecil menyusul Jihan sahabatnya. Jihan tak menoleh pandangannya kosong sesuatu berkecamuk dipikirannya.

"Alasan yang Lo kasih ke pak Varka gak masuk akal, batas umur cumn beda 4 tahun dan Lo nolak cumn karna dia guru? Lo tau kan pak Varka itu banyak yg suka lah Lo malah seenaknya" cerocos Nesya tanpa henti, namun tetap sama Jihan hanya diam dengan semua pemikiran nya.

"Ih kalo gua tanya jawab Han Lo kenapa si atau Lo suka sama cowo lain?"tanya Nesya lagi

"DIEM!" sentak jihan yang membuat nesya terkejut setengah sadar " Kamu gak perlu tau kenapa aku selalu tolak pak varka, kamu gak perlu tahu nes intinya aku gak bakal terima dia jadi pacar aku." tegas jihan di akhir kata.

"Halahhh awas aja kalo lu jilat ludah sendiri, pake ngomong gak bakal terima pak varka lagi." ucap nesya

" Bodo banget deh lu Han, kurang apa si pak Varka udah ganteng mirip Younghoon tbz lagi aduhh." Lanjut nesya namun tidak ada jawaban apapun dari bibir merah milik jihan, ia malah meninggalkan nesya begitu saja tanpa menghiraukan ucapannya.

•••

"silahkan mau pesan apa de?" tanya seorang ibu kantin kepada kenzo yang sedari tadi berdiri di depan Makanan namun seperti tidak ada niat untuk membeli sesuatu.

"ah, saya mau pesen air minum aja satu bi." jawabnya dengan seulas senyum di bibirnya yang membuat manis di wajahnya bertambah.

"Dari tadi berdiri di sini cuman mau pesen air putih doang? Kocak dek dek." ucap bi anah sambil menggelangkan kepalanya lalu pergi mengambil air untuk kenzo.

Tenang, tidak ada gangguan zelvin hari ini tumben sekali biasanya dia akan menempel pada kenzo dan akan mengikuti kemana pun kenzo pergi seperti boti yang membuntuti semenya pergi. Entahlah, tapi kenzo sangat senang mungkin.

"woy ken, lagi apa? Ko lu gak ngajak gw si ke kantin? Ih aa kenzo mah jahat sama dede." ucap nya dengan kata demi kata yang sangat Alayy dan slay, mampu membuat kuping zelvin yang mendengar mendadak eror seketika.

Kenzo menghela nafas kasar, ketenangan yang ia dambakan kini sirna setelah boti ini berada di hadapannya.

"lo bisa gak sehari aja gak usah ngikutin gw? Nanti gw di kira gay anj! " Perintah kenzo malas lalu menatap zelvin sekilas.

"Gak bisa gimna dong? Dihh bodo amat lu kan emang ayang gw." ucap zelvin godanya.

"Stres" ketus kenzo.

"stres karena cintamu ahaq"

"Boti sialan! Gw normal bngst lu cari cowok lain aja gak usah Ngajak gw sesat." ujar kenzo tertekan namun tatapannya tak terlepas dari benda pipih yang sedari tadi ia otak-atik.

"Ken lu tau gak?" kalimat pembuka gerbang dosa kini telah zelvin mulai.

"kagak, lu belum kasi tau" ucap kenzo singkat

"Dih sialan, tapi bener si."

"Apaan emang?" tanya kenzo sambil menutup Ponsel miliknya dan memasukannya ke dalam saku, niatnya agar Ia bisa konsen mendengarkan zelvin.

"Ciakhhhhhh aa kenzo kepo ni yaa ahaq." Goda zelvin

"Tai! Stop bngsat gw muak sama lo." berdiri lalu Meninggalkan zelvin begitu saja.

"Woyy ken tungguin, ini gw serius woyy!" zelvin terus berteriak namun tidak di dengar olehnya, yang ada hanya tatapan sinis dari murid-mirid yang ada di kantin karena suara zelvin yang meemang mengganggu hm.

"apa lo hah? Napa liatin gw kek gitu? Demen ya lu semua ama gw." Dengan sedikit menangtang "iyalah secara gw kan ganteng." lanjut batinnya pede, dan pergi dari kantin mengejar kenzo yang sudah tidak terlihat punggungnya sama sekali.

" napa lu ngos-ngosan?" tanya kenzo datar

"gw ngejar lu tolol." menundukan kepala dan  merebut air putih milik kenzo yang sedaritadi di pegangnya, ia meneguk habis air minum milik kenzo.

"Enak ya lo ambil minum milik gw, GW BELUM MINUM SAMA SEKALI BANGSAT!" Ucap kenzo emosi, kali ini benar-benar emosi dia sudah tidak tahan dengan kelakuan boti yang ada pada diri zelvin dia sudah cukup muak.

"udahlah nanti gw ganti" jawabnya, tidak ada jawaban apapun lagi dari kenzo selain tatapan tajamnya.

"Lu tau gak? Tadi bang varka di tolak lagi sama jihan?." kini zelvin serius

"Udah biasa kan? Lagian bang varka udah di tolak berkali-kali aja tetep ngejar-ngejar cewek yang jelas-jelas tu cewek kagak suka sama dia." ucap ketua osis itu sambil menatap ke bawah lapangan,  yang di isi oleh beberapa orang yang sedang melakukan olahraga basket, karena kini mereka bedua berada di atas kelas lantai atas.

"Masih banyak padahal cewek yang mau sama dia." Lanjutnya

"Iya sih, bodo sih bang varka kalo gw sih udah nyari cewek lain secara gw kan ganteng ya gak beda jauh lah sama elo sama bang varka gantengnya 11.
/12 jadi bakal dapet." pujinya pada diri sendiri lalu membenarkan rambutnya yang sudah rapi dari tadi.

"Kalian berdua ngomongin saya?." ucap seseorang dari belakang mereka

•••

Tringgg!!
Bel pulang pun berbunyi, kini semua murid berhamburan dari dalam kelas, ada yang menjemput ayang nya ke kelas sebelah, ada yang keluar dari kelas sambil menggibah dan sebagainya.

Termasuk dengan jihan, nesya, dan shani. Mereka bertiga keluar dari dalam kelas Dengan sebuah obrolan biasa.

"Hari ini lo gak kemana-mana kan?." tanya shani kepada kedua sahabatnya itu

"Aku si mau bantuin mama masak, soalnya hari ini jum'at berkah." ucap jihan

"kalo gw sih sibuk hari ini." ujar nesya

"Tumben, sibuk apa? Biasanya juga lu nge rp, kalo kagak ya Ngedrakor." timpal shani

"Yap! Betull gw sibuk ngerp cok duhhh." katanya sambil mengelap dahinya yang seolah- olah ada keringat disana.

Jihan dan shani bertatapan satu sama lain dan berbarengan melihat Nesya yang mulai kumat, kumat dengan semua kehidupan halunya alias VIRTUAL!

"Udah mah gak nyata, virtual lagi mana demen banget di ghosting haduhh parah parahh." Ucap jihan lalu berjalan meninggalkan dua temannya.

"Weh lu jangan kek gitu lah sama gw, Gw kan jadi syedihhh." Mengusap pipinya yang tak basah

"Hahahhahah!!" Tawa ketiga nya berbarengan.

"Eh gw udah di jemput tuh, gw duluan ya sampai ketemu besok bye." tunjuk shani pada mobil berwana hitam yang sedari tadi sudah berjaga di depan gerbang, ya dia adalah ayahnya. shani adalah anak yang cukup di manja oleh kedua orang tuanya.

"oke babayy shan." ucap nesya dan jihan berbarengan sambil melambaikan tangan.

"Kamu mau di jemput juga nes?." tanya jihan

"Gak tau sih, kata bokap gw tadi katanya mau di jemput tapi bel..." belum juga menyelesaikan ucapannya, ayah nesya sudah datang menjemputnya menggunakan kendaraan roda 4 miliknya.

"Dek, ayo." ajak ayahnya

"Eh itu bokap gw, lu mau ikut gak?." tawar nesya

" Ah enggak aku naik taksi aja." Tolaknya namun dengan perkataan yang sopan dan lembut, ya memang jihan tidak pernah di jemput orang tuanya dia selalu naik angkot, taksi atau kadang juga jalan.

Jihan bukan dari orang terpandang seperti sahabatnya itu, tapi beruntung jihan memiliki shabat yang mau menerima dia apa adannya tanpa melihat harta dan materi yang di miliki jihan.

"yakin? Nanti kalo Taksinya gak ada gimna?." berusaha mengajak jihan

"nggak deh sana duluan aja ayah kamu sudah nungguin itu sana"

"yaudah deh gw duluan ya han."
Nesya pun pergi meninggalkan jihan

_________________________

Sampe sini dulu ya gengs, capek ngetik sama udah buntu mikir nya wkwk.

Jangan lupa vote dan komen ya

VARKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang