Rasa sakit yang paling sakit adalah melihat orang yang membuat kita istimewa kemarin, namun seperti orang asing di kemudian hari.
-Jihan-
Pagi yang cerah menyambut senyum indah di bibir gadis yang sedari tadi melamun di jendela kamarnya, dia melihat beberapa burung berlalu lalang terbang di hadapannya berkicau dan terbang dengan bebas.
Jihan membalikan badannya lalu berjalan keluar dari kamarnya, dia berpamitan kepada ibunya untuk pergi ke sekolah.
Setelah berpamitan Jihan keluar dari dalam rumahnya dan mulai berjalan di antara jalanan kota jakarta.Tin tinn tin
Suara klakson mobil dari belakang mampu menghentikan langkah jihan, ia melihat seorang pria dari dalam mobil dengan rapih dan bersih.
"Mau ikut?." tawar Varka
"Saya sendiri saja pak makasih." Tolak jihan namun dengan nada yang masih sopan.
"Saya gak bakal ngapa-ngapain kamu kok, masuk aja sini." Ucapnya meyakinkan Jihan
Jihan menatap lekat mata Varka, masih ada sedikit keraguan di hatinya, namun dia mencoba menghilangkan pikiran-pikiran negatif yang sudah menguasai otaknya itu.
Jihan mengangguk menyutujui tawaran Varka lalu berjalan masuk ke dalam mobilnya.
Hening antara keduanya, tidak ada yang berbicara Jihan yang asyik memainkan benda pipih miliknya dan Varka yang fokus menyetir mobilnya.
" Saya boleh tanya?." Celetuk Varka memecah keheningan antara keduanya
Jihan tidak menjawab, namun ia menoleh dan menganggukan kepala seolah membiarkan Varka bertanya kepadanya.
" Aska itu siapa?." Tanya nya penasaran
"Turunin saya di sini pak. "
Di tengah perjalanan Jihan meminta untuk turun pada Varka, setelah Varka melontarkan pertanyaan yang mampu membuat ingatan jihan berputar kembali." Oke saya minta maaf, kamu tidak perlu turun dan kamu tidak perlu menjawab pertanyaan tadi." tutur Varka penuh penegasan.
Kini mereka berdua sampai di depan gerbang, jihan turun dari mobil Varka dan dia memarkirkan mobilnya agar sejajar dengan yang lain.
Jihan berjalan pergi ke dalam kelas, di sana sudah ada Kedua sahabatnya yaitu Shani dan Nesya.
Nesya yang sedari tadi sibuk berdebat dengan Zelvin hanya karena masalah sepele yaitu berebutan pena saja.
"Eh lu beli lah anjir sendiri, gausah nyolong itu pena gw." ujar nesya
"Eh lampir, gw gak nyolong ya gw cuman ngambil ni pena dari lantai enak aja lu bilang gw nyolong." Elak Zelvin karena memang itu adanya
"Halah alesan lo boti. "
"Apa lo bilang? Gw boti? Kurang aja ya lo."
"Apa? Emang bnr kan hah" ucap nesya dengan aga sedikit mengejek
"Kenzooo liatt, nesya jahat sama aku dia bilang aku botii hikss eoh. " seraya menarik narik baju milik Kenzo.

KAMU SEDANG MEMBACA
VARKA
Ficção AdolescenteMengisahkan tentang seorang laki-laki yang menjabat sebagai guru di salah satu sekolah terfavorit di jakarta barat, ia mengejar cinta dari salah satu muridnya. Dan di sisi lain mengisahkan tentang seorang gadis yang terjebak oleh masa lalunya, yang...