Bagian Sepuluh

7 1 0
                                    

Kata orang rumah adalah surga, namun kataku rumah adalah sebuah neraka.
-Varka zidan anugrah-






PLAKKK!

Sanjaya menampar wajah vina dengan menggunakan seluruh tenaganya hingga membuat badan vina tersunggur ke lantai, tidak hanya itu Sanjaya meraih gelas kaca yang berada di meja makan lalu melemparkan tepat ke kepala vina yang mengakibatkan darah mengalir di dahinya.

Dengan tangannya yang tidak berdaya ia meraba kepalanya dan merasakan cairan dingin mengalir di kepalanya. Dia merasakan, betapa sakitnya rasa sakit yang ada di kepalanya. Dan kini tangannya penuh dengan darah

Sanjaya tertawa puas, ia menatap nyalang vina yang menangis sesegukan di lantai.
"Seharusnya kamu sadar, kamu yang membuat saya di usir oleh ayah saya dari rumah saya sendiri." Ucapnya penuh kebencian

" kalo bukan karena ayah saya, kamu tidak akan seperti ini vina. " ucap sanjaya sembari dengan tatapan bengisnya

"Wanita sialan! Sudah pergi dari rumah juga masih saja membuat saya dalam masalah, kamu memang tidak pantas hidup vina." Sanjaya hendak melayangkan pukulan, tangannya ingin memukul vina namun sudah lebih dulu di tepis oleh Varka dari belakang.

Bughh ...

Pukulan keras kini mendarat di wajah sanjaya, membuat sudut bibir kanannya mengelurakan darah kental.

" BERANI LO SENTUH BUNDA GUA HAH!?" teriaknya lantang menggema di seluruh ruangan makan apartemen varka

Sanjaya menatap bengis seraya memegang bibirnya yang terluka. Dan mulai mengeluarkan darah

" Udah gak punya malu lo samperin bunda ke sini hah?."

"Atau lo di campakan kakek karena dia udah tau kebusukan lo selama ini hah!?" kini sanjaya sudah habis kesabarannya, ia melayangkan pukulan tepat pada pipi mulus milik varka sampai varka tersungkur ke pojok tengah rumahnya.

"Berani kamu ngomong kaya gitu sama ayah kamu sendiri." Ujar sanjaya dengan penuh emosi

"Hah?! Ayah? Lo bukan ayah gw, gw gak sudi punya ayah brengsek kaya lo cuihh! " kata varka yang seraya meludah di lantai lalu tersenyum devil

Bugh.. Bugh.. Bugh..

Tiga pukulan keras kembali mendarat di perut varka membuat dia lemah tidak berdaya dan ambruk kembali ke lantai . Vina yang melihat kejadian itu mencoba bangun dan melerai perkelahian, ia tidak terima anak kesayangan di lukai oleh laki-laki bajingan seperti sanjaya.

"SUDAH! CUKUP! CUKUP KAMU LUKAI SAYA SANJAYA!! APA KAMU BELUM PUAS BUAT SAYA DAN ANAK SAYA MENDERITA DAN TERLUKA HAH!?!. " teriakan getirnya, vina menatap sanjaya penuh luka, lalu vina merangkul anaknya yang sudah tak berdaya di lantai

"Kamu mau warisan yang di kasih kakek buat saya kan? AMBIL SANJAYA! AMBIL SAYA TIDAK BUTUH ITU! Satu yang saya minta, jangan pernah usik saya dan anak saya lagi karena kita Sudah bukan siapa-siapa lagi. " Ucap vina penuh peringatan seraya menatap nyalang laki-laki tua di hadapannya itu.

"Sekarang kamu pergi dari sini!." perintah vina

Sanjaya pun menurut dan mengambil tas miliknya yang tergeletak di lantai, sebelum dia pergi dia berbicara "Saya juga tidak sudi balik lagi sama kamu." akhir sanjaya  pergi dari apartemen varka.

"Nak, kamu tidak papa kan? Ayo bangun duduk di sini. " Minta vina lalu dia pergi mengambil Obat P3K di dalam nakas.

"Bun kenapa dia kaya gitu sama kita bun, apa kita pembawa sial buat dia?." tanya getir varka, Dengan seribu luka di hatinya. Perbuatan sanjaya tadi tidak hanya membuat vina sakit namun membuat hati varka juga ikut hancur.

VARKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang