Bagian Lima

3 0 0
                                    

Kamu tidak akan faham, sesedih apa tulisan yang ku buat dari sebuah luka setelah kepergianmu
-jihan-

"Han, lu yakin gak mau sama pak Varka?" tanya shani tiba-tiba

"Dia cuman beda 4 tahun sama Lu" lanjutnya sambil memegang tangan jihan.

"Aku gak bisa shan, aku belum bisa lupain Aska," ucapanya dan langsung menundukan pandanganya kebawah.

Matanya kini kembali berkaca-kaca, setelah mengucapkan  nama Aksa Tiana Dewa Seorang lelaki  yang selalu memberikan perhatian tulus kepada jihan dan berjanji tidak akan meninggalkannya dia berkata akan selalu bersama dengan Jihan. Namun, semua itu bohong justru dia malah meninggalkan jihan dengan memberi luka dan trauma yang mendalam.

Kini sahabatnya menatap haru Jihan yang terlihat sangat sedih dan terpukul, dia merasa tidak enak hati karena sudah membuat Jihan mengingat laki-laki yang sudah tega meninggalkan jihan.

Nesya merangkul pundak Jihan dan shani mengusap-usap puncak kepala Jihan

"Gw minta maaf han, gw gak bermaksud  paksa lo buat terima cinta Pak Varka." ucap Shani menyesal

"Lo jangan terus terpaku sama masalalu lo han, itu gak bakal ada habisnya dan justru malah buat lo makin menderita!" Ujar Nesya penuh penegasan.

"Aku tau, yang kalian ucapin juga bener tapi aku gak gampang buat bisa lupain dia, dia itu beda dia istimewa, di cuman satu! Dan itu cuman tian!" ucapnya yang di iringi dengan tangisan hebat.

Tangisannya pecah, sudah tidak bisa tertahan lagi apapun yang menyangkut tian dia akan mengeluarkan airmatanya.

Kini kedua sahabatnya saling bertatapan, mereka mencoba menenangkan jihan yang menangis sesegukan.

Memang benar yang di ucapkan Jihan, melupakan seseorang yang kita sayang tidak semudah menenggelamkan batu kedalam sungai yang dalam. Yang di mana batu itu menghilang dan akan tenggelam ke dasar tanpa muncul kembali ke daratan.

Di balik pembatas tiang, terdapat laki-laki yang menyaksikan bahkan mendengar ucapan jihan yang cukup mengharukan sekaligus menggoreskan sedikit luka.

Varka membalikan badannya ia berjalan kembali ke kantor dan duduk di bangku miliknya, ia menenggelamkan kepalanya di antara dua tangan yang terlipat di atas meja.

"Var, lu gpp?." tanya Algev

Hening tidak ada jawaban apapun yang terlontar dari mulut varka, entah dia mendengarnya atau mungkin memang sengaja mengabaikannya.

"Lu kalo sakit mending pulang aja var. " titahnya

Varka menoleh algev " Gpp kalo gw balik duluan? Kayanya badan gw gak enak. " tanya varka

"Gpp sih kalo emang lu banyak pikiran dan emng lagi gak enak badan mah. " ujar algev

Varka pun Membereskan semua barang miliknya, dia mulai memakai jaket dan memasang tas kecil di sebelah pundaknya.
Lalu ia pergi keluar dari ruangan yang penuh dengan meja dan buku itu.

Di lorong kelas XII-IPS A Varka tidak sengaja berpapasan dengan jihan, dia tidak melihat pada jihan seolah-olah tidak ada orang di depannya. Mukanya datar dan lempeng dengan lengan yang ia masuk ke dalam saku celananya.

VARKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang