chapter 04

31.7K 215 10
                                    

Kenapa kalian suka baca cerita ++ ges? Kepo akutuu

***

"Abel!"

Abel menengok saat mendengar ada yang memanggil namanya. Dia tersenyum pada orang itu.

"Mau kemana?" tanya Elang.

"Mau jalan-jalan aja sambil jajan, bosen dirumah" jawab Abel.

Elang mengangguk paham.

"Ke rumah gue mau ngga? Lo harus cobain masakan mama gue si" usul Elang.

Run Abel! Runnn!!!_ author imut

"Tapi.."

"Udah ngga usah tapi-tapi, mama gue ngga gigit kok" Elang menarik tangan Abel semangat.

Tadinya Elang sedang jogging sore, namun matanya tak sengaja melihat pujaan hatinya.

Entah bagaimana gadis itu bisa sampai di komplek miliknya, sedangkan komplek gadis itu lumayan jauh.

Mereka berdua sampai dirumah berlantai tiga milik keluarga Erlangga.

"MAMAAAA" teriak Elang.

"Ish, jangan teriak" omel Abel pelan.

"Ngga usah teriak-teriak!" tiba-tiba wanita berdaster dengan katel ditangannya muncul dari arah dapur.

Elang hanya nyengir dengan watadosnya. Dia menyalimi tangan Alin-ibunya, disusul Abel.

"Eh siapa ini?" tanya Alin ceria.

"Abel tante" jawab Abel sopan.

"Duh suaranya. Pacarnya Elang kah?"

"Bu-"

"Doain aja mah" sambar Elang.

Alin terkekeh melihat perubahan wajah Abel.

"Mama masak dulu, kamu ajak Abel main dulu. Nanti mama panggil"

Elang mengangguk.

***

Abel mengamati setiap sudut kamar Elang. Sangat khas kamar ala laki-laki tulen, didominasi warna gelap.

"Kamar kamu rapi ya, wangi lagi" pujinya.

Elang tersenyum sombong mendengarnya.

"Harus dong, biar lo nyaman"

Abel terkekeh mendengarnya.

"Gue mandi dulu, anggep aja kamar sendiri" pamit Elang.

Lima belas menit berlalu, Elang baru saja selesai membersihkan diri. Matanya membola sesaat kala melihat Abel yang tidur dikasurnya.

"Emang lama ya?" gumamnya heran.

Dia mendekati tempat Abel berbaring, mengabaikan dinginnya AC yang menusuk dada telanjangnya.

"Cantik" gumamnya.

Matanya menatap intens setiap inci wajah Abel, tatapannya terhenti pada bibir merah muda yang sedikit terbuka itu.

Jangan macem-macem El_ malaikat baik pada dirinya memberi peringatan.

Namun sepertinya Elang enggan mendengarkan. Pelan namun pasti wajahnya mulai mendekati wajah Abel.

Merasa ada hembusan nafas yang menerpa wajahnya, Abel membuka matanya perlahan. Matanya terbelalak saat sesuatu menyentuh bibirnya.

Yang tadinya hanya berupa kecupan, sekarang menjadi lumatan kecil. Elang melumat pasti bibir manis Abel.

Tatapan mereka bertubrukan sesaat sebelum akhirnya menutup kembali. Abel melingkarkankan tangan nya pada leher Elang.

"Emhh" lenguhnya saat bibir bawahnya tergigit pelan.

Jari-jari lentiknya meremas rambut Elang, menikmati apa yang mereka lakukan.

***

Spam next dulu dong

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang