chapter 13

19.4K 143 0
                                    

Terima kasih sudah menunggu hehe. Sesuai janji ya, dobel apdet.

Vote biar aku makin semangat

Btw, happy 9k pembaca huhuu. Aku kaget bgtt, sehari udah nambah 2k aja.

Terima kasih atas antusiasme kalian! Makasih buat yg udah setia vote setiap chapter nya, buat yg udah follow akun aku dan buat sider yang udah baca cerita aku

Happy reading~

***

Hari kembali senin. Abel menelungkupkan kepala pada lipatan tangannya. Kelas masih sepi karena memang jam baru menunjukan pukul 06.45.

Udara terasa dingin karena hujan deras mulai turun sekitar setengah jam yang lalu. Setidaknya Abel sedikit bersyukur, karena upacara akan ditiadakan Senin ini.

Gadis itu berangkat sendiri karena kebetulan Elang sibuk mengurus kepindahan Intan ke sekolah ini.

Intan pindah karena ayahnya dipindah tugaskan lagi dari Jogja ke Jakarta. Dia hanya akan menumpang beberapa hari di rumah kediaman Erlangga sebelum orang tuanya menjemputnya.

Abel sangat berharap jika gadis itu segera pergi saja agar tak mengganggu waktunya dengan Elang.

**

Bel istirahat berbunyi lima menit yang lalu. Dua sejoli dengan tangan yang saling bertautan itu menyusuri koridor, tujuan mereka adalah rooftop.

"Maaf ya tadi ngga bareng berangkatnya" ucap Elang.

Abel menghela nafas jengah, sudah berkali-kali Elang mengatakan hal yang sama. Dia sendiri sudah bosan mendengarnya, padahal dia sudah memaafkan lelaki itu.

"Berisik deh" ketus Abel.

"Yaudah maaf"

"Elang!" Abel mendelik kesal.

"Apa?" Elang bertanya dengan watados-nya.

"Ngga ada maaf-maaf lagi"

"Iya sayangkuu"

Abel mendelik mendengarnya. Baper? Tidak sedikitpun, malah dia geli mendengarnya.

"Jijik" sungut Abel, Elang hanya bisa mengelus dadanya sabar.

"Woy El!" Elang terlonjak kaget. Dia lupa jika ini adalah tempat dia dan kedua temannya menghabiskan waktu istirahat.

"Santai anjing" sungut Elang kesal, bagaimana tidak kesal, temannya yang bernama Nizar itu memanggilnya sambil berteriak.

"Cie Elang bawa pacar"

"Cie Elang cie"

"Bacot anjir" Elang menghampiri mereka berdua dengan Abel dibelakangnya. Laki-laki itu mengambil tempat dibagian pojok agar Abel tak terganggu dengan teman-temannya.

"Makan aja, anggep mereka ngga ada"

Abel mengangguk patuh.

Oke, mari mengenal kedua teman Elang.

Pertama, Nizar Anggara. Laki-laki berambut ikal dengan alis tebal dan kulit sawo matang. Si paling petakilan dan mesum. Nizar juga salah satu playboy kelas kakap SMA Permana. Pesona Nizar tidak main-main, laki-laki itu tampan dan manis di satu waktu.

Kedua, Aster Leonardo. Laki-laki ini kebalikan dari Nizar. Aster memiliki darah Inggris yang membuat rambutnya berwarna coklat gelap, kulit putih dan netra coklatnya begitu menggambarkan seorang Aster. Aster itu cuek dan dingin terhadap sekitar. Tidak ada gadis yang didekatinya atau berhasil mendekatinya.

Nah, kalau Elang itu berada ditengah mereka.

Mereka bertiga sudah berteman dari bangku SMP, belum terlalu lama memang, namun jangan tanyakan solidaritas ketiganya.

"Kenapa by?" pertanyaan Elang mengalihkan perhatian mereka, bahkan Aster yang biasanya acuh kini ikut memandang Abel.

"Hah? Apa?" tanya Abel linglung.

"Lo kenapa? Hm?"

"Oh itu" Abel menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia tersenyum kikuk saat menyadari tatapan mereka mengarah padanya.

"Aster ganteng banget" lanjutnya tanpa mengecilkan suara.

"Jiakh! Pacarnya Elang terpesona ama si bunga Aster" Nizar mengejek Elang dengan tawanya yang menggelegar.

"Sialan!"

***

Lebih panjang sedikit nih dari yang kemaren"

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang