chapter 18

13.9K 95 7
                                    

Ada yang request Aster sama Abel dan ada yang mau Abel sama Lala:)

Kayanya kalo Abel ama Lala tuh rada geli yaa, tapi mungkin bisa dibikin pas otak saya sedang dalam mode Kaka butchy

Oke tungguin aja ya!

Happy reading~

***

Senin kembali lagi.

Abel sudah tiba di sekolah sejak sepuluh menit lalu. Berbeda dengan kekasihnya yang baru bangun dari tidur kebo-nya.

Di sisi lain.

"ERLANGGA!!"

"Apasih mah?" tanya Elang kesal. Matanya terbuka sebelah, rambutnya acak-acakan bagaikan rambut singa dihutan, dia memandang sang mamah dengan kesal.

"Apa kamu bilang?! Ngga sekolah kamu hah?!" Alin menabok keras bokong anak semata wayangnya itu.

Elang dengan cepat menoleh pada nakas disamping kasurnya. Ya, dia terlambat bangun.

Dilihat dari jam, kira-kira hanya tinggal lima belas menit lagi bel masuk berbunyi. Sedangkan waktu tempuh rumah Elang ke sekolah sudah memakan waktu dua belas menit lamanya.

"Ih mama! Kenapa ngga bangunin Elang?!" remaja itu dengan cepat berlari menuju kamar mandi, meninggalkan Alin yang terbengong karena disalahkan.

"Heh?! Malah nyalahin mamah! Gimana mau nikahin Abel kalo bangun aja masih siang?!" sungut Alin keras.

"Mamah berisik!"

"Anak anj- astaghfirullah"

**

Abel menggigit ujung kuku-nya risau. Percuma rasanya dia berangkat cepat jika topi saja masih tertinggal.

Guru sudah menggebrak setiap pintu kelas, Abel sendiri sudah dipelototi oleh mata guru BK nya tadi. Namun gadis itu beralasan akan segera menuju lapangan, nyatanya? Dia masih berdiri tak tenang di kelasnya.

Merasa penantiannya menunggu pangeran berkuda putih sia-sia, Abel menghembuskan nafasnya kasar. Dia dengan lesu berjalan keluar kelas.

"Kalo ada yang minjemin gue topi, gue cium ampe kehabisan napas dah!" ucapnya putus asa.

"Woy Abel!"

Abel menoleh, matanya memutar malas saat melihat dua babu pacarnya.

"Apaan?"

"Topi lo mana dah?" heran Nizar.

"Ketinggalan goblok" sungut Abel, pertanyaan dia tuh unfaedah banget sumpah!

"Dih! Lo lah yang goblok! Topi aja ketinggalan!" balas Nizar tak terima.

Abel menghembuskan nafasnya kasar. Terlalu sibuk memikirkan topi sampai dia tak menyadari bahwa pacarnya tidak bersama kedua pengikutnya.

"Zar"

"Apaan?"

Abel melirik Aster sejenak.

"Pinjemin topi lo dong, biasanya juga bolos lo" ucap Abel memelas. Sebenarnya dia tidak ingin mengemis seperti ini, apalagi saat melihat raut monyet wajah Nizar.

"Ogah!"

"Anj-"

Umpatan Abel terhenti saat melihat sebuah topi tersodorkan di depan wajahnya. Ini topi sekolah ya! Bukan topi jamet!

"A-apa?" tanya Abel tak paham.

"Pake" jawab Aster singkat.

"Ah?"

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang