chapter 15

16K 122 1
                                    

Heh rame banget😢

Makasih udh baca huhuu, seneng banget rame gini

Makasih yg udah baca, vote, tambahin cerita ini ke daftar bacaan maupun perpustakaan, dan pastinya yg udah follow akun aku!

Lopyuu pul!

Happy reading guys!
Dan, dosa tanggung sendiri ya

***

Abel memasuki rooftop. Niat hati ingin mengejutkan Elang, tapi malah gadis itu yang dikejutkan.

Tidak, mereka yang didalam sana juga ikut terkejut.

Abel menatap tak percaya pada Elang yang kini tengah memangku seorang gadis mungil, dan mereka.. berciuman.

Ada kedua sahabat cowok itu, namun mereka hanya diam. Apalagi Nizar, dia justru sibuk menampar dan meremas bokong gadis dipangkuan Elang.

Abel akui jika gadis itu cantik dan imut, sangat imut. Seperti gadis-gadis yang sering cosplay menjadi anime. Tubuh kecil dengan dada dan bokong yang besar.

Aster yang sibuk bermain ponsel dikejutkan dengan seseorang yang tiba-tiba berada dipangkuannya. Dia mendongak dengan mulut yang masih menganga terkejut.

Kesempatan itu tak disia-siakan Abel, gadis itu dengan cepat menyambar bibir tebal Aster. Dia sengaja, ingin balas dendam pada Elang yang masih melotot terkejut.

Abel menangkup rahang tegas Aster, bibirnya melumat sensual bibir bawah Aster. Tidak ada balasan, Aster masih terlalu terkejut. Ciuman pertamanya, diambil oleh Abel.

Satu menit berlalu barulah Elang tersadar dari shock-nya saat gadis dipangkuannya menggoyangkan bokong.

"Abel!" sentaknya.

Abel tak berkutik, sibuk menikmati bibir Aster yang ternyata melebihi ekspetasinya.

Elang dengan cepat menurunkan gadis dalam pangkuannya, dia menarik tangan Abel. Bisa laki-laki itu lihat benang saliva pada bibir gadisnya yang bersambung pada bibir Aster.

"Lo apa-apaan sih?" sentaknya emosi.

"Apa?" balas Abel malas.

"Ngapain lo cium Aster?!"

Abel mengalihkan pandangannya pada Aster, dia terkekeh kecil saat melihat cowok itu masih saja terkejut.

"Ngapain lo cium dia?"

"Jangan ngalihin pertanyaan Abel!"

Mereka berdua saling menatap dengan sengit. Aster masih melotot terkejut, dan Nizar sudah mengambil alih gadis mungil itu.

"Ngapain lo cium dia Erlangga?" tanya Abel penuh penekanan.

Elang menghela nafas kasar. Oke, dia harus mengalah agar tak terjadi keributan untuk kesekian kalinya.

"Kita tadi main tod, gue pilih dare dan Nizar kasih dare-nya buat cium Lala" jelas Elang singkat.

"Enak banget ya" cibir Abel.

"Lo cuma main-main sama gue?" sambung Abel.

Elang menatap gadis itu panik, dia tidak menyangka jika masalah ini akan tambah panjang dan buruk.

"Ngga gitu Bel, ngga gitu" elak Elang panik.

"Terus gimana?"

"Nizar yang salah! Dia maksa gue cium Lala! Dia yang salah! Pokoknya dia, bukan gue" Elang keukeh menyalahkan Nizar. Tapi emang bener salah tu anak kok.

"Lo juga sa-" ucapan Abel terpotong saat gadis itu melihat Aster pergi meninggalkan rooftop. Entah Abel salah atau tidak, namun dia melihat semburat pink diwajah cowok itu.

"Ah udahlah"

Abel meninggalkan Elang tak peduli. Biarkan saja pacarnyan itu mau bicara apapun, dia tidak peduli.

**

Di sisi lain, Aster memilih menyendiri di taman sekolah bagian belakang. Cowok itu menundukkan kepalanya, telinganya terlihat memerah.

Ciuman pertamanya direbut oleh Abel tanpa meminta izin.

Aster memang bukan anak baik, namun dia tidak pernah ada kemauan untuk mengenal seorang gadis lebih dekat.

Maka dari itu disaat dua sahabatnya sudah mencicipi banyak gadis, dia tidak pernah sekalipun.

Tapi ini, bahkan Aster tidak bisa mengungkapkan dengan kata-kata.

"Abel! Arghh!" teriaknya tertahan.

Selamat Abel, bibir suci Aster sudah kamu cicipi.

**

Di sisi lainnya.

Nizar menggoyangkan pinggul gadis dipangkuannya. Gadis dengan wajah polos namun ternyata pintar memberinya kenikmatan. Dia Lala Mentari.

"Ughh.." desah Nizar saat miliknya bergesekan dengan milik Lala.

Lala sendiri sibuk menggigit bibirnya, menahan suara yang hendak keluar.

Milik Nizar yang sudah mengeras benar-benar menekan biji kacangnya, membuat kepala gadis mungil itu pening seketika.

Lala adalah gadis pendiam, dia tidak memiliki teman, dan hobi menyendiri. Banyak siswa yang menginginkan tubuhnya, namun dia pandai menolak mereka.

Jika saja Nizar tidak mengancamnya tadi, mana mau gadis itu tunduk dibawah Nizar dan mencicipi bibir Elang yang mengakibatkan masalah pada hubungan cowok itu.

Nizar tak puas. Dia ingin gadis diatas pangkuannya mendesahkan namanya, bukan diam dan membungkam bibir.

"Desah La" desisnya pelan.

Lala menggelengkan kepalanya ribut, sesekali isakan keluar dari bibirnya.

Nizar geram, dia meremas bokong gadis dipangkuannya. Tanpa sengaja jari panjangnya justru menekan lubang anal milik Lala, seketika gadis itu melenguh manja.

"Anghh.."

"Anjing!" umpat Nizar keras.

Desahan Lala ternyata melebihi ekspetasinya. Suara gadis itu terdengar mendamba dan memohon padanya, apalagi mata bulat yang menatapnya saya itu berhasil membuat libido Nizar naik seketika.

"Ini titik sensitif lo hm?" gumamnya dengan seringai kecil.

"Eungh! No-ahh!"

Lala, sepertinya kamu berhasil membuat Nizar candu padamu.

***

Vote yang banyak untuk next chapter!

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang