chapter 09

28.3K 238 0
                                    

Sudah menambahkan cerita ini dalam perpustakaan kalian?

Vote dlu ya sayang ya, 5 vote yok, ntar dobel apdet dehh

Btw, pliss, aku tau kalian bandel, tapi jgn sampe ada bocil SMP baca cerita ini. Pliss.

Jangan sampe dewasa sebelum waktunya, dewasa dalam hal positif it's ok baby, tapi jangan hal gini, paham kan? Oke lopyu

Happy reading~

***

Abel melangkahkan kakinya perlahan kedalam rumah yang sudah gelap dan sepi. Gadis itu memang tinggal sendiri, di rumah mewah berlantai dua. Hanya ada satpam didepan dan dua asisten rumah tangga yang hanya bekerja sampai pukul lima sore.

Hidup terbiasa sendiri membuat Abel mandiri tentunya. Sebenarnya dia bisa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri, namun terlalu lelah.

Jika ada yang bertanya kemana orang tua gadis itu pergi, maka jawabannya mereka berada diluar negeri, tepatnya Amerika. Sudah lima tahun pasutri itu meninggalkan putri mereka satu-satunya.

Abel dulu jelas ingin ikut, namun mereka menolak, ingin bekerja tanpa gangguan katanya.

Hari ke hari, tahun ke tahun, Abel terbiasa dengan itu semua. Kesepian? Tentu saja, tapi mau mengeluh pun percuma, mereka tidak akan pulang. Uang memang mengalir setiap waktunya, bahkan Abel merasa jika nominal pada rekeningnya membludak. Tapi bukan itu yang diinginkan seorang gadis dalam masa pubertas, Abel membutuhkan kasih sayang keduanya.

Dengan lesu gadis itu merebahkan tubuhnya. Ingatannya kembali pada kejadian-kejadian dirinya dengan Elang, uh..bahkan dia masih tidak menyangka jika menjadi pacar laki-laki itu.

Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Abel, sekarang kamu memiliki Elang.

Mata cantik itu terpejam dengan nafas yang beraturan.

**

"Selamat pagi tuan putri" Elang tersenyum manis menyapa Abel.

"Pagi" balas Abel.

"Nanti pulang bareng ya, biar gue bisa tau rumah lo, biar besok bisa gue jemput" tangan Elang bertengger manis dikepala gadisnya, mengelusnya dengan sayang.

"Iyaaa"

"Kita duduk bareng sekarang" sepertinya mood Elang sedang begitu bagus, lihat saja bibirnya yang selalu tersenyum.

"Semalem makasih ya baby, inget banget gue ck" celoteh Elang dengan senyum menggoda.

"Ih! Jangan gitu" rengek Abel dengan tangan yang memukul gemas lengan kekasihnya. Sungguh, dia malu jika mengingatnya.

"Iya engga"

Elang memajukan wajahnya, mendekatkan bibirnya pada telinga gadis disampingnya.

"Ekhm, tapi lain kali giliran gue yang muasin lo oke" bisiknya dengan suara yang sengaja diberatkan, tak lupa jilatan singkat pada daun telinga gadisnya.

Abel terdiam kaku, telinga dan wajahnya memerah malu. Dia membalas tatapan Elang, bibirnya ikut tersenyum miring.

"Oke, gue tunggu" bisiknya dengan tangan yang meremas celana bagian depan Elang dengan nakal.

"Shit! Naughty girl"

***

Voteeeeeee

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang