chapter 14

18.1K 129 2
                                    

Dobel apdet ya, lunas!

5 vote lagi untuk next chapter, apdet tergantung pada vote kalian yaaa

Kalo kalian semangat, mau tiap hari apdet juga bisa hihi

Happy reading~

***

"Elang ih!" rengekan Abel kembali terdengar untuk kesekian kalinya. Gadis itu masih berusaha membujuk Elang yang tengah merajuk.

"Elang!" rasanya Abel ingin menangis saja saat melihat laki-laki itu tidak mengindahkan rengekannya dan terus fokus pada jalanan di depan.

Abel tak menyangka jika ucapannya yang asal keluar akan berdampak seperti ini. Tapi ya gimana ya, Aster tuh emang ganteng.

Sehabis istirahat tadi hingga sekarang, Elang belum juga bersuara. Abel tak kuat rasanya jika harus diam-diam seperti ini.

Hubungan mereka yang sudah menginjak satu bulan membuat Abel sedikit-sedikit mulai memahami bagaimana sikap dan sifat seorang Elang Erlangga.

"Elang ih! Gue minta maaf, tadi itu cuma boongan aja" gadis itu menatap Elang penuh harap.

"Berisik!" sentak Elang kesal.

"Jahat! Masa ngga mau maafin, dosa loh"

"Bodoamat!"

"Yaudah lo mau apa? Asal gue dimaafin nih. Ngga enak tau diem-dieman gini" ucap Abel dengan nada yang terdengar frustasi.

"Ngga ada" Elang melajukan mobilnya saat lampung menyala hijau.

Jika ada yang bertanya dimana Intan, Abel sudah mengusirnya tadi. Tidak mudah, harus disogok dengan susu kotak rasa coklat sebanyak sepuluh biji.

"Yakin?"

"Hm"

Abel yang tak yakin rasanya. Tangannya dia ulurkan pada bagian selatan laki-laki itu.

"Yakin?" tanya nya lagi.

Elang menggeram pelan melihat kenakalan gadisnya. Sepertinya tindakan Abel ini akan berhasil meluluhkan dirinya.

"Hai little Elang"

"Shit! Abel!"

**

Abel memakan keripik kentang dipangkuannya dengan mata yang fokus menatap acara di televisi.

Sesekali gadis itu berdecak kesal saat siaran digital itu menghilang beberapa kali karena tidak ada sinyal.

Memang jernih, sejernih wajahnya. Namun suara digital ini juga memiliki keminusan tersendiri. Sudahlah lupakan.

"Non Abel"

"Eh iya bi, kenapa?"

"Makan dulu non, udah bini siapin"

Abel mengangguk, dia mematikan televisi sebelum mengikuti ART nya menuju dapur.

"Bibi makan bareng aku ya" ucap gadis itu.

Bi Eni tersenyum sebelum mengangguk. Hampir setiap anak majikannya akan makan, dia pasti diajak. Bi Eni tidak bisa menolak, karena dia tau jika Abel tidak suka makan sendiri.

"Non Abel udah punya pacar ya" goda Bi Eni. Abel tersenyum malu mendengarnya.

"Bibi tau darimana dih"

"Tadi bibi liat! Besok-besok bawa kesini ya non, bibi pengen tau"

Obrolan hangat mengalir dari mulut keduanya. Abel bersyukur dengan adanya Bi Eni, setidaknya dia masih bisa merasakan kasih sayang seorang ibu walau bukan dari ibunya sekalipun.

***

Thank you ges!

See you next chapter

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang