chapter 06

33.6K 218 1
                                    

Payah wuu, ngga bisa dobrak targetnya

Karena kasian, jadi happy reading, Ngga jadi dobel ap:D

**

"Bel" panggil Elang serak.

"Kenapa?" tanya Abel.

"Lo mau bantuin gue ngga?"

"Bantuin?" Abel menatap Elang bingung, yang dibalas tatapan berkabut laki-laki itu.

Elang menarik pelan tangan Abel.

"Duduk nya deketan" ucapnya seraya menyandarkan kepala Abel pada dada bidangnya, yang dituruti Abel.

"Bantuin apa El?"

"Lo cukup diem dan jangan nolak" pesan Elang.

Abel hanya mengangguk, tak tau saja apa yang ada di otak Elang.

Tangan yang semula hanya merengkuh pinggang Abel, kini mulai nakal mengelus paha terbuka milik gadis itu. Abel sukses meremang, dia bahkan mendesis kaget.

"E-el?" panggilnya gugup.

"Hm?" bukannya terdengar seperti dehaman, justru lebih menyerupai desahan lirih.

Di belakang, mata Elang terpejam rapat. Otaknya membayangkan adegan-adegan dirinya dengan Abel. Walau hanya sekedar membayangkan, namun berhasil membuat yang dibawah sana tegang maksimal.

Elang menyerukkan kepalanya pada leher Abel, menghembuskan nafas panas disana.

"Arghh" geramnya tepat ditelinga gadis itu. Abel benar-benar membatu, tubuhnya terasa panas mendengar geraman manusia dibelakangnya.

Tangan itu bergerak mengelus paha dalam gadisnya, ya gadisnya. Bibirnya mengecup pelan telinga Abel, sesekali lidahnya terjulur mengecap rasa disana.

"Bel" lirihnya.

Abel hanya menoleh sedikit, bibirnya tidak mampu lagi bersuara.

"Lo pacar gue sekarang" ucap Elang mutlak. Mata Abel terpejam sesaat, dia mengangguk pelan, patuh.

"Mama pergi" tangan kiri Elang merengkuh pinggang Abel.

"Cuma tinggal kita berdua" lanjutnya dengan tangan kiri yang mencengkeram pelan paha gadisnya.

"Ngga akan ada yang liat.. ahh" kepalanya bersandar penuh pada pundak Abel, menatap gadis itu yang kini memejamkan matanya.

Elang mendekatkan kepalanya pada leher belakang milik Abel, mengecup dan menjilatnya basah.

"Engh" Abel tidak munafik, dia menikmati ini semua. Elang benar-benar memperlakukannya dengan baik.

Tangan kiri Elang mengusap sensual perut ramping Abel, sedangkan tangan kanannya masih berada paha gadis itu.

"Tutup mata lo, jangan liat kebelakang" pesan Elang yang diangguki Abel.

Elang menyandarkan tubuhnya pada sofa, tangannya meraih remot tv, menambah sedikit volume suara di kotak persegi itu.

Setelah mendapatkan volume yang pas, dia meletakkan kembali remotnya. Dua tangannya kini menjauh dari tubuh gadis itu.

Berganti mengelus daerah selatannya yang kini makin sesak. Diarahkan tangan kanannya untuk kembali merengkuh pinggang pinggang Abel.

Jadi posisinya, Abel duduk didepan Elang, tepatnya disamping paha kanan laki-laki itu. Jarak keduanya benar-benar dekat.

***

Tarik napas

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang