chapter 11

22.2K 159 0
                                    

Ketemu lagiiiii

Ramein hayookk biar bisa dobel apdet lagi

5 vote ya, cuma lima doang
Kurang baik apa akutuuu

Happy reading~

***

Abel menatap kesal gadis yang terus menempel seperti lintah pada Elang. Gadis yang katanya berstatus sebagai sepupu Elang itu sejak dari bandara tidak juga menjauh dari Elang.

Tanpa malu gadis yang bernama Intan itu justru semakin memeluk erat lengan Elang, tidak peduli jika Elang sedang menyetir sekalipun. Ya, mereka masih dalam perjalanan.

Elang diam bukan karena menikmati, dia pun sudah lelah menghadapi sikap sepupu yang tak pernah dirinya tau keberadaannya itu.

"Kamu gatel-gatel-gatel, nananana.." senandung Abel. Mencoba bersikap acuh pada lintah didepannya.

Intan menoleh sekilas, dia menatap Abel tak suka.

"Suara lo jelek!" ucapnya.

"Anjing" gumam Abel.

Sudahlah, malas sekali jika harus ribut dengan orang yang tak sebanding dengannya, lebih baik tidur.

**

Abel membuka matanya saat merasakan badannya terguncang pelan.

"Bangun hey"

"Udah sampe?" tanya Abel serak.

Elang mengangguk, dia merapikan anak rambut yang menutupi wajah gadisnya.

"Turun yuk, bunda nyariin"

Keduanya bergandengan tangan memasuki kediaman keluarga Erlangga. Kedatangan keduanya disambut oleh Alin yang langsung menarik Abel untuk duduk disofa.

"Maaf ya tan, tadi aku ketiduran" ucap Abel tak enak.

"Gapapa, harusnya bunda yang minta maaf, pasti kamu cape"

"Kasian pacar El jadi kecapean kan bund" sambung Elang.

"Eh? Udah pacaran?" tanya Alin kaget.

"Udah tante" jawab Abel dengan senyum malu.

Alin memeluk Abel sayang, dia bersyukur Abel yang menjadi pacar anaknya yang nakal itu.

"Makasih ya udah mau sama Elang, kamu tidur gih dikamar Elang. Dan sekarang panggil bunda juga, jangan tante"

"Bunda tau aja" gumam Elang dengan senyum miring.

**

"Emhh.."

Elang tersenyum mendengar lenguhan gadis yang berada dibawahnya. Dia memperdalam ciuman keduanya, lidahnya aktif membelit lidah Abel, sesekali dia menarik lidah gadisnya keluar sebelum mengemutnya dengan penuh nafsu.

Merasa pasokan udara menipis, Abel mendorong pelan tubuh yang mengukungnya.

"Udah" lirihnya, padangannya dia alihkan saat merasa pipinya memanas.

"Nginep ya"

"Gamau"

"Bunda yang nyuruh, tadi bilang waktu lo masih tidur ke gue"

Abel membalas tatapan Elang, dia bisa melihat gairah dikedua bola mata gelap itu.

"Sekamar?" tangannya memainkan ujung kaos milik Elang.

"Hm, bunda bolehin. Asal gue ngga apa-apain lo katanya, tapi mana bisa" Elang menunduk dan menyambar leher jenjang milik gadisnya, memberikan jilatan dan gigitan samar yang berhasil membuat Abel mendesah lirih.

"Jangan bikin tanda" cegah Abel saat merasakan hisapan Elang pada lehernya.

"Satu aja, besok libur, ngga akan ada yang liat"

"Akh! Elang ih, jangan kenceng-kenceng" Abel memekik kesal.

"Maaf-maaf"

Elang melanjutkan aktivitasnya, bermain pada leher dan bibir gadisnya. Tanpa tau jika ada sosok lain yang mendengar desahan Abel.

***

Thank you ges

See you next chapter

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang