chapter 10

24.5K 156 1
                                    

Harusnya nunggu target, tapi karena aku baik jadi aku up sekarang

Happy 4k pembacaaaa, sesuai janji, dobel ap

Thanks yg udah setia vote! Makasih jg buat yg udah follow akuee dan baca cerita ini, ini buat kalian><

Happy reading~

***

"Rumah lo gede amat" Elang berdecak kagum, pandangannya menyapu bagian dalam rumah Abel.

"Gedean rumah lo"

Elang nyengir saja.

"Mama lo mana? Mau ijin buat apelin anaknya nih"

"Ortu gue kerja diluar negeri"

"Oh sorry ya" ucap Elang tulus.

"Kenapa minta maaf dah?" tanya Abel heran.

"Ya... siapa tau lo sedih"

Abel mengibaskan tangan kanannya.

"No sedih-sedih club"

Elang mendekat, tangannya merangkul mesra pinggang Abel.

"Sekarang ada gue, lo ngga akan kesepian lagi. Panggil gue kalo lo butuh temen oke?"

Abel tersenyum, dia mengangguk.

"Makasih" ucapnya tulus, bibirnya mengecup sekilas bibir Elang.

"Udah berani ya sekarang" Elang menjawil hidung Abel pelan, keduanya terkekeh.

Dengan posisi masih berdiri dan berada diruang tamu, Abel memeluk pinggang Elang, kepalanya mendongak guna menatap sang kekasih.

"Makasih udah mau nerima gue ya El"

Elang mengangguk dengan senyum manisnya. Tangan Abel kini memeluk leher Elang walau harus berjinjit karena tinggi keduanya yang berbeda.

Bibirnya tanpa ragu mengecup bibir Elang. Keduanya berciuman, tulus dan penuh kasih sayang, tanpa ada nafsu didalamnya.

**

"Abang"

"Kenapa mah?"

"Besok kamu jemput adek kamu ya"

Kening Elang berkerut binggung, adik? Dia kan anak tunggal kaya raya  kesayangan papa mama.

Mengerti anaknya kebingungan, Alin terkekeh.

"Adik sepupu bang, ngga pinter banget si" suami Alin menjawab disertai hinaan, Andre.

Elang mendengus mendengarnya, ayahnya itu memang suka sekali menghina dirinya, sedangkan Alin hanya geleng-geleng kepala.

"Abang gini juga keturunan ayah, bundaku sayang kan pinter" balas Elang, matanya menatap sang bunda penuh kasih sayang.

"Heh!" Andre berteriak kesal, tangannya melayangkan sendok tepat pada kepala anaknya.

"Ayah ih! Sakit! Bunda liatin ayah, masa anaknya dianiaya" adu Elang, bibirnya mengerucut sok imut.

"Najis" cibir Andre.

"Ayah, udah deh, suka banget gangguin anaknya" tegur Alin, Elang tersenyum penuh kemenangan mendengarnya, apalagi saat tangan sang bunda mengelus kepalanya.

"Jangan belain dia terus bun, tuh liat mukanya kaya dapet lotre gitu" Andre menatap anaknya malas.

"Iri bilang bos"

Elang bangkit dari duduknya.

"Jangan dikasih jatah bund" ucapnya pada Alin, dia mengecup sekilas kepala sang bunda sebelum berlalu pergi dengan menatap sinis ayahnya.

"Siap bang" balas Alin.

"Sayang ih!"

Elang yang berada di tangga tertawa puas mendengar teriakan Andre.

***

Ututututu cocwittt

Vote yok, follow jangan lupa biar tau kalo ada pemberitahuan

See you next chapter♡

Abeelater(18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang