𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚; 𝟑 𝐚𝐦.

1.3K 124 10
                                    

Rate : T+
cw // mpreg, kissing, make out

Suara raung tangisan tersesap masuk ke dalam rungu Ravael tepat pukul 3 dini hari, sebuah kebiasaan rutin Lily, sang adik dari Logan saat tidurnya resah karena rasa lapar. Bayi berumur 5 bulan itu masih saja terbangun dalam tidurnya disaat Ravael bahkan belum terlelap. Namun dengan rasa sabar dan tabah, pria itu menjalankan tugas orang tua sebagaimana mestinya.

Dengan sigap, ia membawa Lily kedalam gendongan agar tangisnya mereda. Terbukti, usapan dan tepukan halus yang diiringi lantunan catch a falling star selalu berhasil membuat sang anak kembali tertidur dengan tenang.

Ravael tersenyum, putrinya satu ini memang mudah terbangun karena sifat light sleeper sama seperti dirinya. Sedangkan sang kakak, Logan Lee, masih meringkuk diatas keranjang bayi dengan tenang. Padahal pecah tangisan Huang Lily begitu menggema hingga ke sanding kamar, tepat dimana ia dan Alex beristirahat.

Setelah memberinya susu yang selalu ia sediakan diatas nakas samping keranjang bayi keduanya, perlahan ia membawa kembali Lily menuju peraduan, tepat disisi Logan. Dengan telaten, Ravael membenahi kembali kaus kaki serta kaus tangan yang tadi sempat terlepas, sebab sang anak menggeliat terlalu banyak dalam gendongannya.

Kakinya kembali melangkah menuju kamar setelah mengecup dahi anak kembarnya. Dilihatnya Alex sedang meraba-raba bagian samping dengan telapak tangannya, mencari eksistensi pasangan hidupnya yang saat ini masih berdiri seraya mengulum senyum karena kelakuan unik sang suami. Kegiatan ini menjadi sebuah refleks sejak hari pertama Ravael terbangun dalam tidur untuk meredakan tangis anaknya.

Badan tegap itu tak lama bangkit, masih dengan meraba sekitar kasur, sebelah tangannya turut mengusap mata untuk menghalau rasa kantuknya,

"Queen? Are you up?"

Debaran itu masih sama, rasanya bagai detak jam dinding yang dipercepat hingga tiga kali lipat kala bilah bibir Alex memanggil ia dengan sebutan Ratunya. Sedang Ravael hanya menggigit bibir, setelahnya menelusup masuk kedalam selimut yang telah tersibak saat ia buru-buru berlari menuju kamar si kembar tadi.

Alex tersenyum, melihat eksistensi sang suami yang kini mengusap pipinya perlahan. Dibawanya jari-jari mungil yang menangkup wajahnya menuju bibir, mengecupnya bergantian satu persatu. Tak ayal rona merah tercipta di pipi selembut kain sutra milik sang empu yang biasa ia gigit kala gemas.

"Lily bangun lagi, ya?" tanyanya lembut sambil menarik Ravael dalam rengkuhan, lalu ia usap pelan lengan kanan polosnya yang tak tertutupi apapun.

"Huum, tapi gak se-rewel kemarin, untungnya Logan gak ikut bangun." jawab Ravael, lantas ia ikut menyamankan dirinya di pelukan sang suami, membuat kelopak mata segarnya berubah menjadi kantuk dalam hitungan menit.

Alex mengecup puncak kepalanya pelan dan mengusakkan hidung bangirnya disana,

"I said what i said about you're gonna be a great parents for twins, Queen, no doubt. Maaf kalau aku kurang sigap dibanding kamu, tapi semisal nanti kamu capek, jangan segan bilang ke aku ya sayang?"

Ravael mengangguk, hatinya menghangat karena pujian yang seringkali Alex layangkan kala dirinya diselimuti keraguan. Bayang-bayang menjadi orang tua di umur yang masih muda dan meninggalkan puncak karirnya demi sang anak tak jarang membuatnya berpikir akan sarat penyesalan. Namun berkat Alex yang selalu memberi dukungan serta ketenangan, Ravael akan selalu mengucap syukur berkat anugrah yang Tuhan beri.

Alex mengangkat kepalanya, hal ini membuat kedua pasang netra itu terkunci. Perlahan ia kikis jarak antar tubuhnya, bibir miliknya menyesap halus kepunyaan Ravael yang semanis cherry. Tangan mungil itu lantas meremat baju Alex kala sang suami memperdalam ciumannya. Temponya konstan, sehingga Ravael mudah mengikuti alur sesapan bibir Alex yang bertaut dengan miliknya.

Tanpa aba-aba, lidah Alex menerobos masuk, mengundang lenguhan yang akhirnya tercipta saat tangan nakal milik sang suami ikut mengusap perut ratanya, akibat perca yang melekat pada tubuhnya tersingkap hingga keatas,

"Anggh-hh Alex,"

Alex terkesiap, hormonnya benar-benar sulit terkendali. Gaun malam yang Ravael pakai sekarang memang salah satu favoritnya, karena dengan pakaian ini, ia terlihat begitu sexy dan imut di waktu yang bersamaan. Potongan croptop bertali spaghetti adalah sebuah kelemahannya.

"Im sorry, Queen. You look divine tonight, i can't control myself."

Lantas pinggang Alex ia cubit, "you and your obsession with this pajamas,"

Pria itu terkekeh, mengecup kembali sudut bibir sang empu dan mengubah posisi keduanya agar berbaring. Ditariknya selimut abu-abu itu hingga menutupi batas dada. Jam telah mencumbu pukul 4, sudah saatnya mereka kembali tertidur karena hari ini ada banyak kegiatan menunggu di kantornya. Sedikitnya mereka berbincang untuk mendapat kantuknya lagi.

"Anyway, tadi kamu bangun jam berapa? Kok aku gak denger suara nangis Lily ya?" tanyanya polos.

Hal itu mengundang tawa dari Ravael, dicubit hidung bangir miliknya perlahan, "Lee will always be Lee."

• • •

Hehe haloooo🤧 aku gemes pas baca lagi buku ini karena memang aku lagi sedikit merevisi kontennya, jadi sekalian aja kukasih bonus chapter Ravalex dan bocilnya xixixi.

Anw yup disini anak kembar Ravalex ngambil marga yang berbeda, karena tuntutan keluarga. Huang diambil buat Lily, dan Lee diambil untuk Logan🥰

Without any further adieu, thank you so much buat yang baca buku ini sampai akhir, ciao!🤍

𝐋𝐨𝐰𝐤𝐞𝐲; NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang