𝐞𝐱𝐭𝐫𝐚; 𝐚𝐥𝐞𝐱'𝐬 𝐟𝐚𝐮𝐥𝐭

939 80 14
                                    

Rate : T+
Cw : mpreg

Erangan halus terlontar dari bilah bibir milik Ravael, matanya lantas menyapu ke seluruh ruangan yang ia yakini bila saat ini baik ia dan suaminya berada di atas peraduan kamar utamanya. Cahaya remang melatari suasana sekitar, ditambah suara lemah dengkuran Alex kini membuat ia menyadari kalau mentari akan bergegas menampakkan diri dari singgasananya.

Kepalanya masih pening, efek dari wine semalam nyatanya bersarang kuat. Tadi malam dirinya dan Alex baru saja menggelar perayaan anniversary pernikahan ke-5 yang digelar di ballroom hotel milik sang mertua. Namun yang membuat dirinya mabuk adalah berkat acara after party atas rencana Helio, tentunya diselenggarakan di bar tempat dimana Ravael dan Alex bertemu pertama kali.

Badannya terasa lengket, namun saat ia mulai bergerak rasa sakit yang tadi tertahan sekarang sedikit mendera dibagian belakang hingga tulang pinggangnya. Sedikit meringis Ravael beranjak dari atas ranjang untuk membersihkan diri menuju kamar mandi, kilas balik ingatannya mulai datang. Ah, sepertinya tadi malam mereka memang sempat bercinta.

Tapi tunggu, Ravael merasakan hal aneh saat ia telah menapakkan kakinya diatas lantai, dirasa bagian belakangnya terdapat cairan hangat yang meluncur menuju paha bagian dalam. Seketika ia berdecak kesal, sepertinya tadi malam Alexnya lupa untuk memakai pengaman saat persenggamaan terjadi.

"Fuck, Alex.... i hate you."

•     •     •

Hari ini sudah tepat 4 minggu suasana aneh antara Ravael dan Alex berlangsung. Semenjak kejadian kemarin, Ravael kerap kali mengacuhkannya, meskipun tidak dalam segala hal, namun sedikitnya Alex merasa sedikit kekecewaan timbul akibatnya. Seperti saat ini, dirinya akan berangkat bekerja dan Ravael tidak ikut mengantar hingga pintu depan, yang ada ia kembali masuk untuk merapihkan meja makan.

Alex mendesah pasrah, sepertinya ia harus bertindak tegas kali ini. Membiarkan masalah berlarut-larut membuatnya seringkali kehilangan fokusnya dalam bekerja, apalagi sampai sekarang pun ia belum menemukan titik temu kesalahannya. Lantas Alex bergegas mengantarkan kedua anak kembarnya menuju sekolah dan memutar balik setirnya menuju arah rumah.

Tepat saat roda mobilnya berhenti sebelum mencapai gerbang utama, ia melihat suv putih milik Ravael berbelok menjauhi kediamannya. Tak ingin membuang waktu, ia mengikuti arah tujuan mobil itu perlahan. Sedikit familiar, tapi jika dirinya tak salah ingat sepertinya rute ini akan menuju rumah sakit milik sepupunya.

Dan ia tak salah mengira, langkahnya kini sudah bergegas mengikuti Ravael dari jauh agar tak terlihat. Namun sepertinya sang suami mungilnya pun nampak begitu terburu dan tidak memperhatikan sekitar. 45 menit urusan miliknya selesai, mobilnya sudah kembali mengikuti Ravael dari belakang. Kali ini tujuannya adalah kediaman mereka.

Alex masih terdiam saat melihat Ravael duduk di sofa ruang tengah, posisinya membelakangi pintu utama sehingga ia mungkin tidak menyadari keberadaan Alex disini. Tangan Ravael kembali membuka surat pemeriksaan dokter (yang dapat Alex lihat dari logo rumah sakitnya), dan tak lama dari itu ia menangis.

Kekhawatiran menghinggapi pemikiran Alex, apakah selama ini Ravael menyembunyikan suatu penyakitnya? Dan ia tidak mengetahui hal ini sama sekali? Atau mungkin Ravael memiliki riwayat penyakit keras yang– ah, tunggu, ia tak ingin berfikiran sampai sana. Hatinya merapal semoga saja hal ini tidak mengkhawatirkan.

"Ravael,"

Pria mungil itu terkesiap, menyadari entitas suaminya yang terlihat sedikit mengejutkan. Tangannya sibuk merapihkan surat diatas meja, sebelum akhirnya dicekal oleh sang empu,

𝐋𝐨𝐰𝐤𝐞𝐲; NorenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang